Putin Serukan Peningkatan Hubungan Rusia-Cina yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya
https://parstoday.ir/id/news/world-i83552-putin_serukan_peningkatan_hubungan_rusia_cina_yang_belum_pernah_terjadi_sebelumnya
Rusia dan Cina, dua kekuatan internasional utama, telah mengambil langkah-langkah penting dalam beberapa tahun terakhir untuk memperluas kerja sama dan mengambil sikap bersatu melawan kebijakan dan tindakan sepihak AS. Pejabat senior Rusia, sambil menekankan ini, ingin mengembangkan hubungan bilateral sebanyak mungkin.
(last modified 2025-11-30T09:45:39+00:00 )
Jul 25, 2020 08:20 Asia/Jakarta
  • Vladimir Putin, Presiden Rusia
    Vladimir Putin, Presiden Rusia

Rusia dan Cina, dua kekuatan internasional utama, telah mengambil langkah-langkah penting dalam beberapa tahun terakhir untuk memperluas kerja sama dan mengambil sikap bersatu melawan kebijakan dan tindakan sepihak AS. Pejabat senior Rusia, sambil menekankan ini, ingin mengembangkan hubungan bilateral sebanyak mungkin.

Presiden Rusia Vladimir Putin memuji pendalaman hubungan Beijing-Moskow dalam sebuah pesan kepada para peserta dalam "Pembicaraan antara Partai Rusia Bersatu dan Partai Komunis Cina" dan mengatakan bahwa hubungan antara kedua negara telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Hubungan Rusia-Cina telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan dipandang sebagai contoh kerja sama antara negara-negara lain di dunia saat ini," kata Putin dalam pesan tersebut.

Vladimir Putin, Presiden Rusia

Putin juga menyatakan keyakinannya bahwa rencana yang diajukan oleh para peserta acara akan memperkuat kerja sama dan kemitraan antara kedua negara.

Rusia dan Cina sekarang memiliki hubungan ekonomi, perdagangan, militer, keamanan, senjata, politik, dan diplomatik yang luas, serta partisipasi kedua negara dalam organisasi dan lembaga regional dan internasional, seperti Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) dan kelompok BRICS. Pendekatan yang sama dengan kebutuhan untuk memperkuat kerja sama regional dan global untuk menyelesaikan masalah, serta untuk melawan hegemoni Barat dan langkah agresif AS di berbagai bidang.

Menurut Matthew Kroenig, pejabat di lembaga Think Tank Dewan Atlantik mengatakan, "Moskow dan Beijing semakin mengadaptasi posisi mereka dalam isu-isu strategis."

Rusia dan Cina telah melihat kerja sama strategis yang dekat dan tumbuh dalam bidang ekonomi, energi dan pertahanan dalam beberapa tahun terakhir, menurut Newsweek. Hubungan ini berpotensi mengganggu keseimbangan kekuasaan di dunia dan menimbulkan keprihatinan mendalam di Washington.

"Upaya yang dilakukan oleh Moskow dan Beijing untuk mengoordinasikan berbagai langkah untuk menyelesaikan masalah-masalah regional dan global yang mendesak akan membantu memastikan keamanan dan stabilitas internasional," kata Putin, merujuk pada kerja sama Cina-Rusia dalam menyelesaikan masalah internasional.

Putin mengacu pada posisi bersama kedua negara di bidang tatanan internasional yang diinginkan, yaitu multilateralisme dan fokus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menyelesaikan masalah dan krisis regional dan internasional, serta pelestarian berbagai kesepakatan dan perjanjian internasional.

Berbeda dengan Amerika Serikat, yang menekankan sistem unipolar dan sepihak serta penggunaan kekuatan semi-kaku, terlebih selama masa kepresidenan Donald Trump, terutama pengenaan sanksi terhadap saingan dan musuh dan bahkan mitra Washington, Moskow dan Beijing melihat sistem internasional saat ini adalah multipolar, dan kekuatan saingan AS sangat menentang tindakan ilegal dan dominannya.

Moskow dan Beijing percaya bahwa perkembangan internasional dan realitas sistem dunia mengkonfirmasi transisi ke sistem multipolar, sementara Amerika Serikat bersikeras untuk mempertahankan sistem unipolar dan berusaha memainkan peran polisi global dalam mengejar tujuan dan aspirasinya secara sepihak.

Menurut Maria Fernanda Espinosa, mantan Ketua Majelis Umum PBB, "Menghadapi gejolak yang terus meningkat di dunia hanya mungkin dalam bayang-bayang "multilateralisme"."

Hubungan AS dengan Rusia dan Cina telah berfluktuasi secara luas sejak akhir Perang Dingin, tetapi sejak Donald Trump menjabat, tren ini meningkat menjadi lebih banyak perselisihan dan ketegangan. Dokumen Strategi Keamanan Nasional 2017 Amerika Serikat mengidentifikasi Cina, dan Rusia sebagai tantangan terhadap kekuatan, pengaruh, dan kepentingan Washington.

Cina dan Rusia

Rusia dan Cina, dua saingan kekuatan internasional AS, telah berulang kali menentang tindakan sepihak dan paksaan AS yang meningkat selama kepresidenan Trump dan menekankan bahwa tindakan itu hanya meningkatkan rasa tidak aman, ketidakstabilan, dan eskalasi ketegangan di berbagai belahan dunia, terutama di Asia Timur dan Asia Barat.

Amerika Serikat, yang mengklaim negara adikuasa dan hegemoni global, telah menghadapi penentangan keras dari Rusia dan Cina dalam banyak masalah regional dan internasional, termasuk posisi kedua negara yang saling bertentangan dengan Amerika Serikat mengenai kesepakatan nuklir JCPOA, krisis Suriah, masalah nuklir Korea Utara dan krisis Ukraina, serta posisi Moskow yang bertentangan dengan Washington tentang perlunya mempertahankan perjanjian pengendalian senjata dan tarif perdagangan.