Babak Baru Perlombaan Senjata Amerika dan Rusia
(last modified Fri, 18 Jan 2019 05:08:16 GMT )
Jan 18, 2019 12:08 Asia/Jakarta
  • Rudal-rudal jarak menengah milik Amerika Serikat.
    Rudal-rudal jarak menengah milik Amerika Serikat.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 20 Oktober 2018 mengumumkan bahwa negaranya akan meninggalkan Traktat Kekuatan Nuklir Jarak-Menengah (INF). AS memutuskan keluar dari INF dengan alasan pelanggaran ketentuan kesepakatan oleh Rusia.

Kemudian pada 4 Desember 2018, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan Washington akan menangguhkan komitmennya pada Traktat INF selama 60 hari sehingga Moskow bisa menunjukkan kepatuhan penuhnya selama masa itu dan jika ini tidak terjadi, AS akan keluar dari kesepakatan tersebut.

Washington kini secara terbuka mengumumkan tanggal penarikan dirinya dari Traktat INF setelah pembicaraan yang dilakukan antara perwakilan AS dan Rusia di Jenewa pada Selasa lalu, tidak mencapai kesepakatan.

Deputi Menlu AS untuk Pengendalian Senjata dan Keamanan Internasional, Andrea Thompson menuding Rusia tidak mematuhi ketentuan Traktat INF dan AS berniat meninggalkan traktat ini pada 2 Februari 2019.

Proses penarikan diri dari Traktat INF akan memakan waktu sekitar enam bulan. Washington menyebut putaran terakhir pembicaraan untuk melestarikan traktat ini sebagai “mengecewakan.”

“Pertemuan Jenewa mengecewakan karena jelas bahwa Rusia terus melanggar materi perjanjian dan tidak siap menjelaskan bagaimana rencananya untuk kembali ke kepatuhan penuh dan dapat diverifikasi,” ujar Thompson.

Rudal jelajah Kalibr milik Rusia.

Sementara itu, pejabat Rusia percaya bahwa AS adalah pihak yang melanggar kesepakatan tersebut. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, yang memimpin delegasi Moskow dalam perundingan Jenewa, mengatakan Moskow secara ketat mematuhi ketentuan Traktat INF, sementara AS terus merusak dokumen penting ini. Tanggung jawab untuk penghentian perjanjian ini sepenuhnya berada di tangan Washington.

“Kedua pihak gagal mencapai kesepakatan terkait isu-isu yang diperdebatkan dan Washington tampaknya tidak memiliki kesiapan untuk melanjutkan pembicaraan,” ungkapnya.

Pemerintah Rusia berulang kali menyatakan bahwa pihaknya akan melaksanakan ketentuan Traktat INF secara penuh selama AS memiliki komitmen yang sama.

Pemerintahan Trump sejauh ini telah menarik AS keluar dari banyak perjanjian bilateral dan internasional. Menyaksikan tekad Washington untuk meninggalkan Traktat INF, Moskow telah menyusun langkah-langkah untuk menghadapi tindakan potensial AS setelah keluar dari kesepakatan itu.

Kepala Departemen Non-Proliferasi dan Pengendalian Senjata Kemenlu Rusia, Vladimir Ermakov mengatakan Moskow tidak akan lagi berkomitmen terhadap ketentuan Traktat INF jika Washington telah menarik diri.

Presiden AS Ronald Reagan dan Sekretaris Jenderal Uni Soviet Mikhail Gorbachev menandatangani Traktat INF di Washington pada 8 Desember 1987.

AS dan Uni Soviet menandatangani Traktat Kekuatan Nuklir Jarak-Menengah (INF) pada Desember 1987 di Washington dan efektif berlaku mulai Juni 1988.

Traktat ini melarang kedua negara untuk menyebarkan rudal balistik dan rudal jelajah di Eropa. Rudal jarak menengah 1.000 hingga 5.500 kilometer dan rudal jarak pendek dengan jangkauan 500 hingga 1.000 kilometer harus dimusnahkan.

Jika AS benar-benar keluar, tidak hanya pengembangan rudal balistik dan rudal jelajah yang akan dipacu kembali, tetapi dapat diprediksi bahwa Washington akan menyebarkan senjata itu di Eropa, dan tindakan ini tentu akan mengundang respon dari Moskow.

Prospek ini telah mengundang kekhawatiran negara-negara Eropa. Keputusan Trump akan menjadikan benua Eropa sebagai zona perlombaan rudal dan senjata nuklir antara Amerika dan Rusia. (RM)