Upaya Baru AS untuk Memperluas Perang di Ukraina
Para pejabat AS telah mengumumkan bahwa pemerintahan Biden hampir menyetujui pengiriman rudal jarak jauh yang dipersenjatai dengan bom cluster ke Ukraina.
Menurut mereka, Washington sedang mempertimbangkan pengiriman sistem rudal taktis ATACMS atau sistem multi roket berpemandu GMLRS, atau bahkan keduanya ke Kiev.
Rudal ATACMS dengan jangkauan 199 mil (320 km) dan roket GMLRS yang dipersenjatai dengan bom cluster memiliki jangkauan hingga 45 mil (72 km) untuk meluncurkan 404 bom cluster.
Washington mengklaim bahwa serangan balik Ukraina menunjukkan tanda-tanda kemajuan, dan itulah sebabnya pemerintah AS ingin memperkuat tentara Ukraina di saat yang kritis ini.
Selama berbulan-bulan, pemerintah AS telah mencoba memutuskan apakah akan mengirim ATACMS ke Ukraina, karena memindahkan mereka ke Kiev dianggap sebagai langkah yang sangat agresif terhadap Rusia.
Dengan jangkauan 320 kilometer, rudal ATACMS dapat menyerang sasarannya empat kali lebih jauh dibandingkan jangkauan sistem rudal HIMARS yang telah digunakan Ukraina sejak tahun lalu.
Amerika Serikat telah memberikan bom curah kepada Ukraina dalam tindakan kontroversial lainnya, dan akan memberikan amunisi tank Ukraina yang mengandung uranium yang telah dilemahkan sebagai bagian dari paket bantuan baru senilai $175 juta.
Di sisi lain, pada saat perang antara Ukraina dan Rusia meningkat, sekelompok anggota parlemen Amerika yang terdiri dari dua partai meminta Presiden Joe Biden untuk memberi Ukraina sistem senjata yang lebih kuat dan memiliki jangkauan yang lebih jauh, termasuk sistem rudal taktis ATACMS.
Kelompok yang beranggotakan 4 orang legislator ini, dipimpin oleh anggota dewan dari Demokrat Jason Crow, menulis dalam surat mereka bahwa pasukan Rusia telah memindahkan peralatan penting mereka dari jangkauan roket HIMARS, dan untuk alasan ini, Ukraina perlu menerima sistem rudal dengan jangkauan lebih jauh.
Washington sejauh ini menolak mengirim rudal ATACMS, yang dapat ditembakkan juga dari sistem HIMARS, ke Ukraina.
Amerika Serikat mengaku khawatir Kiev akan menggunakan rudal tersebut untuk menyerang wilayah Rusia, dan hal ini berisiko meningkatkan ketegangan.
Para pejabat AS telah mengumumkan bahwa pemerintahan Biden hampir menyetujui pengiriman rudal jarak jauh yang dipersenjatai dengan bom cluster ke Ukraina.
Pembahasan Washington mengenai pengiriman rudal balistik ATACMS dengan jangkauan lebih dari 300 kilometer ke Ukraina menunjukkan keinginan yang jelas dari Amerika untuk memperluas cakupan perang di Ukraina ke Rusia dengan tujuan untuk melemahkan dan melibatkan Moskow sebanyak mungkin dalam perang di Ukraina.
Meski kecenderungan ini kurang terlihat di Jerman.
Dalam hal ini, setelah pernyataan berlebihan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba dalam pertemuan dengan mitranya dari Jerman mengenai perlunya mempercepat pengiriman rudal jelajah yang diluncurkan dari udara Taurus dengan jangkauan 500 km oleh negara ini ke Kiev, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan Berlin tidak otomatis harus mengirimkan kiriman rudal jarak jauh ke Ukraina setelah AS.
Sebelumnya, Inggris dan Prancis telah memberi Ukraina rudal jelajah Storm Shadow dan Scallop, yang mirip dengan rudal jelajah Taurus Jerman.
Dari sudut pandang pemerintahan Biden, kemenangan Rusia dalam perang Ukraina, bahkan di sekitar NATO, akan berarti mendiskreditkan organisasi militer ini dan semakin memperluas pengaruh dan kekuatan regional dan internasional Rusia, serta akan mengubah persamaan keamanan, militer dan politik di Eropa yang merugikan Barat.
Oleh karena itu, dalam logika pemerintah Amerika, tindakan apa pun yang menghalangi terwujudnya skenario ini, termasuk penggunaan rudal jarak jauh akan dibenarkan.
Selain itu, Presiden AS Joe Biden dan para pejabat tinggi militer dan keamanan di pemerintahannya percaya bahwa perang di Ukraina telah memberikan peluang yang unik dan tidak dapat diulangi untuk melawan Rusia sebanyak mungkin dan melemahkannya, yang pada akhirnya mencegah pembentukan penuh sistem multipolar.
Oleh karena itu, mereka bertekad untuk mencegah Rusia memenangkan perang di Ukraina dengan cara apa pun.
Dengan cara ini, perang di Ukraina, yang kini memasuki bulan ke-19, diperkirakan telah menimbulkan banyak korban jiwa dan kerusakan militer yang luas, serta kehancuran infrastruktur Ukraina, bukan hanya tidak akan berakhir, tetapi akan terus berlanjut dengan penuh semangat dengan dukungan luas dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.(sl)