Pembatalan Tuduhan terhadap Morales
Pengadilan La Paz, Bolivia telah membatalkan surat perintah penangkapannya untuk mantan Presiden Evo Morales.
Menurut laporan FNA, Hakim Ketua Lapaz Jorge Quino pada hari Senin (26/10/2020) memutuskan untuk mendukung permintaan Morales bahwa hak-hak dasar mantan presiden Bolivia telah dilanggar.
Pengacara Morales, Wilfredo Chavez, juga mengumumkan bahwa surat perintah penangkapan dan dakwaannya telah dibatalkan.
Gugatan terhadap Evo Morales diajukan oleh Menteri Dalam Negeri Arturo Murillo dari pemerintah sementara Barat Bolivia atas tuduhan "hasutan dan terorisme".
Gugatan itu diajukan tak lama setelah kudeta terhadap pemerintah Evo Morales dan deportasinya.
Pemerintah sementara Bolivia yang pro-Barat telah meminta polisi Interpol untuk menahan Morales, tetapi permintaan itu ditolak oleh organisasi internasional, yang mengatakan bahwa tuduhan itu bermotif politik.
Pembatalan tuduhan terhadap Morales muncul setelah kemenangan Luis Arce, calon partai Gerakan Sosialisme dalam pemilihan presiden Bolivia.
Pemilihan umum presiden Bolivia berlangsung Minggu lalu.
Luis Arce, sekutu dekat mantan Presiden Bolivia Evo Morales, memenangkan kursi kepresidenan dengan lebih dari 52 persen suara.
Pemilu presiden itu dilakukan setahun setelah pemilu 2019 yang kontroversial, yang menyebabkan kudeta oleh sayap kanan dan pengunduran diri serta deportasi Presiden Evo Morales.
Kebijakan anti-kolonial dan anti-imperialis dari para pemimpin kiri Amerika Latin, termasuk Morales, telah membuat negara-negara sayap kiri di kawasan itu berada di bawah tekanan AS yang terbuka dan terselubung.