Ilusi Kolonialisme PM Italia & Presiden AS, Ingin Jadikan Barat Hebat Lagi
Apr 29, 2025 21:55 Asia/Jakarta
Pars Today – Sejumlah penelitian menunjukkan, Presiden Amerika Serikat, dan Perdana Menteri Italia, mewakili gerakan yang ketakutan hegemoni Barat runtuh.
Jargon ini mengingatkan kita pada kampanye terkenal “Let’s Make America Great Again” milik Trump, bukan sebuah perencanaan realistis untuk masa depan, tapi nostalgia berbahaya untuk kembali ke era hegemoni bengis Barat, masa yang sarat dengan kolonialisme, perang destruktif, dan penjarahan sumber alam negara-negara dunia.
Kehebatan Barat, Sisi Lain Kejahatan dan Kolonialisme
Ketika para pemimpin negara Barat, berbicara soal kehebatan masa lalu apa yang terlintas di benak? Apakah maksud mereka adalah sebuah masa ketika Eropa dan Amerika, membumihanguskan benua-benua dengan pembunuhan dan perbudakan?
Apakah kehebatan yang dimaksud mereka tidak lain adalah perbudakan, genosida terhadap kulit merah, Perang Candu di Cina, penjajahan Afrika, dan Timur Tengah?
Sejarah Barat dipenuhi dengan muka-muka berdarah, mulai dari pembantaian di Kongo oleh Kerajaan Belgia, yang menewaskan jutaan orang hingga perang-perang destruktif AS di Vietnam, Irak, dan Afghanistan.
Hari ini kekuatan-kekuatan koalonialisme yang sama dengan kedok demokrasi dan hak asasi manusia, berubah menjadi pendukung asli genosida di Palestina. Inikah yang dimaksud Meloni dan Trump sebagai kehebatan itu?
Barat Hari Ini: Runtuhnya Hegemoni dan Ketakutan atas Multilateralisme
Trump dan Meloni, adalah wakil dari sebuah gerakan yang takut pada keruntuhan kekuatan Barat. Kemunculan Cina, perlawanan Rusia, terhadap NATO, dan kebangkitan Dunia Selatan, membuktikan bahwa era dominasi Barat, sudah berakhir. Tapi alih-alih menerima dunia multilateral, para politisi Barat berusaha meningkatkan eskalasi militerisme, sanksi-sanksi sepihak, dan perang ekonomi, demi mempertahankan sisa-sisa hegemoninya.
Sanksi-sanksi AS terhadap Cina, Rusia, dan Iran, dukungan tanpa syarat terhadap Rezim Zionis, dan upaya melemahkan organisasi-organisasi internasional independen, semuanya membuktikan bahwa Barat ketakutan kehilangan dominasi global. Akan tetapi strategi ini bukan hanya tidak akan membuat besar Barat, sebaliknya akan mengubahnya menjadi pemain terkucil, dan tidak bisa dipercaya.
Sistem Berasaskan Aturan atau Intimidasi Tergorganisir?
Barat mengklaim “sistem berbasis aturan”, tapi dalam praktik sistem ini tidak lain adalah pemaksaan aturan yang diinginkan AS dan Uni Eropa terhadap negara lain. Ketika AS mengabaikan Dewan Keamanan PBB, ketika Eropa menjadikan hak vetonya alat untuk mendukung kejahatan Israel, dan ketika Mahkamah Pidana Internasional, ICC, hanya berusaha mengadili para pemimpin Afrika dan Rusia, jelas bahwa hukum internasional hanya bagi pihak-pihak yang lemah.
Gaza adalah contoh nyata dari diskriminasi ini. Ketika Barat mendukung genosida terhadap rakyat Palestina, negara-negara itu juga dengan dalih HAM menjatuhkan sanksi kepada negara lain. Standar ganda moral telah menunjukkan kehebatan Barat, dominasi atas nama demokrasi, penjajahan atas nama kebebasan.
Apakah Barat Benar-Benar Ingin Hebat Lagi?
Jika Barat benar-benar ingin kembali hebat, maka mereka harus belajar dari sejarah gelap mereka. Daripada menjatuhkan sanksi dan menyulut perang, Barat lebih baik bekerja sama. Daripada mendukung rezim-rezim penjajah, Barat lebih baik menghormati hak bangsa-bangsa tertindas. Daripada melancarkan militerisme, Barat lebih baik mengedepankan diplomasi dan keadilan global.
Akan tetapi jargon PM Italia Giorgia Meloni, dan Presiden AS Donald Trump, menunjukkan bahwa keduanya berusaha kembali ke era kolonialisme, bukan memperbaiki hubungan internasional. Membuat Barat hebat kembali dalam kamus mereka berarti kembali ke imperialisme Abad ke-20, jalan yang tidak akan membuat Barat menjadi lebih stabil, tapi malah semakin menyulut ketegangan.
Kehebatan Nyata Ada dalam Keadilan dan Perdamaian bukan Dominasi
Dunia hari ini membutuhkan para pemimpin yang meyakini keadilan dan kesetaraan di antara bangsa-bangsa daripada mereka yang bernostalgia ke masa-masa imperialisme. Kehebatan nyata bukan ditentukan oleh seberapa banyak pangkalan militer AS di dunia, bukan oleh sanksi-sanksi menindas Eropa, bukan pada kebisuan di hadapan kejahatan-kejahatan Israel.
Jika Barat, ingin kembali hebat, maka ia harus berhenti melakukan penjajahan dan perang, dan melindungi perdamaian, bukannya malah menjadi pemicu perang. Tapi selama para politisi seperti Trump dan Meloni, tetap menempel pada imperialisme dan kolonialisme, maka harapan itu bukan hanya tidak akan pernah terwujud, bahkan akan mempercepat keruntuhan Barat. (HS)
Tags