Kekalahan Israel Tingkatkan Biaya Militer AS di Asia Barat
Nov 06, 2024 19:14 Asia/Jakarta
Parstoday – Surat kabar Amerika Serikat, mengabarkan, intervensi Angkatan Laut negara ini di Asia Barat, dalam rangka mendukung Rezim Zionis, setahun terakhir, dan serangan-serangan ke poros perlawanan, telah menambah biaya pasukan AS dalam jumlah besar.
Business Insider, Kamis (31/10/2024) melaporkan, AL Amerika Serikat, dalam setahun terakhir menembakkan peluru senilai hampir dua miliar dolar dalam rangka membantu Rezim Zionis di kawasan Asia barat.
Mengutip seorang Juru bicara AL Amerika Serikat, Business Insider menambahkan, "Kapal-kapal perang dan pesawat Angkatan Laut AS, yang ditempatkan di Asia Barat, dan sekitarnya sejak setahun terakhir, menghabiskan dana sekitar 1,85 miliar dolar untuk membombardir target-target milik Ansarullah Yaman, di sekitar Laut Merah, dan untuk melindungi Israel, dari serangan Iran dan pasukan perlawanan."
Para pengamat meyakini operasi luar biasa pasukan Yaman, telah mencegah upaya AS dan Inggris, untuk mematahkan blokade laut atas Rezim Zionis, dan menunjukkan kemampuan militer yang tidak pernah diketahui oleh AS. Hal ini kenyataannya telah merusak perimbangan kekuatan AS.
Sehubungan dengan ini, Operasi Wa'd Sadiq 1 dan 2 yang dilancarkan Iran, terhadap Rezim Zionis, telah membawa kerugian besar, dan kekalahan besar bagi rezim ini, sehingga memaksa AS melakukan apa pun untuk melindungi sekutunya itu.
Menurut Business Insider, kapal-kapal perang Angkatan Laut AS, yang ditempatkan di timur Laut Mediterania, sejak Operasi Wa'd Sadiq 1 pada April, dan Wa'd Sadiq 2 pada awal Oktober 2024, telah menembakkan rudal-rudal balistik untuk menangkis rudal-rudal yang diluncurkan Iran ke Israel.
Baru-baru ini, dalam rangka meningkatkan dukungan terhadap Rezim Zionis, karena perubahan taktik pertempuran, dan kegagalan beruntun sistem pertahanan udara kubah besi, dalam menghadapi serangan rudal Lebanon, Gaza, dan yang terpenting Iran, AS, menempatkan sistem pertahanan udara THAAD di Wilayah pendudukan untuk memperkuat pertahanan udara Israel.
Pada saat yang sama, meski telah mendukung total Israel, bukan hanya kalah dari sisi anggaran, dan mendapat banyak kritik, tapi juga meningkatkan kekhawatiran atas hancurnya beberapa persenjataan mahal mereka seperti rudal-rudal pelacak SM-3 Interceptor. (HS)