Hillary Tuntut Penghitungan Suara Ulang Pilpres AS
Kandidat capres Amerika Serikat yang kalah, menuntut penghitungan suara ulang hasil pilpres terbaru di negara itu yang dimenangkan capres dari Republik.
Panitia pemenangan pemilu capres Partai Demokrat, Sabtu (26/11) mengumumkan, Hillary Clinton, kandidat capres Demokrat menyetujui permintaan Jill Stein, capres dari Partai Hijau agar dilakukan penghitungan suara ulang di beberapa negara bagian penting Amerika.
Jill Stein yang kalah dalam kontestasi pilpres di Amerika dengan perbedaan suara yang cukup mencolok, menuntut penghitungan suara ulang di beberapa negara bagian termasuk di Wisconsin.
Kandidat capres Amerika dari Partai Hijau yang dikabarkan tidak terlalu banyak mendapat sokongan dana tersebut, sepekan lalu berhasil mengumpulkan bantuan dana beberapa juta dolar berkat para pendukung Clinton yang sampai saat ini terus berusaha mengubah hasil pilpres. Uang itu akan digunakan Jill Stein untuk biaya penghitungan suara ulang.
Setiap kandidat capres di Amerika yang menuntut penghitungan suara ulang harus menanggung biayanya sendiri.
Dalam beberapa hari terakhir, para pengamat internet mengklaim bahwa suara Clinton di tempat-tempat pemungutan suara yang dilakukan secara elektronik, jumlahnya tujuh persen lebih sedikit ketimbang TPS-TPS lain dan masalah ini bisa jadi merupakan indikasi pengaruh hacker atas sistem pemilu di Amerika.
Donald Trump, Presiden terpilih Amerika mereaksi tuntutan penghitungan suara ulang tersebut dan mengatakan, upaya-upaya untuk melakukan penghitungan suara ulang, konyol dan merupakan bentuk penipuan.
Ia menjelaskan, pemilu presiden mendapat pengesahan dari rakyat Amerika dan lebih baik menghormati suara rakyat ketimbang terus mencari-cari masalah. (HS)