Pejabat Moskow Reaksi Rencana Baru AS Sanksi Rusia
-
Sanksi Amerika Serikat terhadap Rusia
Para pejabat politik Rusia mengatakan, sejumlah senator Amerika tengah berusaha menjadikan penerapan sanksi baru terhadap Moskow sebagai isu pemilu di negara ini.
Menurut laporan surat kabar Kommersant, Konstantin Kosachev, Ketua Komite Hubungan Internasional Dewan Federasi Senat Rusia meyakini bahwa penyerahan rencana sanksi baru terhadap Rusia telah menjadi persaingan politik di dalam negeri Amerika Serikat.

"Sikap beberapa senator dan anggota Kongres AS telah lama gagal untuk menyesuaikan diri dengan realitas dan apa yang terjadi di kancah politik," ungkap Kosachev.
Senator Rusia ini menekankan bahwa tindakan para senator Amerika baru-baru ini hanya untuk tujuan kampanye politik dan akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang. Karena kondisi dalam negeri menjadi lebih rumit dan persaingan kekuatan politik di Amerika Serikat meningkat.
Andrey Kortunov, Dirjen Dewan Urusan Internasional juga mengatakan, di Kongres Amerika Serikat ada ketidakpuasan yang serius dengan hasil pertemuan puncak antara Rusia dan Amerika Serikat di Helsinki. Ini pandangan mayoritas bahwa Trump gagal mendapat komitmen tanpa syarat Vladimir Putin, Presiden Rusia untuk tidak ikut campur dalam pemilu AS.
"Meyakinkan publik Amerika Serikat bahwa Rusia ikut campur dalam pemilu AS sangat penting bagi anggota Kongres AS. Karena kebanyakan dari mereka melihat pemilu sela di bulan November nanti urgensinya sama dengan pemilu presiden 2016," jelas Kortunov.
Sekelompok senator Amerika dari dua kubu; Demokrat dan Republik hari Kamis (02/8) mengajukan rancangan yang isinya selain menetapkan sanksi baru terhadap Rusia juga mewajibkan pemerintah Amerika untuk membahas kemungkinan memperkenalkan Moskow sebagai "pendukung terorisme".