Akankah Eropa Timur Menjadi Medan Perang Rusia terhadap kebijakan NATO AS?
Parstoday- Kissinger sebelum meninggal memperingatkan bahwa Washington harus segera mengakhiri krisis Ukraina, jika tidak, maka Amerika akan kehilangan hegemoninya di Eropa timur.
Statemen terbaru Presiden Rusia, Vladimir Putin terkait perang Ukraina menunjukkan bahwa krisis masih tetap intens. Menurut laporan Parstoday, Putin secara jelas memperingatkan negara-negara Barat bahwa ijin penggunaan senjata jarak jauh bagi Ukraina sama halnya dengan keterlibatan langsung Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam perang dengan Rusia.
Ia menekankan bahwa langkah seperti ini dapat mengubah esensi konflik secara signifikan, dan memaksa Moskow mengambil keputusan yang tepat.
Eropa Berubah Menjadi Medan Perang
Mahmoud Shuri, wakil Departemen Studi Rusia di Institut Studi Iran dan Eurasia (IRAS) dan pakar senior isu-isu Rusia terkait peringatan Putin dan keputusan Barat dalam mengijinkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauh, dalam wawancara dengan Koran Quds mengatakan bahwa setiap aksi militer Ukraina dengan senjata ini dapat memicu respons Rusia di tingkat baru.
Ia mengisyaratkan bahwa bahkan penembakan sebuah rudal dapat memaksa Rusia menggunakan senjata baru di medan di luar Ukraina.
Shuri menambahkan bahwa saat ini, kesalahan terkecul Kiev dapat menjadi peluang konflik langsung NATO dengan Rusia, dan dengan kata lain, membuka peluang 26 negara Eropa yang akan mengubah tahan Eropa menjadi ajang pertempuran.
Seraya menekankan sensitifitas Rusia atas masalah ini, ia mengatakan:
Vladimir Putin dengan jelas menyatakan bahwa langkah seperti ini oleh Barat sama halnya dengan keterlibatan langsung NATO dalam perang dengan Rusia.
Ia meyakini peringatan ini bisa dijadikan langkah untuk meningkatkan tingkat konflik antara Moskow dan Kiev. Selain itu, Shuri juga mengemukakan kemungkinan reaksi Moskow dengan senjata nuklir taktis jarak pendek sebagai respons terhadap serangan Ukraina dengan rudal jarak jauh Barat, meskipun hal ini belum dapat dibicarakan secara tepat.
Prediksi Kissinger mulai Terwujud
Hanif Ghaffari, pakar isu-isu Amerika seraya mengisyaratkan pernyataan Putin dan pandangannya terkait masa depan perang, meyakini bahwa Putin dalam pidato terbarunya menggunakan istilah "perubahan esensi perang" yang merupakan isyarat atas intervensi Barat dalam memberi senjata jarak jauh ke Ukraina.
Ia menjelaskan bahwa langkah ini dapat mengubah perang Rusia dan Kiev menjadi perang antara Rusia dan NATO.
Ghaffari juga merujuk pada perselisihan antara anggota NATO dalam beberapa tahun terakhir mengenai pengiriman senjata jarak jauh ke Ukraina. Beberapa anggota NATO, seperti Yunani, Spanyol dan Hongaria, percaya bahwa krisis Ukraina berada di luar kendali NATO.
Dia menekankan bahwa dengan mendesak Ukraina untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO praktis telah memicu krisis di Eropa Timur dan memaksakan perang gesekan selama tiga tahun di Eropa.
Menurut Ghaffari, prediksi mendiang ahli strategi Amerika Henry Kissinger menjadi kenyataan. Sebelum kematiannya, Kissinger memperingatkan bahwa Washington harus segera mengakhiri krisis di Ukraina, jika tidak, Amerika Serikat akan kehilangan dominasinya di Eropa Timur dan menimbulkan kerugian yang tidak terduga bagi Gedung Putih.
Perang yang Dipicu NATO
Ghaffari juga menjawab pertanyaan mengapa Amerika Serikat dan Inggris menarik diri dari keputusan mereka untuk memberikan izin kepada Kiev setelah sikap Kremlin. Ghaffari mengatakan bahwa meskipun perang di Ukraina tampaknya dimulai dengan serangan Rusia, dari sudut pandang strategis, NATO sebenarnya telah memicu konflik dengan memperluas Pakta Pertahanan Atlantik Utara ke Timur dan memprovokasi Rusia. Amerika dan Inggris memaksa Moskow bereaksi dengan bersikeras memperluas NATO ke timur. Namun saat ini, Washington dan London telah kehilangan kemampuan untuk mengendalikan krisis ini, dan kemungkinan perang menyebar ke Eropa semakin meningkat.
Risiko Perang Meluas ke Eropa
Negara-negara Eropa termasuk Moldova, Belandan dan Polandia sedang berkonfrontasi dengan Rusia, dan wilayah negara-negara tersebut mungkin menjadi medan perang resmi di masa depan. Ghaffari menekankan bahwa Eropa telah terkena dampak buruk dengan bermain membabi buta di medan Amerika.
Eropa dengan melanjutkan kebijakannya telah mendorong biaya perang ke arah dirinya sendiri, dan selama tidak bertindak sebagai pemain independen di bidang keamanan, maka Eropa tidak akan mampu mengambul keputusan rasional untuk tetap eksis di sistem internasional. (MF)