Kronologi Pembunuhan Remaja Asia oleh Polisi Amerika
Seorang remaja Asia berusia 13 tahun ditembak mati polisi Amerika Serikat karena memiliki senjata mainan.
Polisi New York mengumumkan mengumumkan bahwa salah satu petugas negara bagian menembak dan membunuh seorang remaja berusia 13 tahun yang menodongkan "senjata mainan" ke petugas polisi selama pengejaran.
Menurut laporan Pars Today, video yang dirilis di internet menunjukkan, polisi Amerika setelah menjatuhkan Nyah Mway, 13 tahun, remaja asal Asia, mulai memukulinya dan kemudian menembak dadanya; Nyah Myay akhirnya meninggal dunia pukul 22:00 malam waktu setempat di rumah sakit.
Menurut keterangan media Amerika, tiga petugas polisi yang terlibat dalam insiden tersebut, termasuk pelaku penembakan terhadap remaja ini dikenai cuti administratif.
Polisi kota Utica, negara bagian New York mengklaim bahwa Nyah Mway memiliki kemiripan dengan dengan buronan yang tengah dikejar polisi.
Nyah Myay adalah siswa kelas delapan sebuah sekolah menengah pertama dan pengungsi minoritas yang lahir di Myanmar; Menurut ayah Nyah, mereka berimigrasi ke Amerika sekitar delapan tahun lalu dan menetap di kota Utica di utara New York.
Sebuah organisasi pendukung bagi pengungsi Myanmar di Amerika Serikat mengumumkan bahwa keluarga Nyah, yang melarikan diri dari penganiayaan di Myanmar dan tinggal di kamp pengungsi untuk sementara waktu, berpikir bahwa mereka akan mengalami awal baru di Amerika tanpa rasa takut dalam hidup mereka.
Hasil penyelidikan di berbagai negara bagian Amerika menunjukkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, perilaku rasis terhadap etnis Asia di negara ini meningkat drastis.
Kebebasan untuk membawa senjata di Amerika Serikat menyebabkan terjadinya kekerasan harian terkait penembakan di seluruh negeri, banyak di antaranya berakibat fatal, namun lobi senjata di Amerika Serikat begitu kuat sehingga sejauh ini Kongres di negara tersebut belum bersedia mengambil tindakan untuk membatasi membawa senjata.
Meskipun Amerika Serikat memiliki sekitar lima persen populasi dunia, negara ini adalah rumah bagi hampir 31 persen orang yang melakukan pembunuhan massal dengan senjata. (MF)