Motif Lawatan Penasihat Presiden AS ke Asia Barat
Penasihat Senior Presiden AS, Jared Kushner telah memulai kunjungannya ke Asia Barat yang menjadi perhatian para pengamat internasional.
Kushner memulai lawatannya dengan mengunjungi Yordania dan Palestina Pendudukan sejak Rabu (31/7) yang akan dilanjutkan ke beberapa negara Arab lainnya.
Menantu Trump ini telah bertemu dengan Raja Yordania Abdullah II di Amman, dan Perdana Menteri Rezim Zionis Israel, Benjamin Netanyahu.
Tampaknya, lawatan Kushner mengejar beberapa tujuan. Pertama dan terpenting dari perjalanan Kushner ke Asia Barat melanjutkan beberapa kali kunjungannya selama tahun 2019 yang bertujuan untuk meletakkan dasar bagi implementasi prakarsa "Kesepakatan Abad". Kushner adalah salah satu arsitek utama dari proyek baru AS di Timur Tengah ini.
Meskipun beberapa aspek dari kesepakatan abad ini, termasuk penyerahan Baitul Maqdis dan Golan ke Israel dan pengumuman Al-Quds sebagai ibukota rezim Zionis secara praktis telah dilaksanakan, tapi secara resmi prakarsa kesepakatan abad belum diumumkan. Kushner yang membuat langkah besar untuk memperkenalkan kesepakatan abad pada KTT Manama yang berlangsung 25 dan 26 Juni lalu akhirnya terpaksa mengakui kegagalannya.
Kini, penasihat senior presiden AS ini melakukan kunjungan ke Asia Barat dan bertemu dengan para pejabat Israel dan sejumlah negara Arab demi menyampaikan masalah kesepakatan abad.
Surat kabar rezim Zionis, Yedioth Ahranoth dalam sebuah laporan menulis, "Setelah berkonsultasi dengan Perdana Menteri Israel, penasihat Trump berencana untuk melakukan perjalanan ke beberapa negara Arab untuk mengajukan proposal dari Presiden AS, Donald Trump,".
Koran Zionis ini menuturkan bahwa Kushner mengajak para pemimpin Arab untuk menghadiri pertemuan Camp David pada September mendatang, dan Presiden AS Trump akan mengumumkan peluncuran kesepakatan abad.
Kedua, tujuan Kushner lainnya melakukan perjalanan ke Asia Barat, terutama ke Palestina pendudukan untuk membantu Benjamin Netanyahu memenangkan pemilu parlemen Israel mendatang.
Pemilihan umum parlemen Israel akan diadakan untuk kedua kalinya dalam enam bulan terakhir pada 17 September. Netanyahu yang gagal membentuk kabinet setelah kemenangan tipis dalam pemilu April 2019 saat ini menghadapi berbagai masalah yang melilitnya.
Kushner dan Trump sebagai pendukung Netanyahu dalam pemilu sebelumnya, tampaknya berusaha membantu Netanyahu dan Partai Likud memenangkan kembali dukungan politiknya dengan mengadakan pertemuan Camp David pada September mendatang.
Tujuan ketiga lawatan Kushner ke Asia Barat adalah untuk menindaklanjuti agenda tekanan maksimum terhadap Iran yang dilancarkan pemerintahan Trump. Oleh karena itu, Brian Hook selaku direktur urusan Iran di kementerian luar negeri AS juga ikut serta mendampingi lawatan Kushner kali ini.
Target kampanye anti-Iran yang dikejar AS berlangsung di saat tensi ketegangan di Teluk Persia sedang memanas, dan Uni Emirat Arab menarik diri dari Yaman serta kunjungan delegasi Hamas ke Tehran untuk bertemu dengan para pejabat Republik Islam Iran.
Kushner berusaha menemui para pejabat tinggi negara-negara Arab untuk membahas masalah Iran demi mencegah normalisasi hubungan antara Iran dan negara-negara Arab di kawasan Teluk Persia terutama Uni Emirat Arab, dan memompa ketegangan regional terus berlanjut untuk kepentingan Washington.(PH)