Rumor Media Barat tentang Kondisi Fisik Trump yang Menurun Drastis
https://parstoday.ir/id/news/world-i176964-rumor_media_barat_tentang_kondisi_fisik_trump_yang_menurun_drastis
Berbagai media berbahasa Inggris membahas mengenai perubahan kondisi mulut dan wajah Donald Trump yang menurun drastis dalam upacara peringatan 11 September.
(last modified 2025-09-18T07:54:19+00:00 )
Sep 15, 2025 11:35 Asia/Jakarta
  • Rumor Media Barat tentang Kondisi Fisik Trump yang Menurun Drastis

Berbagai media berbahasa Inggris membahas mengenai perubahan kondisi mulut dan wajah Donald Trump yang menurun drastis dalam upacara peringatan 11 September.

Tehran, Pars Today- Sebuah gambar Donald Trump, Presiden Amerika Serikat dalam upacara peringatan 11 September dipublikasikan dan kembali memunculkan perbincangan mengenai kondisi fisiknya.

Kondisi fisik Trump dalam beberapa pekan terakhir juga menjadi berita, dan beberapa foto yang dipublikasikan memperlihatkan wajahnya tampak kusut. Belakangan ini, memar di tangan Presiden Amerika Serikat tersebut juga ramai diperbincangkan. Namun Gedung Putih setelah beberapa waktu diam, akhirnya menyatakan bahwa ia menderita insufisiensi vena kronis; suatu masalah umum dan jinak dalam peredaran darah, khususnya pada orang berusia di atas 70 tahun, yang didiagnosis setelah terlihat pembengkakan tidak normal pada pergelangan kaki Trump serta memar di tangan kanannya.

Semua hal ini menunjukkan bahwa Trump tidak berada dalam kondisi fisik yang prima. Setelah foto-foto Trump pada hari upacara peringatan 11 September dipublikasikan, hal itu menimbulkan kontroversi besar di media sosial, khususnya platform X. Para pengguna jaringan ini menggambarkan wajah Trump yang turun sebagai sesuatu yang tidak normal, dan sebagian mengemukakan kemungkinan terjadinya stroke ringan maupun kelumpuhan saraf wajah.

Pasca tersebarnya video tersebut, berbagai spekulasi muncul. Salah satunya menyebut: “Saya tahu kita semua sedang sibuk dengan hal lain. Tapi apakah Trump terkena stroke? Karena menurut saya, itu sangat mirip dengan gejala wajah turun yang berkaitan dengan stroke.” Pengguna lain menulis: “Trump di upacara peringatan 11 September di Pentagon. Apa yang terjadi dengan wajahnya? Jelas terlihat ada penurunan di sisi kanan wajah dan mulut, yang biasanya menunjukkan kondisi medis tertentu.”

Beberapa media, termasuk Economic Times, mengutip referensi medis seperti “ASURE” dan Cleveland Clinic, yang menjelaskan bahwa wajah turun dapat disebabkan oleh hal-hal seperti kerusakan saraf wajah, infeksi telinga tengah, komplikasi neurologis, atau bahkan stroke.

Namun sebagian juga berpendapat bahwa foto-foto tersebut mungkin hanya disebabkan oleh ekspresi wajah Trump atau sudut pengambilan gambar. Kendati demikian, beragam gambar dan foto yang ada sebagian besar membantah teori tersebut. Hindustan Times menulis: “Isu ini muncul setelah kekhawatiran terkait memar di tangan Trump dan kunjungannya baru-baru ini ke turnamen tenis AS Terbuka, di mana sebuah foto menunjukkan Trump sedang mengonsumsi sejenis pil berwarna biru.”

Media India itu menambahkan,“Shawn Barbabla, dokternya, dengan mengakui adanya memar pada tubuh Trump, mengatakan: ‘Hal ini sesuai dengan iritasi ringan jaringan lunak akibat seringnya pengambilan darah dan penggunaan aspirin sebagai bagian dari regimen standar pencegahan penyakit kardiovaskular.’ Presiden memiliki ‘kesehatan kognitif dan fisik yang baik’ dan memar tersebut juga bisa disebabkan oleh aspirin yang dikonsumsi Trump untuk pencegahan penyakit jantung.”

Pemerintahan Trump atau Gedung Putih hingga kini belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait apakah ia mengalami stroke atau memiliki masalah neurologis tertentu. Jika hal itu benar terjadi, maka akan menimbulkan kontroversi baru di Amerika Serikat. Bagaimanapun, perhatian publik kini tertuju pada isu kesehatan Trump. Mantan Presiden AS, Joe Biden, karena faktor usia lanjut, mengundurkan diri dari pencalonan pada periode berikutnya, dan wakilnya Kamala Harris menjadi penggantinya. Trump sendiri mengklaim bahwa kondisi kesehatannya baik, namun persoalan “presiden tua” Amerika Serikat tampaknya belum usai.(PH)