Ketika Turki Merasa Ditikam dari Belakang oleh Negara Arab
-
Hami Aksoy
Meski ada penentangan dari pemerintah dan rakyat Irak serta berbagai partai oposisi serta mayoritas rakyat Turki, petinggi Ankara masih menunjukkan respon negatif terhadap statemen terbaru Liga Arab soal keluar dari Irak.
Sementara itu, para pemimpin kubu oposisi dan sejumlah besar rakyat Turki memprotes kehadiran militer negara mereka di Irak dan Suriah.
Meski ada penentangan ini dan protes rakyat serta kubu politik atas aksi militer Turki untuk menduduki kedua negara tetangga ini, pemerintah Ankara setelah melancarkan operasi Fountain of Peace dan Claw-Eagle, kini merancang operasi darat baru Claw-Tiger di wilayah Irak.
Poin yang patut diperhatikan di masalah ini adalah operasi tersebut bersamaan dengan perilisan statemen Liga Arab.
Juru bicara Kemenlu Turki Hami Aksoy menunjukkan respon negatif atas protes sekjen Liga Arab atas operasi Claw-Eagle militer Turki terhadap pos-pos Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Hami Aksoy, Rabu (17/6/2020) seraya merilis statemen menuding Sekjen Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengabaikan kezaliman dan ancaman PKK terhadap kedaulatan nasional Irak.
Hami Aksoy mengatakan, Ankara menolak setiap respon atas operasi Claw-Eagle yang dilancarkan militer Turki di utara Irak.
Sepertinya seiring dengan berlarut-larutnya kehadiran militer Turki di utara Irak, petinggi Ankara memanfaatkan sikap pemerintah berkuasa di Baghdad menolak statemen sekjen Liga Arab demi kepentingannya.
Ahmed Aboul Gheit dalam pidatonya di acara pembukaan KTT Liga Arab di Tunisia mengatakan, "Eskalasi intervensi dan kehadiran militer Turki telah membuat krisis di dunia Arab semakin berlarut-larut."
Sikap 22 negara anggota Liga Arab kecuali Qatar, kembali menunjukkan bahwa pendekatan negara-negara Arab terkait Irak dan Suriah sebagai dua negara anggota liga ini lebih penting dari sejumlah hubungan politik dan ekonomi dengan Turki dan menurut pandangan anggota liga ini, langkah Turki in sebuah pelanggaran terhadap wilayah negara-negara Arab.
Sementara itu, selama beberapa tahun lalu, pemerintah Erdogan berusaha keras memperluas hubungannya dengan negara-negara Arab, namun sepertinya petinggi Ankara tidak menanti statemen terbaru liga ini. Sikap 22 negara anggota Liga Arab terhadap Turki diambil ketika Ankara memiliki hubungan yang terus meningkat dengan sejumlah anggota organisasi ini.
Oleh karena itu, Koran Sozcu, salah satu koran besar Turki dan anti pemerintah Erdogan di edisi terbarunya di halaman muka menulis, "Bahkan orang-orang Arab menikam kami dari belakang."
Koran Turki ini lebih lanjut mengisyaratkan bahwa Erdogan mengumumkan berkabung nasional untuk kematian raja Saudi sebelumnya, namun kini Riyadh tanpa mengindahkan masalah ini sama seperti negara Arab lainnya menikam Turki dari belakang.
Sikap media Turki ini menunjukkan bahwa pejabat pemerintah dan bahkan komunitas media negara ini syok atas statemen Liga Arab anti Ankara dan faktanya adalah di antara 22 negara anggota organisasi ini, hanya Qatar yang menentang statemen anti Turki.
Sekaitan dengan ini dapat dikatakan bahwa jawaban pedas petinggi Ankara atas statemen negara-negara anggota Liga Arab menunjukkan pejabat pemerintah Turki tidak mengharapkan respon seperti ini. Selain itu, masalah ini mengindikasikan bahwa Ankara tidak memiliki pemahaman yang akurat atas sikap politik negara-negara Arab. (MF)