Mantan Analis CIA: Saudi tak Mampu Hadapi Iran Sendirian
-
Kenneth Pollack
Seorang mantan analis Dinas Intelijen Amerika Serikat, CIA mengakui bahwa Arab Saudi memiliki kemampuan lebih lemah dari yang diharapkan untuk menghadapi Iran secara militer seorang diri.
Fars News (28/9/2019) melaporkan, analis intelijen CIA yang juga pakar Timur Tengah, Kenneth Michael Pollack dalam artikel anti-Iran di majalah Amerika, Foreign Policy mencatat sejumlah poin penting di tengah paparannya.
Pollack dalam artikelnya berjudul "Trump Beri Iran Lebih dari yang Diimpikannya" menyinggung upaya damai terbaru Uni Emirat Arab dengan Iran, serta penurunan tingkat partisipasi negara ini di perang Yaman.
Ia menulis, UEA adalah negara pertama yang menyadari bahwa ia tidak bisa lagi melindungi diri dengan mengandalkan Amerika, sekarang UEA harus menemukan jalan damai untuk menyelesaikan konflik dengan Iran, sekalipun jika harus menuruti kemauan Tehran.
Ditambahkannya, UEA tidak bisa melawan Iran sendiri. Meski ini bukan pilihan Abu Dhabi, namun tanpa bantuan Amerika, UEA tidak punya jalan lain kecuali berdamai dengan Iran.
Menurut mantan analis CIA itu, keluar dari Yaman bagi Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, sangat memalukan. Saudi lebih membenci Iran dibanding UEA, dan menyerah kepada Iran berarti membantah klaimnya sendiri sebagai pemimpin Dunia Arab.
Pollack menegaskan, meskipun demikian Saudi terus merasa bahwa baginya tidak ada pilihan lain. Saudi tidak punya kemampuan untuk berperang melawan Iran sendirian, terutama jika perang itu berlangsung lama. (HS)