Barat antara Keuntungan Besar dan Pelanggaran HAM di Arab Saudi
Arab Saudi sekutu terbesar Barat di Asia Barat dan pembeli utama senjata mereka. Setiap tahun Saudi mengeluarkan miliaran dolar untuk membeli dan menimbun senjata Barat. Arab Saudi memiliki catatan terburuk di bidang Hak Asasi Manusia (HAM). Di dalam negeri, Saudi aktif menumpas dan menghancurkan kubu oposisi. Sementara di luar, Saudi membentuk koalisi Arab menyerang Yaman sejak Maret 2015 dan melakukan banyak kejahatan.
Represi opini publik dunia dan rakyat negara-negara Barat membuat negara-negara ini merilis statemen mengecam pelanggaran HAM di Arab Saudi. 24 negara yang mayoritasnya Eropa hari Senin (23/09) di statemennya mengungkapkan kekhawatiran mereka atas aksi penyiksaan, penangkapan ilegal dan proses hukum yang tidak adil.
Barat menyusun statemen anti Arab Saudi karena pelanggaran berulang HAM di negara ini dan dibacakan di perwakilan PBB di Jenewa. Ini untuk kedua kalinya selama enam bulan lalu statemen yang mengecam Arab Saudi dibacakan di Dewan HAM PBB di Jenewa. Statemen ini meminta Arab Saudi memperjelas kasus pembunuhan Jamal Khashoggi, wartawan dan kritikus Saudi di konsulat Riyadh di Istanbul dan menghukum pelakunya.
Khashoggi memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada Selasa 2 Oktober tahun lalu, namun setelah itu, ia tidak pernah keluar. Anis Kalamar, pelapor PBB pada Juni 2019 dilaporannya menyatakan, Pangeran Mahkota Saudi Mohammad bin Salman dan seluruh petinggi negara ini harus diperiksa terkait kasus pembunuhan Khashoggi.
Poin lain di statemen negara-negara Barat adalah ungkapan kekhawatiran atas laporan penyiksaan, penangakapan sewenang-wenang, penghilangan paksa, pengadilan tidak adil dan penyiksaan aktivis HAM di Arab Saudi. Meski ada klaim Mohammad bin Salman terkait pemberian hak perempuan dan sejumlah reformasi sosial, pendekatan Arab Saudi masih tetap menerapkan pembatasan, penangkapan, penyiksaan dan bahkan eksekusi mati aktivis perempuan di negara ini.
Perilisan statemen terbaru 24 negara Barat menunjukkan bijakan sekali tepuk dua lalat Barat terhadap Arab Saudi. Pemerintah besar Barat baik itu negara-negara besar Eropa seperti Jerman, Perancis dan Inggris hingga Amerika Serikat dan Kanada, meski di luarnya mengecam Riyadh karena pelanggaran HAM, tapi di sisi lain memperluas kerja sama militer dan senjata dengan Arab Saudi.
Mereka Barat mengklaim memiliki perhatian khusus terhadap HAM, tapi mereka menutup mata atas kondisi HAM di Arab Saudi dan langkah ilegal serta anti kemanusiaan negara ini seperti pembunuhan Khashoggi dan kejahatan besar koalisi Saudi di perang Yaman.
Menurut Thomas Jäger, analis Jerman: mengingat manfaat besar Saudi bagi Barat, dan khususnya AS, berkas HAM hilangnya Khashoggi dan pembunuhan kritikus Riyadh ini tidak berdampak pada hubungan bersahabat dan menguntungkan ini.
Misalnya, Arab Saudi salah satu pembeli utama senjata Perancis dan senjata ini digunakan secara langsung di perang Yaman dan untuk membantai rakyat tertindas negara ini. Paris meski ada sanksi, namun sampai saat ini masih melanjutkan ekspor senjata ke Arab Saudi. Meski demikian pemerintah Perancis mengklaim bahwa baru-baru ini mereka tidak mengekspor senjata yang secara langsung digunakan di perang Yaman, namun klaim ini dibantah oleh organisasi HAM.
Direktur lembaga pengawas senjata Perancis menyatakan, video yang dirilis menunjukkan senjata Perancis dimanfaatkan untuk melanggar hukum internasional. Meski Perancis memiliki komitmen di bidang penjualan senjata dan juga sikap bersama Eropa, namun data menunjukkan bahwa ekspor senjata negara-negara Eropa ke negara seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab terus berlanjut.
Sejatinya pemerintah Barat tidak melakukan langkah efektif untuk memulihkan kondisi HAM di Arab Saudi atau menghentikan aksi anti kemanusiaan Saudi serta sekutunya Uni Emirat Arab di Yaman karena kepentingan perusahaan raksasa senjata. Sementara partai sayap kiri Eropa dan parlemen Eropa menuntut sikap keras terhadap Arab Saudi. (MF)