Banjir dan Badai Terjang Italia
Total kematian akibat badai dahsyat yang menerjang Italia menjadi 11 orang pada Selasa (30/10/2018), sementara cuaca buruk melanda Eropa hingga membuat pengendara dan turis terjebak. Demikian seperti dilansir kompas.com.
"Kami menghadapi salah satu situasi meteorologi paling kompleks dari 50 hingga 60 tahun terakhir," kata Angelo Borrelli, kepala badan perlindungan sipil nasional, seperti diwartakan AFP.
Otoritas melaporkan, perempuan tewas karena rumahnya dilanda longsor di Tretino, sementara seorang pria tewas di Veneto akibat tertimpa pohon jatuh.
Di tempat lain, seorang pria tewas ketika selancar lain pada Senin lalu di dekat kota Cattolica di pantai Adriatik, sementara mayat pria lain ditemukan di Danau Levico.
Seorang pria juga hilang di laut lepas Calabria di barat daya, sementara mayat yang lain ditemukan di sungai di Italia utara. Sementara itu, Venesia terrendam banjir yang mencapai hampir rekor tertinggi, sedangkan badai membawa angin kencang hingga 180 km/jam.
Melansir CNN, air di kota yang terkenal dengan kanal dan gondolanya itu meningkat 160 cm di atas permukaan laut akibat air pasang, yang berarti 77 persen kota terendam dengan air. Tinggi air itu disebut sebagai yang tertinggi sejak Desember 1979. Level air tertinggi yang pernah tercatat terjadi pada November 1966 dengan 194 cm.
Turis dan penduduk berjalan dengan susah payah melewati air yang hampir setinggi pinggang, sementara toko-toko dan restoran dihiai dengan pengalang untuk menahan gelombang pasang.
Pemilik toko juga terlihat menggunakan ember untuk membuang air dari tempat mereka. Hamparan luas Basilika Santo Markus berubah menjadi danau.
Media Italia melaporkan bahwa sekitar 170 orang, wisatawan dan staf hotel, terdampar oleh hujan salju lebat di Stelvio Pass di perbatasan Swiss.
Sementara itu di Friuli Venezia Giulia, pemerintah setempat mengatakan sekitar 23.000 orang mengalami pemadaman listrik.