Mencermati Pertemuan Pemimpin Organisasi Keamanan CIS di Minsk
Pertemuan ke-19 para kepala organisasi keamanan dan badan intelijen Persemakmuran Negara-Negara Merdeka atau Commonwealth of Independent States (CIS), diadakan di Minsk, ibu kota Belarus.
Dalam pertemuan ini, selain Alexander Lukashenko, Presiden Belarus, hadir pula delegasi keamanan dari negara tuan rumah, Republik Azerbaijan, Armenia, Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, dan Uzbekistan.
Kerja sama badan intelijen dalam rangka menjamin keamanan negara-negara anggota CIS di tengah memburuknya situasi internasional dan regional menjadi salah satu isu yang diangkat dalam pertemuan Minsk.
Dalam pertemuan ini juga ditinjau hasil interaksi antarnegara anggota Persemakmuran Negara-Negara Merdeka antara pertemuan sebelumnya dan saat ini.
Dalam pertemuan Minsk, Alexander Lukashenko menyatakan, Dunia sedang terjerumus ke dalam kekacauan dengan konsekuensi yang tidak dapat diprediksi. Keseimbangan global telah hilang, termasuk di bidang pencegahan nuklir.
"Dunia semakin dekat dengan perang nuklir. Dalam situasi seperti ini, peran badan intelijen meningkat, yang tugas terpentingnya adalah memastikan perlindungan pemerintah dan warga negaranya dari ancaman internal dan eksternal," ujar Lukashenko.
Kamchybek Tashiev, Ketua Komite Negara untuk Keamanan Nasional Kyrgyzstan dan salah satu pakar keamanan paling terkemuka di Asia Tengah, juga menekankan perlunya anggota negara-negara CIS untuk menjadi Front Persatuan pada pertemuan Minsk dan mengatakan, Kondisi dunia sedang berubah dengan cepat dan kita harus meresponsnya dengan tepat. Kita harus menghindari perbedaan pendapat di antara negara-negara kita.
Tidak ada keraguan bahwa pertemuan lembaga-lembaga keamanan di tingkat Rusia, Asia Tengah dan negara-negara anggota Persemakmuran Negara-Negara Merdeka adalah sangat penting.
Selama ini persetujuan dari banyak pertemuan komunitas CIS hanya tinggal di atas kertas, sedangkan persetujuan dari pertemuan lembaga keamanan komunitas ini selalu ditindaklanjuti dan dilaksanakan.
Dengan cara ini, kita tidak boleh diabaikan fakta bahwa pertemuan keamanan CIS sangatlah penting di tingkat pemimpin komunitas ini.
Selama beberapa tahun terakhir, pertemuan keamanan CIS terutama membahas tentang ancaman keamanan dari Afghanistan dan perpindahan berbagai jenis narkoba dari negara ini ke Asia Tengah.
Meskipun demikian, fokus pertemuan Minsk telah berubah dari regional menjadi global.
Pertemuan ke-19 para kepala organisasi keamanan dan badan intelijen Persemakmuran Negara-Negara Merdeka atau Commonwealth of Independent States (CIS), diadakan di Minsk, ibu kota Belarus.
Dalam konteks ini, dapat disebutkan mengenai peringatan Presiden Belarus kepada masyarakat negara-negara di kawasan dan dunia.
Rekomendasi untuk membentuk Front Persatuan yang disampaikan oleh ketua Komite Negara untuk Keamanan Nasional Kyrgyzstan juga sangat penting bagi negara-negara Asia Tengah.
Rekomendasi ini harus dikaitkan dengan reaksi negara-negara anggota Persemakmuran Negara-Negara Merdeka terhadap upaya Amerika Serikat dan sekutunya baru-baru ini untuk memasuki dan mempengaruhi kawasan Asia Tengah.
Setelah memonopoli sebagian jejaring sosial negara-negara Asia Tengah, khususnya Uzbekistan dan Kazakhstan, Amerika dan sekutunya berusaha menjalin hubungan persahabatan dengan para pemimpin Asia Tengah lainnya.
Mata-mata Barat sangat membutuhkan apa yang disebut sebagai politisi pro-Barat di Asia Tengah sehingga melalui mereka, diharapan Barat dapat mencapai tujuan dan keinginannya di kawasan ini.
Terlepas dari kenyataan bahwa kelompok politisi Asia Tengah ini telah teridentifikasi sampai batas tertentu, harus dikatakan bahwa jumlah tersebut tidak dapat memenuhi tuntutan Barat di Asia Tengah.
Perlu disebutkan bahwa organisasi Persemakmuran Negara-Negara Merdeka terbentuk setelah runtuhnya Uni Soviet.
Deklarasi pendirian serikat ini ditandatangani pada tanggal 21 Desember 1991 di Almaty, Kazakhstan oleh para pemimpin Rusia, Azerbaijan, Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Moldova, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan dan Ukraina.
Dalam lima tahun pertama berdirinya komunitas CIS, beberapa anggota komunitas ini, termasuk Georgia dan Ukraina, menjauhkan diri dari Rusia dan komunitas CIS karena berusaha menerapkan kebijakan barat, padahal, lebih dari 70% anggaran CIS dibiayai oleh Rusia.
Secara umum, harus dikatakan bahwa pernyataan para pemimpin politik dan keamanan CIS di Minsk menunjukkan bahwa kebijakan negara-negara anggota masyarakat ini sedang diubah untuk berpartisipasi sebanyak mungkin dalam urusan kawasan dan dunia.(sl)