Konferensi Keamanan Munich; Perspektif Negatif Perdamaian Global
(last modified 2018-02-19T11:46:29+00:00 )
Feb 19, 2018 18:46 Asia/Jakarta
  • Konferensi Keamanan Munich
    Konferensi Keamanan Munich

Konferensi Keamanan Munich ke 54 berakhir hari Ahad (18/2) dengan perspektif negatif akan keamanan dan perdamaian global.

Konferensi keamanan Munich sebuah pertemuan untuk memikirkan bersama kondisi perdamaian dan keamanan dunia. Media Jerman menulis, konferensi yang sedianya memikirkan keamanan global ternyata malah merefleksikan kondisi suram keamanan.

Wolfgang Ischinger, ketua Konferensi Keamanan Munich

Wolfgang Ischinger, ketua Konferensi Keamanan Munich menunjukkan kekecewaannya atas hasil yang dicapai konferensi ini. "Kita mendengar betapa banyak pendekatan keliru di dunia, apa saja ancaman yang ada dan apa yang ingin kita hindari. Namun kita masih belum cukup mendengar langkah-langkah pasti yang mampu memulihkan perspektif suram ini," papar Wolfgang Ischinger.

Selama konferensi tiga hari di Munich ini hadir ratusan pakar dan petinggi negara dari lima benua. Konferensi Keamanan Munich sebuah pertemuan penting dunia di bidang keamanan yang dinilai istimewa oleh elit politik dan media global. Petinggi dan pakar terkenal dari lima benua memaparkan pandangan dan pendekatan mereka terkiat keamanan dan perdamaian dunia selama pertemuan tersebut.

Di Konferensi Keamanan Munich tahun 2018 dibicarakan berbagai isu mulai dari tensi di hubungan sekutu dua atlantik dan friksi antara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara termasuk bujet negara anggota organisasi ini hingga tensi di hubungan Barat dan Rusia serta krisis di wilayah Timur Tengah.

Menlu Jerman Sigmar Gabriel

Menteri Luar Negeri Jerman, Sigmar Gabriel di pidatonya secara transparan mengakui poin ini bahwa kita tidak mengenal Amerika saat ini dan ia pun mengakui friksi mendalam antara Eropa dan Amerika. Menlu Jerman seraya mengisyaratkan bahwa dunia berada di tebing yang berbahaya, menekankan pentingnya peran lebih besar Eropa.

Sementara itu, Wolfgang Ischinger mengkritik Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan mengatakan, Trump bukan hanya dengan ancaman, bahkan dengan senjata berusaha mengembalikan peran polisi dunia kepada Washington, padahal peran seperti ini telah hancur selama beberapa tahun lalu.

Sejumlah pemerintah seperti Amerika dan rezim Zionis Israel memanfaatkan Konferensi Keamanan Munich untuk mengumbar kebencian dan ancamannya kepada negara lain termasuk kepada Republik Islam Iran. Pidato kontroversial Penasehat Keamanan Nasional presiden AS, H. R. McMaster dan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu yang mencitrakan Iran sebagai ancaman serta klaim palsu menuai respon luas media internasional.

Klaim palsu tersebut tidak dibiarkan tanpa jawaban oleh Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif. Sementara itu, sikap berbeda mantan menlu Amerika John Kerry menunjukkan perpecahan di kepemimpinan Amerika Serikat. John Kerry, berbeda dengan sikap Gedung Putih, menekankan pentingnya mempertahankan Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA).

Menlu Iran Mohammad Javad Zarif di Konferensi Munich

Benyamin Netanyahu di hari ketiga Konferensi Keamanan Munich menggulirkan pidato tak berdasar. Seraya mengacungkan serpihan besi yang ia klaim sebagai bagian dari drone Iran, kembali mengancam Republik Islam. Zarif saat mereaksi pidato Netanyahu menyebutnya sebagai sandiwara lucu yang tidak pantas dijawab. Zarif menyeru para peserta untuk memaparkan isu-isu yang lebih penting dan serius. (MF)

Tags