Ketika Trump Sebut Demonstran Anti Rasial Teroris
https://parstoday.ir/id/news/world-i84881
Seiring dengan meningkatnya aksi protes anti rasis di Amerika Serikat, Presiden Donald Trump kembali menyebut demonstran sebagai teroris.
(last modified 2025-08-04T09:40:01+00:00 )
Sep 02, 2020 16:35 Asia/Jakarta
  • Presiden AS Donald Trump
    Presiden AS Donald Trump

Seiring dengan meningkatnya aksi protes anti rasis di Amerika Serikat, Presiden Donald Trump kembali menyebut demonstran sebagai teroris.

Donald Trump di kunjungannya ke kota Kenosha di negara bagian Wisconsin saat menyebut protes terhadap perilaku polisi tujuh kali menembak seorang pria kulit hitam dari belakang mengatakan, “Ini bukan aksi demo damai, tapi sebuah terorisme dalam negeri.”

Ketika Trump menyebut demonstran di kota Kenosha sebagai teroris dalam negeri, selama beberapa hari terakhir, ia berulang kali menolak mengecam aksi seorang remaja 17 tahun yang menembak tiga demonstran anti rasis di kota Portland, negara bagian Oregon. Remaja pendukung Trump ini membunuh dua orang dan berniat membunuh demonstran ketiga. Meski demikian presiden AS di statemen kontroversialnya mengatakan, sepertinya remaja ini hanya membela diri.

Kerusuhan di Wisconsin 

Selama beberapa pekan terakhir dan seiring dengan kian dekatnya waktu pemilu presiden di Amerika, kekerasan di negara ini meningkat tajam. Dari satu sisi, pemerintah Federal pimpinan Trump meminta polisi dan pasukan garda nasional menumpas demonstrasi warga sekeras mungkin. Di sisi lain, para demonstran semakin marah atas kesenjangan struktural di Amerika dan perilaku kejam polisi. Dengan demikian aksi protes mereka meningkat keras. Oleh karena itu, setiap hari ada berita baru terbunuhnya demonstran dan warga kulit hitam oleh aparat keamanan dan aksi pembakaran oleh demonstran di Amerika. Kondisi ini membuat negara ini di ambang perang rasis.

Muriel Bowser, gubernur Washington DC mengatakan, “Apa yang membuat Saya khawatir adalah Amerika bergerak ke arah perang rasis.”

Sementara itu, kubu anti Trump meyakini bahwa presiden sengaja mengobarkan kerusuhan di negara ini untuk meraih kemenangan di pemilu mendatang.

Adam Schiff, ketua Komisi Intelijen di DPR Amerika mengatakan, “Trump meyakini bahwa kekerasan terhadap demonstran di aksi demo anti rasis akan membantu dirinya di pilpres dan ini sebuah realita menyedihkan dan tragsi terkait kepemimpinan Trump.”

Tudingan seperti ini juga dilancarkan Trump dan pendukungnya kepada Joe Biden, kandidat pilpres dari kubu Demokrat.

Sebelum kunjungannya ke kota Kenosha, Trump mengatakan, “Selama berbulan-bulan Biden mengulang kebohongan besar ini bahwa aksi demo ini dampai. Tidak demikian, ini sebuah kerusuhan. Ini sebuah pembakaran api, perampokan, dan pemberontakan bukan aksi protes damai.”

Bagaimana pun juga terlepas bahwa selama aksi kerusuhan saat ini di Amerika, kubu dan partai mana yang memainkan peran ungul dan kandidat presiden mana yang mengambil manfaatkan politik, yang pasti adalah Amerika semakin terpuruk ke perang rasial dan etnis. Ketidakmampuan pejabat AS menyelesaikan krisis saat ini juga semakin dalam dan berbahaya dan dapat menimbulkan dampak mengerikan bagi stabilitas sosial dan keamanan dalam negeri Amerika. (MF)