Kekuatan Ukraina Hadapi Rusia Melemah, Sekjen NATO Ketar-Ketir
Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menyatakan bahwa saat ini tentara Rusia sedang maju di banyak wilayah di garis depan perang dengan Ukraina, dan mengatakan bahwa situasi pasukan Ukraina di medan perang sangat sulit.
Jens Stoltenberg, Sekretaris Jenderal NATO dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss hari Selasa (16/1/2024) menyatakan keprihatinannya atas berlanjutnya konflik antara Rusia dan Ukraina di medan perang dan mengatakan, "Situasi di medan perang menjadi sangat sulit, karena Rusia memperkuat pasukannya di garis depan, dan tekanan terhadap Ukraina semakin meningkat,”.
Sekretaris Jenderal NATO meminta negara-negara Eropa untuk mendukung Ukraina dalam perang dengan Rusia.
"Mendukung Ukraina berarti memberikan keamanan bagi semua negara," ujar Sekjen NATO.
Awal bulan lalu, Stoltenberg mengakui kekalahan Ukraina dalam perang dengan Rusia, dan menuntut dukungan negara-negara anggota NATO kepada pemerintah Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di KTT Ekonomi Davos menyuarakan dukungan negara-negara Eropa terhadap Kyiv.
"Jika ada yang berpikir bahwa masalah agresi Rusia hanya tentang Ukraina, maka mereka keliru," papar Zelensky.
Zelensky mengatakan bahwa Kyiv akan mampu mengalahkan pasukan Rusia di Ukraina jika memperkuat angkatan udaranya.
"Superioritas udara bagi Ukraina di medan pertempuran akan menghasilkan kemenangan di medan perang dengan Rusia.," tegasnya.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan bahwa Paris dan Kyiv akan menandatangani perjanjian keamanan dan menekankan bahwa selama kunjungannya mendatang ke Ukraina pada bulan Februari, ia akan mengumumkan finalisasi perjanjian keamanan bilateral.
Macron berjanji bahwa pemerintah Prancis akan memberi Ukraina 40 rudal jelajah jarak jauh Scallop dan ratusan bom dalam beberapa pekan mendatang.
Situs Defense Express melaporkan kekhawatiran para pendukung Ukraina terkait dengan superioritas militer Rusia di medan perang dengan Ukraina.
Rusia baru-baru ini melakukan serangan terbesar dalam sejarah perang antara Rusia dan Ukraina dalam hal jumlah perlengkapan udara.
Rusia melancarkan serangan gabungan terhadap Ukraina, dan kini berbagai senjata serta rudal balistik banyak digunakan dalam perang Ukraina.
Menurut laporan ini, Rusia menggunakan taktik pengurangan pertahanan udara Ukraina dengan meluncurkan rudal berkecepatan tinggi dalam jumlah besar, yang akan membuat pertahanan Ukraina tidak berdaya.(PH)