Filipina Bakal Terima Senjata dari Korea Selatan
Korea Selatan di tengah-tengah eskalasi tensi antara Cina dan Filipina dilaporkan akan mengirim sistem manajemen pertempuran laut.
Angkatan laut Filipina dan Cina saling berhadapan pada 28 April. Beijing mengumumkan bahwa masuknya kapal militer Filipina ke perairannya menjadi penyebab ketegangan militer antara angkatan laut kedua negara.
Filipina baru-baru ini menyerahkan pangkalan militer baru kepada Amerika Serikat. Presiden Filipina juga berkunjung ke Amerika Serikat. Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr Minggu (30 April 2023) lalu berkunjung ke AS dan bertemu serta berunding dengan Presiden Joe Biden.
Di tengah eskalasi ketegangan antara Cina dan Filipina, sebuah perusahaan senjata Korea Selatan mengkonfirmasikan penjualan sistem perang maritim kepada Manila.
Menurut laporan Yonhap, Hanwha Systems Jumat (12/5/2023) melaporkan telah menjual sistem pertempuran laut kepada Filipina.
Masih menurut sumber ini, perusahaan senjata tersebut membenarkan kontrak senilai 34,5 juta dolar untuk sistem manajemen pertempuran laut CMS dengan angkatan laut Filipina.
Sistem yang diperbarui dari Direktorat Perang Angkatan Laut buatan Korea Selatan akan dipasang pada enam kapal patroli Angkatan Laut Filipina seberat 2.400 ton. Nilai sistem ini adalah 29,5 juta dolar, dan nilai sistem komunikasi periferalnya - terutama untuk transmisi data taktis - dinyatakan 5 juta dolar.
Perusahaan senjata Korea Selatan, yang terakhir menandatangani kontrak senjata dengan militer Filipina pada 2017, telah mengumumkan akan berpartisipasi dalam rencana untuk memodernisasi dan memperbarui armada angkatan laut negara tersebut.
Sistem manajemen pertempuran laut digunakan untuk analisis terperinci dari data yang dikumpulkan, baik senjata maupun komunikasi, dengan tujuan untuk menangani potensi ancaman dengan lebih baik.
Disebutkan bahwa menyusul berita kesepakatan AS dan Filipina terkait penyerahan empat pangkalan militer kepada Washington dan kekhawatiran Cina, Ferdinand Marcos Kamis lalu berusaha menenangkan Beijing bahwa empat pangkalan tersebut tidak akan digunakan untuk menyerang negara mana pun. Ini sebuah upaya justifikasi presiden Filipina terkait pangkalan militer baru Amerika tersebut. (MF)