Migrasi Besar-Besaran dari Inggris / Kelemahan London dalam Menghadapi Serangan Militer
Data resmi pemerintah Britania Raya menunjukkan terjadinya migrasi dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dari negara tersebut.
Tehran,Parstoday- Berdasarkan data resmi pemerintah Inggris, sekitar satu juta orang telah meninggalkan negara itu dalam empat tahun terakhir.
Menurut harian Inggris The Telegraph, alasan migrasi ini adalah meningkatnya pajak bagi para penduduk serta diberlakukannya aturan-aturan ketat terhadap mereka.
London mengajukan klaim baru terhadap Moskow: Kami siap bertindak
Sementara itu, Menteri Pertahanan Inggris John Healey, menanggapi keberadaan kapal mata-mata Rusia “Yantar” di perairan sekitar wilayah utara Skotlandia dan menuduhnya memantau kabel bawah laut serta menyorotkan laser ke arah pilot Angkatan Udara, memperingatkan bahwa pasukan Inggris mengawasi pergerakan kapal tersebut dari dekat dan siap mengambil tindakan.
Kementerian Pertahanan Inggris dalam akun resminya di platform X mengklaim bahwa kapal Rusia “Yantar” dalam beberapa pekan terakhir telah memasuki “perairan yang lebih luas” Inggris dan kini berada “di tepi perairan” negara itu di utara Skotlandia. Dalam pernyataan tersebut, “Yantar” digambarkan sebagai kapal yang dirancang untuk “pengumpulan informasi dan pemetaan kabel bawah laut”, sehingga Kementerian Pertahanan Inggris menganggapnya sebagai ancaman potensial terhadap infrastruktur maritim vital negara tersebut.
Pemanfaatan rencana Inggris untuk mengubah industri-industri terbengkalai menjadi pabrik amunisi
Selain itu, bocoran terbaru media Inggris menunjukkan bahwa Kementerian Pertahanan negara itu, di bawah tekanan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), telah meluncurkan proyek bernama “Proyek Nobel” untuk mengubah sedikitnya 12 kilang dan kompleks kimia yang terbengkalai menjadi pabrik produksi bahan peledak dan amunisi.
Gelombang kebangkrutan dewan-dewan kota di Inggris
Di sisi lain, bersamaan dengan meningkatnya tekanan fiskal terhadap pemerintah Inggris dan peringatan berulang mengenai defisit anggaran serta keterbatasan sumber daya publik, krisis keuangan di tingkat pemerintah daerah dan dewan kota telah mencapai tahap yang belum pernah terjadi sebelumnya. Setelah beberapa dewan mengumumkan kebangkrutan, kini puluhan kota lainnya menghadapi risiko diberikannya peringatan keuangan khusus, yang meningkatkan ancaman berhentinya layanan-layanan publik penting di salah satu negara terkaya di Eropa.
Dalam sistem hukum Inggris, istilah “bangkrut” tidak digunakan bagi pemerintah lokal, tetapi keluarnya peringatan yang dikenal sebagai “Pemberitahuan Pasal 114” oleh pejabat keuangan suatu otoritas lokal pada praktiknya berarti penghentian semua pengeluaran kecuali untuk layanan yang benar-benar wajib, serta dimulainya masa penghematan paksa.
Berdasarkan catatan Dewan Rakyat dan laporan media Inggris, sejak 2018 hingga kini sejumlah dewan kota termasuk Northamptonshire, Croydon, Slough, Nottingham, Thurrock, Woking, dan akhirnya Dewan Kota Birmingham—kota terbesar kedua di Inggris—terpaksa mengeluarkan peringatan tersebut; sesuatu yang menurut para pengamat menunjukkan bahwa “risiko keuangan” kini berubah menjadi kenyataan sehari-hari bagi pemerintah lokal.
Inggris “tidak cukup siap” menghadapi serangan militer
Menindaklanjuti perkembangan ini, Komite Pertahanan Parlemen Inggris memperingatkan bahwa negara tersebut terlalu bergantung pada Amerika Serikat dan “tidak cukup siap” untuk mempertahankan diri dari sebuah serangan militer. Badan Keamanan Dalam Negeri Inggris MI5 dalam beberapa hari terakhir juga mengeluarkan peringatan baru yang menunjukkan bahwa upaya China untuk mengumpulkan informasi dari dalam struktur politik Inggris telah memasuki tahap yang lebih aktif.(PH)