Alasan di Balik Protes Keras Presiden Brasil atas Trump
Sep 18, 2025 21:54 Asia/Jakarta
-
Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva
Pars Today – Presiden Brasil dalam protes keras luar biasa terhadap Presiden Amerika Serikat, menyebut Donald Trump bukan “Penguasa Dunia”.
Luiz Inacio Lula da Silva, Presiden Brasil, memprotes keras kebijakan-kebijakan Presiden AS dan menegaskan bahwa Trump, bukanlah imperator dunia. Menyinggung tarif 50 persen yang diterapkan Presiden AS sebelumnya terhadap produk-produk ekspor Brasil, termasuk kopi dan daging, Lula menilai langkah tersebut sepenuhnya politis.
“Rakyat Amerika akan membayar harga kesalahan yang dilakukan Trump terhadap Brasil. Trump, tidak melakukan komunikasi dengan cara yang beradab, ia hanya menyebarkannya di media-media sosial,” tegas Lula.
Presiden Brasil, mengumumkan akan memberikan paket bantuan kredit senilai 5,5 miliar dolar untuk membantu eksportir negara itu dalam menghadapi tarif 50 persen AS. Paket bantuan itu dinamai “Brasil Berdaulat” dan termasuk diskon pajak, serta dukungan asuransi untuk para eksportir.
Lula juga mengatakan bahwa paket bantuan ini merupakan langkah awal, dan ia berjanji bahwa Brasil, tidak akan mundur dalam menghadapi aksi-aksi AS yang tidak berdasar itu.
Presiden Brasil, menegaskan bahwa ia tidak punya hubungan apa pun dengan Trump, dan menuturkan, “Saya tidak pernah berusaha untuk menjalin hubungan dengannya, karena Trump tidak pernah menginginkan dialog.”
Da Silva melanjutkan dengan menyatakan bahwa Trump bukanlah presiden Brasil ketika ia pertama kali memenangkan pemilu, dan mengklarifikasi: Trump tidak terkait dengan Brasil, melainkan dengan Jair Bolsonaro, mantan presiden negara ini.
Ia menganggap klaim Trump tentang kurangnya demokrasi di Brasil tidak berdasar dan menuturkan: Jika serangan terhadap Kongres AS pada 6 Januari 2021 terjadi di Brasil, ia pasti sudah diadili. Da Silva juga merujuk pada vonis Bolsonaro dan menekankan: Ia dan teman-temannya telah melukai Brasil, mencoba kudeta, dan bahkan berencana membunuh saya.
Kritik keras Presiden Brasil tersebut merupakan yang terbaru dalam perang verbal antara dirinya dan Trump. Lula da Silva adalah kritikus keras Trump karena berbagai alasan. Kritiknya bersifat politis dan ekonomi, serta berkaitan dengan perilaku Trump di dunia maya. Alasan terpentingnya adalah sebagai berikut:
- Penentangan terhadap kebijakan ekonomi Trump: Lula da Silva telah mengkritik kebijakan tarif Trump, menyebutnya sebagai hambatan bagi perdagangan bebas dan multilateralisme. Ia meyakini langkah-langkah ini bertentangan dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan pasca Perang Dunia II untuk perdamaian dan kerja sama global.
- Membela multilateralisme dan tatanan global: Lula da Silva adalah pendukung setia multilateralisme. Ia meyakini dunia harus diatur berdasarkan kerja sama internasional dan saling menghormati, serta mengkritik dominasi sepihak AS. Lula da Silva telah menyatakan keprihatinannya atas pelemahan lembaga internasional seperti PBB oleh Trump dan ketidakpeduliannya terhadap kerja sama global, dengan mengatakan bahwa tren ini mengancam perdamaian dunia.
Da Silva ingin kembali ke jalur diplomasi, dialog, dan kerja sama internasional, dan menganggap perilaku Trump bertentangan dengan jalur tersebut. Sebaliknya, Donald Trump secara umum menentang lembaga internasional seperti PBB dan perjanjian multilateral seperti Perjanjian Iklim Paris, serta telah menjalankan kebijakan luar negeri "America First".
- Ekonomi dan perdagangan global: Lula mengkritik ketergantungan yang berlebihan terhadap dolar AS dan menyerukan pembentukan sistem alternatif untuk perdagangan global. Ia mengkritik keras tarif Trump terhadap negara-negara BRICS, dengan mengatakan "dunia tidak membutuhkan seorang imperator." Di sisi lain, Trump mendukung kebijakan proteksionis. Dengan mengenakan tarif impor yang tinggi, ia telah mencoba meningkatkan produksi domestik AS, sekali pun harus bersitegang dengan sekutu.
- Demokrasi dan kedaulatan: Da Silva telah berulang kali menekankan bahwa kedaulatan dan kemerdekaan Brasil tidak dapat dinegosiasikan. Menanggapi ancaman Trump tentang tarif, ia mengatakan bahwa Brasil tidak akan menjadi pion dalam politik AS. Sebaliknya, Trump telah mencoba memengaruhi urusan dalam negeri Brasil, terutama dalam kasus mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Trump telah berulang kali mengkritik persidangan dan vonis Bolsonaro, bahkan mengancam pemerintah Brasil dengan tindakan hukum. Pendekatan Trump merupakan contoh nyata campur tangan dalam urusan internal Brasil.
- Dunia maya dan misinformasi: Lula telah meminta platform digital untuk bertanggung jawab atas misinformasi dan ujaran kebencian. Ia percaya bahwa mengatur dunia maya bukanlah penyensoran, melainkan melindungi keluarga. Mengkritik perilaku daring Trump, da Silva dengan sinis berkata, "Jadilah presiden, bukan influencer!" dan meminta Trump untuk fokus pada isu-isu global yang penting alih-alih menghabiskan waktu di internet dan media sosial. Sementara itu, Trump telah berulang kali mengkritik pembatasan akun media sosialnya, dan menyebutnya sebagai pelanggaran kebebasan berekspresi. (HS)
Tags