Bagaimana Venezuela Melawan Pelanggaran Kedaulatan oleh AS?
https://parstoday.ir/id/news/world-i176524-bagaimana_venezuela_melawan_pelanggaran_kedaulatan_oleh_as
Nicolás Maduro, Presiden Venezuela menanggapi ancaman militer Amerika Serikat terhadap negaranya dengan menegaskan bahwa tidak ada ancaman, termasuk serangan rudal, yang mampu memaksa Venezuela untuk mundur.
(last modified 2025-09-02T22:58:36+00:00 )
Sep 03, 2025 05:48 Asia/Jakarta
  • Bagaimana Venezuela Melawan Pelanggaran Kedaulatan oleh AS?

Nicolás Maduro, Presiden Venezuela menanggapi ancaman militer Amerika Serikat terhadap negaranya dengan menegaskan bahwa tidak ada ancaman, termasuk serangan rudal, yang mampu memaksa Venezuela untuk mundur.

Tehran, Pars Today-Presiden Venezuela mengatakan bahwa negaranya dalam keadaan apa pun tidak akan menyerah terhadap tekanan dan pemerasan musuh, serta siap membela diri menghadapi ancaman. Ia menyebut langkah Amerika saat ini sebagai ancaman terbesar dalam seratus tahun terakhir, namun menekankan bahwa Venezuela tetap akan bertahan.

Pernyataan Maduro disampaikan ketika Donald Trump, Presiden Amerika Serikat, dalam beberapa pekan terakhir secara berulang menekankan kebijakan memerangi kartel narkoba di Amerika dan kawasan.

Dalam hal ini, Trump menuduh Nicolás Maduro sebagai pemimpin salah satu kartel narkoba. Beberapa waktu lalu, pejabat Washington menyebut Maduro sebagai kepala kartel kejam Los Soles dan menuduhnya menyelundupkan narkoba mematikan seperti kokain serta membawa kekerasan ke Amerika Serikat. Pemerintah Trump bahkan mengumumkan hadiah sebesar 50 juta dolar bagi siapa pun yang memberikan informasi yang dapat menyebabkan penangkapan Maduro.

Dengan dalih tersebut, Trump memerintahkan operasi militer terhadap Venezuela dan mengirim kapal-kapal perang AS ke perairan Karibia. Saat ini, tujuh kapal perang Amerika dengan membawa 4.500 pasukan, tiga kapal perusak rudal kendali, dan setidaknya satu kapal selam serang nuklir berada di wilayah Karibia Selatan, dekat pantai Venezuela.

Menyusul kehadiran kapal perang Amerika di perairan Karibia Selatan, dekat pantai Venezuela, militer Venezuela juga menyiapkan formasi tempur. Jenderal Vladimir Padrino López, Menteri Pertahanan Venezuela, dengan mengecam ancaman Trump dan pengerahan kapal perang AS, mengatakan: “Kami sedang bersiap, dan jika kalian berani menginjakkan kaki di Venezuela, lihatlah bagaimana kami akan melawan kalian.” Maduro juga menyebut ancaman Amerika sebagai tidak sah, kriminal, dan berdarah, serta menegaskan kesiapan militer Venezuela menghadapi setiap aksi permusuhan.

Pernyataan Maduro tidak hanya merupakan reaksi terhadap ancaman militer Amerika, tetapi juga bagian dari sejarah panjang tekanan luar negeri terhadap Venezuela. Dalam beberapa tahun terakhir, kebijakan sanksi dan tekanan ekonomi AS terhadap Venezuela semakin meningkat. Sejak 2015, Amerika dengan berbagai taktik, termasuk sanksi berat di bidang keuangan, perbankan, dan minyak, serta dukungan kepada oposisi bahkan pengakuan terhadap pemimpin oposisi sebagai presiden, berusaha menggulingkan pemerintahan kiri Maduro. Namun, hingga kini kebijakan tersebut gagal mewujudkan tujuan Amerika.

Pada kenyataannya, selama beberapa dekade, Amerika Serikat dalam kerangka Doktrin Monroe berusaha kembali memperkuat pengaruhnya di Amerika Latin. Namun, negara-negara berhaluan kiri di kawasan, khususnya Kuba dan Venezuela, tidak memberikan kesempatan itu. Negara-negara ini, yang selama bertahun-tahun hidup di bawah tekanan kebijakan AS, kini selama puluhan tahun menentang kolonialisme dan tirani Amerika. Sebagaimana dalam isu Palestina, mereka juga menyatakan dukungan kepada rakyat Palestina dan warga Gaza dalam perang terbaru Israel terhadap wilayah itu.

Kini, dengan melabeli Venezuela sebagai negara yang tidak hanya tidak bekerja sama dalam memerangi narkoba, tetapi bahkan memimpin salah satu kartel, Trump berusaha membuka jalan bagi intervensi militer langsung AS di negara itu. Hal ini juga dipicu oleh kebutuhan politik dan ekonomi Amerika untuk hadir di Venezuela, mengingat negara ini memiliki cadangan energi terbesar di kawasan.

Namun demikian, kondisi Venezuela saat ini, meskipun menghadapi tekanan dan sanksi berat, menunjukkan ketahanan dan resistensi tinggi dari rakyat serta pemerintahnya. Venezuela, meski dengan segala kesulitan, tetap berpegang pada prinsip mempertahankan integritas teritorial dan kedaulatan politik. Dengan mengandalkan solidaritas nasional, negara ini berhasil melawan berbagai ancaman. Pemerintah Venezuela menegaskan akan membela haknya untuk mengambil keputusan independen dan menjaga keutuhan wilayah.

Menteri Pertahanan Venezuela menambahkan bahwa blokade imperialis terhadap rakyat Venezuela justru memperkuat revolusi Bolivarian dan memperkokoh kesadaran patriotik rakyat.

“Blokade ini membuat kami lebih kuat, lebih siap, dengan misi yang jelas sebagaimana diwariskan Komandan Chávez,” tegasnya.

Dalam kondisi ini, keteguhan Venezuela menghadapi tekanan luar negeri tidak hanya terbatas pada perlawanan militer, melainkan juga simbol tekad nasional untuk menjaga kedaulatan dan menentang politik hegemonik. Baik kebijakan luar negeri maupun aspirasi rakyat Venezuela menegaskan pentingnya mempertahankan perlawanan dan melindungi identitas nasional dari campur tangan asing.

Hal ini membuktikan bahwa Maduro dan rakyat Venezuela memiliki tekad kuat untuk berdiri teguh melawan setiap ancaman dan pelanggaran kedaulatan dengan segala cara.(PH)