Dampak Kebijakan Perdagangan AS terhadap Eropa
(last modified Thu, 11 Jul 2019 11:34:45 GMT )
Jul 11, 2019 18:34 Asia/Jakarta
  • Perang dagang AS vs Eropa
    Perang dagang AS vs Eropa

Presiden AS, Donald Trump menjalankan kebijakan proteksionisme ekonomi dengan menaikkan tarif impor barang dari negara lain yang menyulut perang dagang tidak hanya dari rivalnya, Cina, tapi juga dari mitra dekatnya, Eropa.

Komisi Eropa hari Rabu (10/9) menyatakan, kebijakan perdagangan AS diprediksi akan menurunkan pertumbuhan ekonomi Uni Eropa, dan implementasi kebijakan dukungan terhadap produksi dalam negeri negara akan mempengaruhi tingkat perdagangan dan investasi Eropa.

Pada awal Juli 2019, pemerintah AS mengumumkan akan menarik lebih banyak bea masuk bagi barang impor senilai empat miliar dolar dari negara-negara Uni Eropa, karena subsidi ilegal yang dikucurkannya negara-negara Eropa kepada maskapai penerbangan Airbus.

Sebelumnya, pada April 2019, Amerika Serikat mengancam akan mengenakan tarif bea khusus sebesar 21 miliar dolar untuk barang-barang dari negara-negara anggota Uni Eropa, karena dukungan Brussels terhadap Airbus. Komisi Eropa juga melancarkan aksi balasan terhadap langkah Amerika Serikat dengan menyusun daftar barang yang dikenai tarif tambahan untuk produk suku cadang otomotif, helikopter dan makanan laut beku. Keputusan ini sebagai tanggapan atas tindakan AS yang menaikkan tarif barang-barang dari  Eropa dengan dalih mengalami kerugian senilai 11 miliar dolar akibat subsidi Uni Eropa terhadap Airbus.

Boeing telah mendesak pemerintah AS untuk mengambil tindakan balasan terhadap langkah Uni Eropa kepada Airbus demi mencegah kabankrutan industri penerbangan raksasa AS ini. Faktanya, Uni Eropa dan Amerika Serikat mensubsidi perusahaan pesawat terbang mereka demi meningkatkan daya saingnya masing-masing dalam produksi pesawat.

Namun, pemerintah Trump berada di garis depan yang ingin memotong bantuan Uni Eropa untuk Airbus, pada saat yang sama bersikeras untuk terus mendukung Boeing. Standar ganda Washington ini tidak bisa diterima oleh Brussels, dan sebagai akibatnya, Uni Eropa mengambil sikap keras terhadap kebijakan proteksionisme dan perang tarif yang dilancarkan Gedung Putih.

 

Presiden AS, Donald Trump

 

Pihak Eropa yang memiliki hubungan perdagangan dengan Amerika Serikat sebelum masa jabatan presiden Trump, bahkan di era kepresidenan Obama mengadakan beberapa putaran negosiasi dengan Washington mengenai Perjanjian Perdagangan Bebas trans Atlantik, kini dihadapkan pada kondisi yang berbeda. Pasalnya, Trump yang kontroversial tidak hanya menghentikan pembicaraan mengenai perdagangan bebas, tetapi lebih jauh menyerukan kenaikan tarif secara  signifikan untuk produk-produk impor Amerika Serikat dari Eropa.

Presiden AS mengancam akan meningkatkan tarif impor dari Eropa. Pada April 2019, Menteri Keuangan Prancis, Bruno Le Maire menyinggung masalah  ini dengan mengatakan, "Mengingat penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi global, dimulainya perang dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa akan menjadi masalah fatal, baik dalam masalah ekonomi maupun politik." 

Eropa percaya bahwa perang dagang akan menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi global dan menciptakan ketidakpastian baru. Secara khusus, konsumen akan menjadi pihak yang paling terpengaruh oleh perang dagang ini, dan harga barang pada akhirnya akan menjadi lebih mahal. Sebagaimana disebutkan Komisi Eropa yang secara resmi memperingatkan dampak negatif dari perang dagang yang disulut AS terhadap pertumbuhan ekonomi Uni Eropa. (PH)