Rakyat Prancis Marah; dari Jalanan Paris hingga Penjarahan di Haiti
https://parstoday.ir/id/news/world-i176936-rakyat_prancis_marah_dari_jalanan_paris_hingga_penjarahan_di_haiti
Pars Today - Surat kabar Prancis Le Monde melaporkan bahwa demonstrasi yang dilakukan oleh para pekerja, warga, pensiunan, dan akademisi Prancis yang memprotes penghapusan dana publik dan penerapan kebijakan penghematan telah memasuki minggu kedua.
(last modified 2025-09-14T07:49:31+00:00 )
Sep 14, 2025 14:47 Asia/Jakarta
  • Aksi demo di Prancis
    Aksi demo di Prancis

Pars Today - Surat kabar Prancis Le Monde melaporkan bahwa demonstrasi yang dilakukan oleh para pekerja, warga, pensiunan, dan akademisi Prancis yang memprotes penghapusan dana publik dan penerapan kebijakan penghematan telah memasuki minggu kedua.

Menurut laporan Pars Today, Le Monde menulis, "Kemarahan yang besar sedang memuncak di Prancis atas isu-isu ketidakadilan sosial, dan protes-protes ini merupakan manifestasi dari kemarahan tersebut."

Artikel dari Pars Today ini membahas manifestasi kemarahan ini, tetapi di tempat yang berbeda dan oleh orang yang berbeda.

Orang-orang di Haiti yang selama bertahun-tahun berada dalam cengkeraman kolonialisme Prancis, kini menyaksikan protes yang meluas.

Haiti dalam cengkeraman kolonialisme Prancis

Haiti adalah sebuah negara di Pulau Hispaniola di Laut Karibia. Negara ini ditaklukkan oleh Spanyol pada akhir abad ke-15, tetapi secara bertahap, seiring meningkatnya kekuatan Prancis pada paruh kedua abad ke-17, negara ini juga terlibat dalam konflik kolonial dengan Spanyol di Haiti.

Pertempuran antara kedua kekuatan Eropa ini akhirnya membuat kedua negara sepakat untuk membagi kekuasaan di wilayah tersebut pada tahun 1697. Bagian barat pulau itu diambil alih oleh Prancis, yang menguasai wilayah tersebut selama lebih dari seratus tahun.

Kejahatan Prancis di Haiti:

- Perbudakan dan perdagangan budak:

Selama masa kolonial Prancis, ratusan ribu orang Afrika diangkut secara paksa ke Haiti, yang saat itu disebut Saint-Domingue, dan bekerja dalam kondisi brutal di perkebunan tebu dan kopi. Haiti adalah koloni Prancis terkaya di abad ke-18, menghasilkan lebih dari sepertiga gula dan kopi Eropa. Kekayaan ini diperoleh oleh para budak Afrika, yang bekerja dalam kondisi yang mengerikan.

- Kerja paksa hingga mati:

Para budak bekerja di perkebunan tebu dan kopi di bawah penyiksaan, kelaparan, dan penyakit mematikan. Harapan hidup seorang budak di Haiti kurang dari 10 tahun.

- Hukuman brutal:

Pencambukan, pembakaran, pemotongan tubuh, dan penguburan hidup-hidup merupakan beberapa metode hukuman yang diterapkan Prancis terhadap rakyat Haiti.

Pembebasan dari Kolonialisme

Pada tahun 1791, para budak memberontak di bawah kepemimpinan Toussaint Louverture dan kemudian Jean-Jacques Dessalines. Setelah 13 tahun perang, Haiti menjadi negara merdeka pertama di Amerika Latin dan republik kulit hitam pertama di dunia pada tahun 1804. Ketika para budak bangkit melawan kolonialisme, tentara Prancis membakar desa-desa, membantai penduduk, dan menggunakan anjing pemburu untuk memburu budak yang melarikan diri.

Harga Pembebasan

Sebagai balasan atas kekalahannya, Prancis mengancam akan menginvasi Haiti pada tahun 1825, memaksa negara tersebut untuk membayar 150 juta franc emas (sekitar $21 miliar) sebagai kompensasi atas "kehilangan koloni". Utang ini berlangsung hingga tahun 1947, dan menghancurkan perekonomian Haiti.

Banyak pakar percaya bahwa kemiskinan di Haiti merupakan akibat langsung dari kolonialisme dan penjarahan Prancis, yang menjadikan negara tersebut sebagai negara termiskin di Belahan Barat. Krisis-krisis berikut di Haiti berakar pada sejarah penjajahan Prancis di negara tersebut:

1. Kemiskinan dan Ekonomi yang Bergantung

Haiti terpaksa mengambil pinjaman besar dan menguras sumber dayanya untuk melunasi utangnya kepada Prancis. Saat ini, lebih dari 60% penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan.

2. Ketidakstabilan politik dan kekerasan

Prancis menghambat perkembangan demokrasi dengan mendukung elit korup dan kudeta (seperti rezim Duvalier). Saat ini, Haiti dikuasai oleh kelompok-kelompok bersenjata dan pemerintahannya praktis lumpuh.

3. Degradasi lingkungan dan pertanian

Prancis telah menggerogoti tanah Haiti dengan sistem monokultur tebunya. Saat ini, lebih dari 98% hutan Haiti telah hancur dan lahan pertaniannya tandus.

4. Rasisme dan Penghinaan Internasional

Bahkan setelah merdeka, Haiti dikenai sanksi dan diisolasi oleh kekuatan dunia (termasuk Amerika Serikat). Saat ini, banyak warga Haiti hidup dalam kondisi yang mirip dengan apartheid ekonomi.

Paris tidak pernah secara resmi meminta maaf, tetapi pada tahun 2015, Presiden Prancis saat itu, François Hollande, mengatakan, "Kita harus membayar utang historis kita kepada Haiti."

Namun, tidak ada kompensasi yang dibayarkan. Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana Prancis, dengan sejarah kolonialisme yang membentang dari Afrika hingga Amerika Latin, di bawah pemerintahannya saat ini, akan pulih dari krisis yang diciptakannya terhadap rakyatnya sendiri?(sl)