Debat Capres AS dan Ucapan "Insya Allah"
(last modified Wed, 30 Sep 2020 13:25:01 GMT )
Sep 30, 2020 20:25 Asia/Jakarta

Debat calon presiden Amerika Serikat berlangsung Selasa malam, 29 September 2020, waktu setempat. Sesi debat pada Rabu pagi waktu Indonesia ini berlangsung panas dan dipenuhi dengan interupsi.

Kedua kandidat, Donald Trump dan rivalnya, Joe Biden saling serang dalam debat yang berlangsung di Cleveland, Ohio, AS. Debat selama 90 menit itu juga diwarnai dengan saling berbalas bicara dan ejekan.

Dalam sejumlah kesempatan, debat tersebut juga diwarnai dengan dengan saling serang pribadi. Trump menyebut Joe tidak cerdas, saat Biden mengkritisi kebijakan Trump terkait pandemi Virus Corona.

"Tidak ada yang cerdas soal kamu, Joe," ujar Trump. Sementara itu, Biden menyebut Trump sebagai badut dan "presiden terburuk yang dipunyai Amerika."

Sejumlah interupsi juga muncul dengan Trump melakukan lebih banyak dibandingkan Biden yang membuat moderator debat berulang kali memperingatkan Trump.

Aksi interupsi Trump membuat Biden sempat kehilangan sejumlah gagasan di awal-awal pembicaraannya, namun semakin mampu beradaptasi dengan berjalannya waktu.

Sejumlah isu muncul dalam perdebatan panas yang dihadiri dengan undangan terbatas, di antaranya masalah COVID-19, rasis, lingkungan, dan ekonomi.

Mengenai isu lingkungan, Trump ditanya tentang kebakaran hutan yang terjadi di AS dan keputusannya untuk keluar dari Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim.

"Jika Anda punya manajemen hutan yang bagus, Anda tidak akan mendapatkan hal seperti ini," kata Trump.

Trump menegaskan bahwa kebakaran hutan terjadi karena lemahnya manajemen kehutanan.

Sementara itu, Biden mengatakan bahwa banyak orang di masa depan akan berpindah ke energi terbarukan, termasuk listrik.

"Memasang 500 ribu stasiun pengisian bahan bakar (listrik), dan di seluruh jalan bebas hambatan di masa depan," kata Biden.

Menurut Biden, untuk mengimplementasikan rencana itu diperlukan Perjanjian Paris.

"Saya akan bergabung kembali dengan Perjanjian Paris," tegas Biden.

 

Ucapan "Insya Allah"

Ada momen menarik ketika capres dari Partai Demokrat Joe Biden melontarkan kalimat "Insya Allah" (Jika Allah Menghendaki).

Ucapan tersebut terlontar ketika Trump tengah dicecar moderator debat Chris Wallace, tentang laporan The New York Times bahwa Trump disebut hanya membayar US$750 pajak penghasilan federal pada tahun 2016-2017.

Dalam sesi debat tersebut, Trump tegas menyangkal laporan The New York Times. Capres dari Partai Republik itu menegaskan telah membayar pajak jutaan dolar selama beberapa tahun terakhir ini.

"(Saya membayar pajak) Jutaan dolar. Dan Anda akan bisa melihatnya," sahut Trump.

Biden tiba-tiba menimpali omongan Trump. "Kapan? Insya Allah?," sahutnya.

Capres Biden menyindir Trump dengan menyebut pajak yang dibayarkan Trump sebagai konglomerat lebih sedikit dari guru sekolah.

"Pajaknya di masa lalu lebih sedikit dari guru sekolah. Orang di luar sana ingin tahu pajak Anda?" ujar Biden.

Trump menghadapi skandal tentang perpajakan dan dokumen tentang kekayaan bisnisnya belakangan. Dia dikritik oleh Partai Demokrat karena tidak mengumumkan pengembalian pajaknya seperti yang dilakukan para pendahulunya.

Dia adalah presiden pertama sejak tahun 1970-an yang tidak mengumumkan pengembalian pajaknya kepada publik, meskipun hal ini tidak diwajibkan oleh undang-undang.

Sementara Joe Biden telah merilis pengembalian pajaknya hanya beberapa jam sebelum debat pertama dengan Presiden Donald Trump. Biden dan istrinya Jill membayar hampir US$288.000 pajak pendapatan tahun lalu. (RA)

Tags