Pemilu Parlemen Pakistan, Dua Partai Besar Bersaing
Pergerakan politik di Pakistan meningkat menjelang pemilihan umum parlemen di negara ini yang akan berlangsung pada bulan Januari 2024.
Meskipun setelah tersingkirnya Imran Khan dari jabatan Perdana Menteri, telah terbentuk pemerintahan koalisi antara Partai Liga Muslim Pakistan-Nawaz dan Partai Rakyat Pakistan serta sejumlah partai agama dan kecil, namun dua partai penting Pakistan ini berusaha untuk memenangkan kursi terbanyak parlemen dan membentuk pemerintahan mendatang sendirian.
Tampaknya Partai Liga Muslim-Nawaz berupaya untuk menghadirkan mantan Perdana Menteri Pakistan Muhammad Nawaz Sharif, ke dalam medan pemilu, agar hasil pemilu bisa menguntungkan mereka.
Abbas Fayyaz, seorang pakar isu politik, mengatakan, dalam semua periode sejak kemerdekaan Pakistan pada tahun 1947, pemilihan umum di Pakistan sangatlah penting, namun nampaknya pemilihan parlemen mendatang di Pakistan akan menjadi lebih penting karena hancurnya hubungan negara ini dengan Amerika Serikat (AS) dan juga dengan Taliban di Afghanistan, sehingga pemerintahan Pakistan ke depan harus bisa mengatur hubungan luar negerinya.
Tampaknya pemilu parlemen Pakistan mendatang menghadapi tantangan. Tantangan yang paling penting adalah isu kehadiran Mohammed Nawaz Sharif dalam pemilu tersebut, yang baru saja kembali ke Pakistan dari London.
Meskipun Liga Muslim-Nawaz mencalonkan Mohammad Nawaz Sharif sebagai calon Perdana Menteri, namun karena keputusan pengadilan bahwa dia dilarang melakukan aktivitas politik apa pun, maka partisipasinya dalam pemilu akan memerlukan keputusan pengadilan yang membatalkan keputusan sebelumnya.
Persoalan selanjutnya adalah kondisi Imran Khan yang dipenjara karena berbagai alasan, termasuk korupsi. Baru-baru ini, pengadilan menerima jaminan atas beberapa kejahatan Imran Khan.
Meskipun Imran Khan telah terdaftar untuk berpartisipasi dalam pemilu, namun kehadirannya pada pemilu ini masih belum jelas dan tampaknya pengadilan tidak akan melakukan hal tersebut.
Di sisi lain, pengadilan sepertinya juga tidak dapat memberikan suara atas partisipasi Sharif dalam pemilu tanpa menciptakan keseimbangan dalam kasus Imran Khan dan Nawaz Sharif.
Tantangan pemilu berikutnya di Pakistan yang akan datang adalah permasalahan terkait daerah pemilihan dan data pasti pemilih belum dapat ditentukan, sehingga pemilu akan terlambat dilaksanakan.
Morteza Haider, pakar isu politik mengatakan, pemilu yang akan datang di Pakistan sangatlah penting karena masalah ekonomi dan masalah imigran ilegal yang sampai batas tertentu telah mempengaruhi posisi pemerintah Pakistan. Masalah ini dapat mempengaruhi proses pemilihan dan pertimbangan umum pemerintah, di mana terpengaruh oleh keputusan militer.
Pakistan sedang bersiap untuk mengadakan pemilihan umum ketika negara ini menghadapi tantangan keamanan dengan negara-negara tetangga Pakistan dalam beberapa bulan terakhir, serta dengan AS di arena internasional.
Masalah deportasi imigran ilegal juga mempengaruhi hubungan antara Pakistan dan Taliban. Oleh karena itu, Pakistan membutuhkan pemerintahan yang dapat mengatasi semua tantangan ini. Oleh karena itu, masyarakat Pakistan akan menyaksikan persaingan yang ketat antara dua Partai Liga Muslim dan Partai Rakyat.
Mengenai partai-partai seperti Tehreek-e-Insaf yang pemimpinnya, yaitu Imran Khan, dipenjara dan pemerintahannya pun dicopot dari kekuasaan, jika pengadilan tidak mempertimbangkan terkait partisipasi Tehreek-e-Insaf dalam pemilu, maka mereka tidak diperbolehkan berpartisipasi dalam pemilu.
Mengingat posisi sosial Imran Khan, maka isu ini dapat mempengaruhi proses pemilu. Seperti yang dikatakan banyak orang, salah satu alasan penting pengadilan mengeluarkan hukuman penjara terhadap Imran Khan adalah untuk menyingkirkan Khan dari kancah pemilu. Kini tampaknya berkat upaya Mohammed Nawaz Sharif untuk berpartisipasi dalam pemilu, arena pemilu berubah dengan cara yang berbeda. (RA)