Uji Coba Rudal Balistik dan Persaingan Senjata Pakistan-India
(last modified Sat, 20 Jan 2018 10:28:12 GMT )
Jan 20, 2018 17:28 Asia/Jakarta
  • Rudal Balistik Pakistan.
    Rudal Balistik Pakistan.

Pakistan mengabarkan uji coba terbaru rudal balistik dan rudal jelajah negara ini dalam konteks program pengembangan rudal. Menurut rencana, rudal-rudal balistik berbahan bakar padat yang memiliki jangkauan 2.000 kilometer akan di uji coba sejalan dengan program tersebut.

Persiapan Pakistan untuk menguji coba rudal-rudal balistik dilakukan tak lama setelah India –sebagai negara tetangga dan rival Pakistan– baru-baru ini menguji coba rudal antarbenua, Agni-5, yang memiliki kemampuan untuk membawa hulu ledak nuklir.

Kementerian Pertahahan India dalam sebuah pernyataan menyebutkan, rudal balistik Agni-5 diluncurkan dari Pulau Abdul Kalam di luar negara bagian Odisha, India timur pada Kamis pagi, 18 Januari 2018. Rudal ini bergerak sekitar 19 menit dan menjangkau 3.000 mil. Dalam bahasa India,

Uji coba rudal Agni –yang bermakna "api" dalam bahasa India– dilakukan pada periode menegangkan dalam hubungan bermasalah antara India dengan Pakistan (tetangganya yang bersenjata nuklir). Agni-5 memiliki panjang sekitar 55 kaki dan dikembangkan di India. Ini adalah rudal paling canggih di kelas Agni yang mempunya jarak tempuh lebih dari 3.000 mil dan muatan seberat 1,5 ton serta mampu membawa hulu ledak nuklir.

Rudal India, Agni-5

Menurut para pakar, setelah proses induksi selesai, India akan bergabung dengan kelompok elit negara-negara yang memiliki akses terhadap rudal balistik antarbenua, yaitu sebuah daftar yang mencakup Cina, Rusia dan Amerika Serikat.

Menyusul perkembangan rudal India, Pakistan juga terus mengembangkan kekuatan-kekuatan rudalnya. Pengembangan program rudal dan nuklir merupakan bagian terpenting dalam doktrin pertahanan dan keamanan negara Pakistan, sehingga langkah ini telah mengintensifkan persaingan dengan India.

Ada pandangan yang menyebutkan bahwa penyebab utama fokus khusus Pakistan terhadap penguatan kemampuannya dalam program rudal dan nuklir serta upaya untuk mencapai teknologi baru di bidang ini adalah untuk menjaga dan meningkatkan kemampuan pertahanannya guna menghadapi segala kemungkinan perang dengan India.

Sejumlah pejabat Islamabad mengakui bahwa peningkatan persaingan dengan India telah menyebabkan pemerintah Pakistan mengalokasikan anggaran di sektor pertahanan dan keamanan melebihi kebutuhan yang sebenarnya.

Keterlibatan Pakistan dalam konflik bersejarah dengan India dan fokusnya pada masalah militer dan keamanan telah menyebabkan negara ini tidak terlalu fokus kepada kebutuhan pembangunan.

Perselisihan India dan Pakistan terkait dengan Kashmir dalam beberapa dekade terakhir telah menyeret kedua negara itu ke dalam dua perang. Pakistan dan India saling memantau perkembangan keamanan dan militer masing-masing negara secara teliti, sehingga situasi ini mendorong kedua negara yang bertetangga ini untuk mengambil langkah-langkah demi mempertahankan kemampuan daya saingnya.

Rencana pembelian sistem rudal, S-400 oleh India pada tahun 2017 telah menuai reaksi dari Pakistan. Kebijakan merusak Amerika Serikat dalam hubungan regional yang condong memihak India ketimbang Pakistan telah mendorong pemerintah Islamabad untuk mengembangkan program rudal dan nuklirnya lebih dari sebelumnya.

Yang pasti, perjanjian nuklir antara New Delhi dan Washington telah menyebabkan perubahan dalam perimbangan persaingan persenjataan dan nuklir antara Pakistan dan India, dimana perubahan ini menguntungkan pemerintah Islamabad. Kondisi tersebut juga telah memunculkan berbagai pandangan dalam mengevaluasi kemampuan pertahanan dan keamanan Pakistan dan India.

Petr Topychkanov, pakar militer di Pusat Carnegie Moscow mengatakan, India –meskipun memiliki investasi besar di sektor rudal-rudal balistik supersonik– namun tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi kemampuan rudal Pakistan. Jika India hingga 10 tahun ke depan juga berusaha untuk meningkatkan kemampuan rudalnya, negara itu tetap tidak akan mampu menghadapi sistem rudal Pakistan.

Tentu saja, tidak adanya informasi detil mengenai kemampuan rudal India dan Pakistan telah menyebabkan para pakar tidak mampu mengevaluasi dan menilai  kapasitas dan kemampuan kedua negara tersebut secara akurat.

Jika Pakistan dan India juga tidak memiliki informasi detil tentang kemampuan rivalnya, maka kedua negara ini akan selalu menghadapi kekhawatiran konstan atas peningkatan kemampuan pihak seberang, dan tentunya masing-masing akan terus berusaha mengembangkan kemampuan rudalnya semaksimal mungkin. (RA)