NATO Larang Pegawainya Gunakan Tik Tok
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) secara resmi melarang karyawannya memasang aplikasi Tik Tok di perangkat lembaganya, karena masalah keamanan.
Aplikasi Cina, Tik Tok dilarang di Parlemen Eropa, AS, Kanada, Jerman, Inggris, Norwegia, Prancis, Austria dan Latvia.
Seorang pejabat senior NATO hari Jumat (31/3/2023) mengatakan, "Keamanan dunia maya adalah prioritas utama NATO, dan memiliki persyaratan yang kuat untuk menentukan aplikasi untuk penggunaan komersial resmi,".
NATO menjadi entitas tingkat negara yang melarang aplikasi Cina, Tik Tok dengan dalih keamanan, tapi hingga kini tidak pernah menyampaikan bukti yang bisa dipertanggung jawabkan.
Shou Zi Chew, CEO Tik Tok baru-baru ini menekankan bahwa perusahaan yang ia pimpin sepenuhnya independen dari Beijing, dan mengatakan bahwa ia tidak memiliki bukti akses pemerintah Cina ke data Tik Tok.
Tik Tok, dengan kemampuan untuk merekam, mengedit dan berbagi video musik pendek, sangat populer di kalangan pengguna di seluruh dunia.
Banyak orang menghabiskan lebih banyak waktu dengan Tik Tok daripada jejaring sosial lainnya.
Menurut data Statista, pengguna Tik Tok menghabiskan rata -rata 29 jam sebulan.
Tik Tok saat ini memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif di seluruh dunia, dan lebih dari 100 juta dari mereka ada di AS.
Besarnya jumlah pengguna Tik Tok di AS terjadi di Gedung Putih mengeluarkan larangan penggunaan aplikasi media sosial Cina itu.(PH)