Sanksi Sektor Pertahanan Iran, Hadiah Baru Barat Kepada Israel
(last modified Wed, 24 Apr 2024 04:21:13 GMT )
Apr 24, 2024 11:21 Asia/Jakarta
  • Drone Iran
    Drone Iran

Untuk menyenangkan rezim Zionis yang melakukan genosida, Uni Eropa mengumumkan akan memperluas sanksi terhadap sektor pertahanan Iran.

Beberapa hari setelah tindakan hukuman yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Republik Islam Iran dalam serangan rudal dan drone terhadap berbagai sasaran militer di Wilayah Pendudukan Palestina, yang dilakukan sebagai tanggapan atas serangan kriminal Zionis terhadap konsulat Iran di Suriah, Uni Eropa mengumumkan bahwa cakupan sanksi terhadap Iran akan semakin luas.

Josep Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, pada hari Senin (22/4) mengonfirmasi keputusan Uni Eropa untuk memperluas sanksi rudal dan drone terhadap Iran, dan menekankan ketidaksenangan Eropa terhadap serangan rudal dan drone Iran baru-baru ini terhadap Israel.

Borrell menyebut tujuan sanksi ini untuk mencegah perkembangan industri rudal dan drone di negara-negara seperti Iran dan Rusia.

Josep Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa

Beberapa hari yang lalu, pemerintah Amerika dan Inggris masing-masing telah memberikan sanksi kepada 16 individu dan 13 institusi Iran, dengan alasan palsu terhadap Iran.

Pekan lalu, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, mengacu pada upaya Washington untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap industri rudal dan drone Iran, mengatakan bahwa Washington mengharapkan sekutunya untuk mengikuti tindakan AS ini.

Dengan cara ini, seperti yang diperkirakan, tak lama setelah permintaan Amerika Serikat, Uni Eropa mengumumkan akan menyasar industri pertahanan Iran, khususnya sektor rudal dan drone.

Sejatinya, alih-alih mencoba menghentikan kejahatan dan tindakan provokatif Israel di Gaza dan wilayah tersebut, dengan memberikan sanksi pada sektor pertahanan Iran, Uni Eropa justru menekankan dukungan penuhnya terhadap rezim kriminal dan genosida ini.

Tindakan ini disambut baik oleh Menteri Luar Negeri Israel Yisrael Katz. Tindakan baru Barat dalam memberikan sanksi pada sektor pertahanan Iran terjadi setelah Pasukan Garda Revolusi Islam menembakkan puluhan rudal drone ke infrastruktur keamanan dan militer rezim Zionis pada Sabtu dini hari, 26 April.

Operasi yang bertajuk Waad Al Shadiq (Janji yang Ditepati) dalam kerangka prinsip pertahanan yang sah menurut Pasal 51 Piagam PBB ini merupakan respons atas serangan udara rezim Israel terhadap gedung konsulat Republik Islam Iran di Damaskus pada 13 April lalu yang mengakibatkan 7 komandan dan penasihat militer Iran tewas di Suriah.

Upaya Amerika dan Eropa untuk memberikan sanksi terhadap industri rudal dan drone Iran sedang berlangsung saat ini, sementara pada dasarnya Republik Islam Iran sedang berusaha meningkatkan kemampuan pertahanannya di semua sektor, terutama rudal dan drone, yang bersifat defensif dan diciptakan sejalan dengan doktrin pencegahan yang dimiliki Iran dengan bersandar pada para ahli dalam negeri.

Sementara tindakan sanksi Barat, seperti yang telah dibuktikan sebelumnya, tidak dapat mencegah pengembangan kemampuan pertahanan Iran.

Oleh karena itu, Republik Islam Iran, seperti negara lainnya, berhak memilih cara pertahanannya sendiri berdasarkan hukum internasional.

Penguatan kemampuan rudal dan drone Iran juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pertahanan yang sah dan meletakkan dasar bagi penerapan “bela diri” sesuai dengan Pasal 51 Piagam PBB.

Dalam hal ini, angkatan bersenjata Republik Islam Iran, dalam kerangka misi yang melekat pada mereka, bertekad untuk mengupayakan penguatan kemampuan senjata, dan peningkatan kemajuan Iran di bidang manufaktur dan produksi rudal balistik dan jelajah, serta pelatihan, pengintaian, dan serangan drone, adalah hasil dari upaya yang menandai kegagalan pertahanan musuh.(sl)