Mengapa Pemerintah Jepang Takut pada AS dan Israel?
(last modified Sun, 14 Apr 2024 13:15:20 GMT )
Apr 14, 2024 20:15 Asia/Jakarta
  • PM Jepang Fumio Kishida
    PM Jepang Fumio Kishida

Menteri Luar Negeri Jepang, menunjukkan perilaku aneh, dan satu suara dengan Amerika Serikat. Alih-alih mengecam Israel, yang menyerang Konsulat Iran, di Suriah, ia malah mengutuk Iran, karena menyerang balik Israel, padahal itu adalah hak legal sesuai amanat Piagam PBB.

Empat perilaku terbaru Jepang, yang memicu reaksi luas para pengguna media sosial mengungkap ketakutan, dan ketidakjujuran pemerintah negara ini. Hal ini menjadi salah satu cacat dan aib bagi bangsa besar Jepang.
 
Indikasi-indikasi dari sebuah perasaan takut berlebihan, dan sebuah kesulitan besar bagi bangsa Jepang, di hadapan sebuah rezim pembunuh anak-anak yaitu Israel, dan rezim haus kekuasaan AS.
 
 
1. Tidak Mengecam Serangan Israel ke Kedubes Iran di Suriah
 
Menlu Jepang, tidak bersedia mengecam serangan ke salah satu bagian gedung Kedubes Iran, di Suriah, 1 April lalu, meski itu melanggar kedaulatan Iran, dan menyebabkan gugurnya sejumlah orang.
 
Perilaku aneh semacam ini dilakukan Jepang, padahal aksi Israel, tersebut dikecam Piagam PBB, dan dikecam sebagian besar negara PBB, terkecuali Korea Selatan, dan tiga negara yang punya rekam jejak penjajahan yaitu AS, Inggris dan Prancis.
 
Menlu Jepang Yoko Kamikawa dan PM Jepang Fumio Kishida

 

 
2. Mengecam Serangan Pembalasan Iran atas Israel
 
Secara mengejutkan ketika Iran, membalas serangan Israel, berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB, Menlu Jepang, Yoko Kamikawa, mengatakan, Tokyo, mengecam keras serangan balasan Iran, ke Israel.
 
Berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB, jika salah satu negara anggota PBB, menjadi target serangan bersenjata, maka selama Dewan Keamanan belum mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional, maka tidak ada satu pun aturan Piagam PBB yang bisa mencegah hak legal untuk membela diri secara perorangan atau kelompok dari anggota yang diserang tersebut.
 
 
3. Mengabaikan Perilaku Legislator AS yang Melecehkan Korban Bom Atom
 
Menlu Jepang, minggu lalu dalam sebuah jumpa pers mengatakan, saat ini Tokyo tidak merasa perlu untuk memprotes statemen anggota DPR AS dari Partai Republik, Tim Walberg, yang baru-baru ini menyinggung serangan nuklir AS ke Hiroshima dan Nagasaki, dalam Perang Dunia II, dan meminta serangan nuklir dilakukan terhadap Gaza.
 
Saat itu Tim Walberg mengatakan, "Serangan ke Jalur Gaza harus seperti serangan ke Hiroshima dan Nagasaki. Segera diselesaikan."
 
 
4. Menghormati Para Pembunuh Ratusan Ribu Warga Jepang
 
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, dalam lawatan ke AS, memberi hormat kepada jenazah para tentara AS. Tentara-tentara yang telah membuat 220.000 warga Jepang, menjadi abu dengan senjata atom.
 
Setelah didorong oleh anggota Parlemen AS, PM Jepang, mengaku kepada mereka bahwa ia senang bisa tumbuh besar di Amerika Serikat. Ia menceritakan bagaimana ia melewati tiga tahun pertama sekolah dasar di New York, dan ayahnya adalah seorang pegawai pemerintah AS. (HS)