Berita / Dunia
Apa Tujuan Israel Melanggar Gencatan Senjata dan Menyerang Lebanon?
-
Syahid Haytham Ali Tabatabai
Pars Today – Rezim Zionis terus melanjutkan pelanggaran gencatan senjata di Lebanon, dan dalam serangan terbarunya ke Dahiyeh Beirut, meneror Haytham Ali Tabatabai, komandan senior Hizbullah.
Gencatan senjata di Lebanon dimulai sejak November 2024. Namun, berdasarkan pengumuman UNIFIL, rezim Zionis selama satu tahun terakhir telah melanggar gencatan senjata sekitar 10 ribu kali. Hal penting yang perlu disoroti adalah bahwa putaran baru serangan rezim Zionis terhadap Lebanon terjadi dalam kondisi pasif dan diamnya pemerintah negara tersebut.
Pemerintah Lebanon masih berupaya mengikuti rencana pelucutan senjata Hizbullah yang merupakan rancangan Amerika Serikat dan Zionis, sementara rezim Zionis tetap melancarkan serangan terhadap Lebanon.
Sementara itu, Nawaf Salam, Perdana Menteri Lebanon, tidak mengambil sikap tegas terhadap serangan-serangan Israel, Joseph Aoun, Presiden Lebanon, dalam menanggapi serangan Israel terhadap Dahiyeh Beirut menegaskan: penargetan wilayah selatan Beirut oleh Israel yang bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Lebanon merupakan bukti jelas lainnya bahwa Israel mengabaikan permintaan berulang untuk menghentikan serangan terhadap Lebanon, menolak pelaksanaan resolusi internasional, dan menolak seluruh rencana serta inisiatif yang bertujuan mengakhiri eskalasi serta memulihkan stabilitas di Lebanon dan seluruh kawasan.
Pertanyaan pentingnya adalah: apa tujuan pelanggaran gencatan senjata dan serangan baru terhadap Lebanon?
Tampaknya alasan terpenting pelanggaran gencatan senjata dan serangan berulang rezim Zionis terhadap Lebanon adalah mencegah rekonstruksi kemampuan militer Hizbullah Lebanon. Tujuan ini dijalankan dalam dua bentuk: pembunuhan komandan-komandan dan pencegahan pemulihan kemampuan militer. Rezim Zionis berupaya menciptakan krisis kekurangan tenaga ahli bagi Hizbullah melalui pembunuhan para komandan.
Pada saat yang sama, rezim tersebut berupaya mencegah rekonstruksi dan penguatan militer Hizbullah dari segi perlengkapan militer.
Tujuan lain rezim Zionis dalam menjalankan pembunuhan dan pelanggaran gencatan senjata terhadap Lebanon harus dilihat pada tingkat kawasan.
Rezim Zionis berusaha untuk melanjutkan proses pelemahan poros perlawanan di tingkat regional dan mencegah pemulihan posisi regional perlawanan, di mana Hizbullah Lebanon merupakan salah satu pilar utamanya.
Hal lain yang perlu dicatat adalah bahwa setelah gagalnya rencana pelucutan senjata Hizbullah Lebanon yang didorong oleh Amerika Serikat dan Israel, rezim Zionis dengan melanjutkan serangan terhadap negara tersebut berusaha mempersiapkan sebuah serangan baru yang lebih luas dengan tujuan melemahkan kemampuan militer Hizbullah secara besar-besaran.
Pada kenyataannya, eskalasi ketegangan oleh Israel dalam bentuk seperti ini bukanlah sesuatu yang tak terduga, dan sebagian pihak memandangnya sebagai pendahuluan bagi sebuah perang yang telah lama diancamkan Zionis terhadap Lebanon.
Poin terakhir adalah bahwa putaran baru pembunuhan dan serangan rezim Zionis terhadap Lebanon membuktikan bahwa wacana pelucutan senjata Hizbullah di dalam Lebanon telah gagal, dan sebaliknya wacana tentang perlunya mempertahankan senjata perlawanan semakin mendapat dukungan.
Pemakaman para syuhada korban serangan rezim Zionis, yang dihadiri oleh massa besar rakyat di Beirut, menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Lebanon berkeyakinan bahwa senjata perlawanan merupakan pilar utama dalam menjamin keamanan, serta melindungi kedaulatan dan keutuhan wilayah negara tersebut. (MF)