Dunia Menyambut Baik Pengesahan Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
(last modified Wed, 27 Mar 2024 04:44:54 GMT )
Mar 27, 2024 11:44 Asia/Jakarta
  • Kondisi pasca serangan militer Zionis di Gaza
    Kondisi pasca serangan militer Zionis di Gaza

Pada hari Senin (25/3), Dewan Keamanan PBB akhirnya menyetujui resolusi untuk gencatan senjata segera dan permanen di Jalur Gaza setelah konflik berbulan-bulan dan dukungan penuh AS terhadap rezim Israel yang melakukan genosida. Resolusi ini disambut baik oleh komunitas internasional dan Palestina.

14 dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB, kecuali Amerika Serikat, memberikan suara mendukung resolusi yang diajukan oleh anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

Dalam resolusi ini, Dewan Keamanan telah menyatakan harapannya bahwa penerapan gencatan senjata segera di bulan Ramadan oleh semua pihak akan menghasilkan gencatan senjata yang langgeng.

Resolusi tersebut menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat seluruh tawanan serta jaminan akses kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan medis dan kebutuhan kemanusiaan lainnya bagi penduduk Gaza.

DK-PBB sahkan resolusi gencatan senjata segera di Gaza

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menekankan penerapan segera resolusi ini di laman pribadinya di jejaring sosial "X" (sebelumnya Twitter) dan mengatakan bahwa tidak diterapkannya resolusi ini tidak dapat diterima.

Dalam pernyataan terpisah, Otoritas Palestina dan gerakan Hamas menyambut baik diadopsinya resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai gencatan senjata segera di Gaza, dan menuntut lembaga ini menekan rezim Zionis untuk mematuhinya dan menghentikan genosida dan pembersihan etnis terhadap warga Palestina.

Resolusi ini juga mempunyai dampak global yang luas, sehingga Charles Michel, Presiden Dewan Eropa, Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Eropa, dan banyak negara seperti Qatar, Rusia, Cina, Pakistan, dan Spanyol menyambut baik penerapannya, dan berharap resolusi Gencatan Senjata di Gaza merupakan langkah awal untuk mengakhiri serangan brutal rezim pendudukan Israel, menjamin gencatan senjata permanen dan membantu situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza.

Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Iran menganggap tindakan Dewan Keamanan mengenai gencatan senjata di Jalur Gaza sebagai langkah positif tapi tidak cukup dan mengatakan bahwa langkah yang lebih penting daripada persetujuan resolusi ini adalah tindakan efektif untuk implementasinya dan penghentian total dan permanen serangan rezim Zionis terhadap Gaza dan Tepi Barat Sungai Yordan serta pencabutan total blokade yang menindas di Gaza.

Meskipun resolusi gencatan senjata di Gaza telah diterima secara global, rezim Zionis, yang saat ini bersiap menyerang Rafah di selatan wilayah ini, tidak menyembunyikan kemarahannya atas diadopsinya resolusi tersebut.

Setelah resolusi tersebut disahkan, perwakilan rezim Zionis di Dewan Keamanan mengatakan bahwa operasi militer dan perang adalah satu-satunya solusi untuk mengembalikan tawanan Israel.

Resolusi ini disetujui setelah 171 hari, padahal sebelumnya telah gagal dua kali karena diveto Amerika, sehingga rezim Zionis, dengan bantuan pendukung lamanya, Washington, dapat melanjutkan operasi genosida terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

Dukungan global bagi terciptanya gencatan senjata di Gaza

Sejak tanggal 7 Oktober 2023, dengan dukungan penuh Amerika Serikat dan beberapa negara Barat, rezim Zionis melancarkan pembantaian besar-besaran di Jalur Gaza terhadap rakyat Palestina yang tidak berdaya dan tertindas. Sesuai dengan berbagai laporan, sejak awal serangan brutal rezim Zionis ke Jalur Gaza 32.333 warga Palestina, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, gugur syahid dan 74.694 warga Palestina terluka.

Dengan cara ini, diharapkan dengan disetujuinya resolusi gencatan senjata di Gazan, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan dapat meminta pertanggungjawaban rezim Zionis atas kejahatannya terhadap para warga Palestina yang tidak punya tempat berlindung selama enam bulan terakhir dan kemungkinan kelanjutannya yang bertentangan dengan resolusi yang disetujui Dewan Keamanan.

Namun langkah yang lebih penting daripada persetujuan resolusi ini adalah tindakan efektif untuk melaksanakannya, dan penghentian total dan permanen serangan rezim agresor Zionis terhadap Jalur Gaza dan Tepi Barat, penghapusan total blokade yang menindas Jalur Gaza dan pembukaan kembali penyeberangan Rafah untuk mengirim bantuan kemanusiaan internasional secara luas dan tanpa diskriminasi serta memberikan bantuan internasional dan sumber daya keuangan, sangat penting untuk segera memulai rekonstruksi reruntuhan Jalur Gaza, termasuk rumah, infrastruktur penting, khususnya rumah sakit dan pusat layanan.

Disetujuinya resolusi ini juga dianggap sebagai kekalahan bagi rezim Zionis dan pendukung utamanya, Amerika Serikat, karena dalam beberapa bulan terakhir, Washington dengan berbagai dalih dan tujuan membiarkan Zionis untuk melakukan lebih banyak kejahatan. di Gaza, khususnya penyerangan ke kota Rafah, telah memveto sejumlah usulan resolusi untuk menciptakan gencatan senjata di Gaza.

Sebenarnya, dengan memveto resolusi gencatan senjata di Gaza, sambil membiarkan rezim Zionis melanjutkan serangan ke Gaza, Amerika Serikat berusaha menghancurkan infrastrukturnya sepenuhnya dan kemudian mencoba memberikan landasan bagi migrasi paksa penduduknya wilayah tersebut, yang akhirnya gagal dengan persetujuan resolusi gencatan senjata.

Dukungan tegas dari komunitas internasional dalam menyetujui resolusi ini, meskipun ada tentangan dari Amerika Serikat, sekali lagi membuktikan bahwa kegigihan dan desakan negara-negara terhadap tindakan berlebihan beberapa negara yang memiliki hak veto yang menindas akan membuahkan hasil.

Dengan disetujuinya resolusi ini, maka akibat perang di Gaza selanjutnya akan ditujukan kepada Amerika dan rezim Zionis, dan jika setelah ini terjadi kejadian yang tidak diinginkan di Gaza, khususnya kota perbatasan Rafah, maka Zionis dan Amerika akan bertanggung jawab secara langsung.(sl)