Eropa di Ambang Krisis Keamanan

Pars Today -  Menyusul pernyataan ancaman dari para pejabat NATO, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia memperingatkan terhadap "gagasan bodoh" perang dengan Moskow dan menjanjikan "respons yang tegas dan menyeluruh".

Eropa kembali menyaksikan peningkatan ketegangan keamanan antara Rusia dan NATO. Peringatan timbal balik dari para pejabat Kremlin dan anggota NATO telah menciptakan suasana yang mirip dengan Perang Dingin, di mana kedua belah pihak bersiap menghadapi berbagai kemungkinan skenario.

Ketegangan ini meningkat dalam situasi di mana ketidakpastian tentang kelanjutan dukungan AS, terutama jika Trump kembali, telah memperdalam krisis keamanan di Benua Hijau.

Peringatan Tegas Moskow kepada NATO

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, bereaksi keras terhadap pernyataan terbaru para pejabat NATO tentang "persiapan perang dengan Rusia", dab menyebut pernyataan ini sebagai bagian dari "upaya terkoordinasi untuk mempersiapkan opini publik secara mental dan menyalahkan Rusia".

Zakharova memperingatkan bahwa jika "gagasan bodoh" semacam itu terbentuk di benak para ahli strategi NATO, respons Rusia akan tegas dan menyeluruh.

NATO dalam Posisi Defensif

Peringatan ini muncul di saat NATO berada dalam posisi defensif. Menteri Pertahanan Inggris John Haley menekankan perlunya memperkuat kerja sama pertahanan antar-anggota, dengan menyebutkan "ancaman yang semakin besar" terhadap Eropa, termasuk "penerbangan pesawat tak berawak yang sembrono di atas Polandia dan jet tempur Rusia di atas Estonia".

Pada saat yang sama, pertemuan darurat para menteri pertahanan dari empat negara anggota NATO diadakan di Berlin.

Bayangan Berat Trump atas Masa Depan NATO

Kekhawatiran strategis yang membayangi stabilitas dan komitmen NATO di masa depan adalah ketidakpastian pemerintahan Donald Trump, yang telah menjerumuskan NATO ke dalam kekacauan.

Situasi saat ini dapat diibaratkan seperti permainan berbahaya di mana Rusia dengan percaya diri menanggapi setiap serangan NATO dengan pembalasan skala penuh, dan NATO, terlepas dari meningkatnya ancaman perang, sedang berjuang menghadapi tantangan internal yang mendalam, termasuk ketergantungan yang tak terduga pada Amerika Serikat. Masa depan konfrontasi ini bergantung pada kemampuan NATO untuk mengatasi perpecahan internal dan menciptakan pencegah yang kredibel.(sl)