AS Kembali Ke UNESCO Tanpa Jaminan Tidak Bakal Keluar Lagi
Amerika secara resmi kembali ke Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) setelah lima tahun.
Audrey Azoulay, Direktur Jenderal UNESCO yang berafiliasi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan dalam konteks ini, Kembalinya Amerika Serikat ke UNESCO selesai dan negara ini sekali lagi menjadi anggota organisasi ini.
Amerika Serikat pada tanggal 30 Juni 2023 diterima kembali sebagai anggota UNESCO dengan suara mayoritas.
Negara-negara anggota UNESCO menyetujui kembalinya Amerika Serikat ke UNESCO dengan 132 suara setuju, 10 menentang dan 15 abstain.
Cina, Rusia, Korea Utara, Iran dan Suriah termasuk di antara penentang bergabungnya kembali Amerika Serikat ke UNESCO dan mencoba menunda pemungutan suara.
Lima tahun setelah penarikan Amerika dari UNESCO selama masa kepresidenan Donald Trump, pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengumumkan pada awal Juni, Ingin kembali ke organisasi ini.
“Amerika Serikat telah secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung kembali dengan UNESCO,” kata Dirjen UNESCO Audrey Azoulay pada awal Juni.
UNESCO, yang dibentuk setelah Perang Dunia II dengan tujuan melindungi warisan budaya umat manusia, menghadapi masalah setelah mundurnya Amerika Serikat, yang menyediakan seperlima pendanaannya.
Pejabat AS mengklaim, Keputusan ini karena kekhawatiran bahwa Cina akan mengisi celah AS dalam pembuatan kebijakan UNESCO, khususnya dalam menetapkan standar kecerdasan buatan dan pendidikan teknologi di seluruh dunia.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, Saya sangat percaya bahwa kita harus kembali ke UNESCO, bukan untuk memberikan hadiah kepada UNESCO, tetapi karena hal-hal yang terjadi di UNESCO itu penting.
“Mereka sedang mengerjakan aturan, norma, dan standar AI. Kami ingin menjadi bagian darinya,” tambah Menlu Blinken.
Saat mengangkat isu kembalinya Amerika Serikat ke UNESCO, beberapa negara menyuarakan keprihatinan mengingat dua kali penarikan AS dari badan PBB ini, maka tidak ada jaminan bahwa setelah pemilu presiden AS November 2024 dan kemungkinan terpilihnya presiden dari Partai Republik, khususnya Donald Trump, Washington akan sekali lagi mengumumkan pemisahan diri dari UNESCO.
Amerika secara resmi kembali ke Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) setelah lima tahun.
Ronald Reagan, mantan Presiden Amerika Serikat menghapus negara itu dari UNESCO pada tahun 1984 dengan dalih anti-Amerikanisme, tetapi kemudian pada bulan Oktober 2003, Presiden Amerika Serikat George W. Bush, kembali meminta bergabung dengan organisasi ini
Amerika Serikat dan rezim Zionis menghentikan bantuan keuangan kepada UNESCO setelah anggota UNESCO memilih keanggotaan Palestina pada tahun 2011.
Setelah itu, pemerintahan Trump memutuskan pada Oktober 2017 untuk menarik diri dari UNESCO secara keseluruhan mulai 31 Desember 2018.
Tindakan pemerintahan Trump ini sejalan dengan dukungan komprehensif rezim Zionis di satu sisi dan pendekatan umumnya di bidang penarikan diri dari organisasi dan lembaga internasional serta perjanjian bilateral dan multilateral.
Mantan Presiden AS Donald Trump menarik Amerika Serikat dari banyak lembaga dan perjanjian internasional seperti Perjanjian Iklim Paris, Perjanjian Nuklir JCPOA, Trans-Pacific Partnership (TPP) dan Dewan Hak Asasi Manusia PBB, begitu juga dengan Traktat Angkatan Nuklir Jangka Menengah (INF) dan Traktat Langit Terbuka.
Alasan penarikan Amerika dari UNESCO selama kepresidenan Trump adalah ketidaksepakatan tentang masalah Palestina. Meskipun Amerika Serikat tetap di UNESCO sebagai negara pengamat, ia tidak lagi membayar iuran keanggotaan dan tidak berhak memilih dan dipilih dalam Komite Warisan Dunia.
Tentu saja, Amerika Serikat telah lama bermasalah dengan UNESCO karena kebijakan independennya, termasuk di bidang mendukung keanggotaan Palestina di lembaga yang berafiliasi dengan PBB ini.
Bagaimanapun, Washington telah mengajukan alasan dalam hal ini, seperti fakta bahwa AS menginginkan perubahan mendasar di PBB dan lembaga terkait seperti UNESCO serta peninjauan anggaran organisasi internasional ini sekaligus menghadapi peningkatan utang anggotanya.
Namun ini hanya tampilan lahiriahnya, dan alasan sebenarnya penarikan Amerika dari UNESCO adalah ketidakpuasannya yang mendalam terhadap sikap dan tindakan UNESCO dalam mendukung Palestina, termasuk penerimaan keanggotaan Palestina di UNESCO, serta kecaman berulang kali terhadap rezim Zionis atas tindakan anti-Palestina.(sl)