Profesor AS: Klaim Kebebasan Berpendapat Prancis Kontradiktif
(last modified Sat, 07 Jan 2023 09:28:12 GMT )
Jan 07, 2023 16:28 Asia/Jakarta
  • Profesor AS, Richard Falk
    Profesor AS, Richard Falk

Pemerintah dan Kementerian Luar Negeri Prancis kembali menunjukkan dukungan atas aksi kurang ajar majalah Charlie Hebdo, yang menghina Revolusi Islam dan Republik Islam Iran, dengan menyebutnya sebagai bentuk kebebasan berpendapat.

Profesor hukum internasional di Universitas Princeton, Amerika Serikat, Richard Falk, Sabtu (7/1/2023) dalam wawancara dengan surat kabar Jamejam, menjelaskan konsep kebebasan berpendapat, dan kontradiksi dalam kata dan tindakan negara-negara Barat terkait konsep ini.
 
Ditanya soal aksi penghinaan majalah Prancis, Charlie Hebdo terhadap Revolusi Islam Iran, Richard Falk mengatakan, "Tidak diragukan penghinaan atas agama, mazhab dan nilai-nilai yang dianut orang lain di Prancis, merupakan buah dari perilaku tidak bertanggung jawab dan biadab di negara itu, di sisi lain merupakan akibat penyebaran Islamfobia oleh beberapa pejabat Prancis dan negara Barat lain."
 
Ia menambahkan, "Prancis dan negara Barat lain menghina simbol-simbol Islam, kemudian mengklaim bahwa aksi semacam ini tidak menyerang Islam secara langsung. Ini adalah kontradiksi dalam sikap, dan klaim negara-negara semacam Prancis."
 
Menurut Richard Falk, dalam persidangan kasus penghinaan majalah Charlie Hebdo, pengadilan Prancis terang-terangan mengklaim tindakan yang dilakukan majalah itu tidak secara langsung menghina agama Islam.
 
"Terjadi kekerasan sistematik dan Islamfobia terorganisir di negara-negara Barat termasuk di Prancis, dan ini diperkuat oleh institusi negara, di sisi lain langkah Ayatullah Khamenei menyurati para pemuda Eropa, telah menggagalkan upaya mengjungkirbalikkan gambaran tentang Islam dan Iran," pungkasnya. (HS)

Tags