Babak Baru Manuver Militer Berbahaya AS di Asia
(last modified Sun, 18 Jun 2023 05:09:42 GMT )
Jun 18, 2023 12:09 Asia/Jakarta

AS melancarkan babak baru kelanjutan kebijakan militerisasinya yang provokatif dan berbahaya di benua Asia yang luas.

Pada Jumat pagi, 16 Juni, kapal selam nuklir USS.Michigan melancarkan aksinya dengan berlabuh di pelabuhan Pusan ​​yang terletak 320 km tenggara Seoul.

Penempatan kapal selam nuklir Amerika ini terjadi setelah pemerintah Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Jepang sehari sebelumnya sebagai protes atas latihan perang baru-baru ini antara Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Sebelumnya, pemerintah Korea Utara mengumumkan bahwa Pyongyang akan meningkatkan kebijakan pencegahan militer sebagai tanggapan atas sikap Washington. Latihan perang bersama antara Amerika Serikat dan Korea Selatan baru-baru ini yang diadakan dengan dalih peringatan 70 tahun koalisi kedua negara, yang diadakan pada jarak 25 kilometer dari perbatasan kedua Korea merupakan langkah sangat berbahaya dan provokatif yang dapat meningkatkan api perang antara kedua Korea.

Selama kunjungan Presiden Korea Selatan ke Washington pada bulan April, presiden kedua negara menandatangani dokumen yang dikenal sebagai "Deklarasi Washington". Dokumen dan komitmen ini ditandatangani untuk memperkuat kekuatan pencegahan militer Seoul guna menghadapi apa yang disebut sebagai "ancaman Korea Utara".

Dalam reaksi pertama, Kementerian Pertahanan Korea Utara mengutuk tindakan militer Amerika Serikat, dan menganggap diadakannya latihan bersama antara Amerika Serikat dan Korea Selatan sebagai aksi provokatif dan menyebut latihan perang ini akan mengarah pada tanggapan yang tak terelakkan.

Menanggapi kesepakatan nuklir antara Seoul dan Washington, pemerintah Pyongyang telah mengumumkan, "Selama Amerika Serikat tidak mengakhiri kebijakan bermusuhannya untuk menggulingkan rezim yang berkuasa di Korea Utara, maka kami tidak akan mundur dari program misil dan nuklir."

Sehubungan dengan ini, Kim Yo-Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara, juga mengumumkan, "Perjanjian antara Amerika Serikat dan Korea Selatan untuk memperkuat pencegahan nuklir terhadap Korea Utara akan meningkatkan ketidakamanan di dunia,".

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita resmi Korea Utara, Kim Yo Jong juga menegaskan bahwa kesepakatan antara presiden Amerika Serikat dan Korea Selatan merupakan tindakan yang paling bermusuhan dan agresif terhadap Korea Utara, yang hanya akan menempatkan keamanan dan perdamaian negara Asia Timur dan dunia dalam risiko yang lebih serius.

 

 

Ini adalah pertama kalinya sejak 1980-an Amerika Serikat mengerahkan kapal selam rudal balistik di Korea Selatan. Perjanjian April antara Amerika Serikat dan Korea Selatan juga memiliki dampak negatif lainnya di dunia.

Pemerintah Rusia menganggap pernyataan Washington sebagai langkah lain Barat untuk menghancurkan keamanan internasional. Menanggapi pernyataan Washington, Maria Zakharova, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa Amerika dan sekutunya di kawasan Asia Timur jelas telah mengambil langkah untuk mengulangi pola destruktif bagi keamanan internasional. ."

Tidak ada keraguan bahwa para politisi yang menguasai Amerika Serikat menyerukan perdamaian di beberapa bagian dunia, tapi pada saat yang sama menabuh genderang perang di beberapa bagian lainnya. Kebijakan standar ganda pejabat Gedung Putih ini berasal dari kebijakan pemerintah Washington yang mengusung perang dan militerisme.

Pemerintah Amerika sedang mencoba untuk mengekspos pesaing industri, militer, dan ekonominya di berbagai wilayah di dunia sebagai ancaman dengan dalih yang berbeda.

Posisi Cina sebagai pesaing utama Amerika dengan perkembangan ekonomi, politik, dan militernya dalam beberapa tahun terakhir menjadikan Washington terus menciptakan ketidakamanan di kawasan Asia, termasuk intervensinya dalam masalah Taiwan di Asia timur dan kawasan Asia tenggara.

Tindakan provokatif Amerika Serikat dan sekutunya di kawasan Asia, memicu intensifikasi perlombaan senjata, ketidakstabilan, dan melemahnya perdamaian terutama di Semenanjung Korea. Setelah penyelenggaraan setiap latihan bersama antara Amerika Serikat dan sekutunya di kawasan Asia Timur, Korea Utara menembakkan satu atau dua rudal balistiknya.

Tujuan tindakan Korea Utara ini untuk menunjukkan tindak lanjut dari gerakan militer Amerika Serikat dan sekutunya di Asia Timur dan perbatasan bersama kedua Korea. Selain itu, menjadi bukti kemampuan militer Korea Utara dan daya tangkalnya terhadap tindakan AS.

Gerakan militer AS di Asia timur menggiring perlombaan senjata di kawasan ini yang semakin meningkat, dan ini akan menimbulkan ketidakamanan di tingkat regional dan global.(PH)

Tags