Didesak Tinggalkan S-400 Rusia, Turki Abaikan Permintaan AS
-
Mevlut Cavusoglu.
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengkritik negara lain karena mencampuri urusan internal Ankara dan mengeluarkan komentar terhadap sistem pertahanan rudal S-400.
Pemerintah Turki menekankan akan tetap mengoperasikan sistem S-400 meskipun terlibat ketegangan dengan Amerika Serikat.
“Permintaan negara lain kepada Ankara supaya meninggalkan S-400 sama sekali tidak dapat diterima,” tegas Cavusoglu di sela-sela kunjungannya di Athena, Yunani, Senin (31/5/2021) malam, seperti dikutip laman Farsnews.
“S-400 seratus persen berada di bawah kendali kami. Kami mengirim spesialis teknis kami (ke Rusia) dan tidak akan ada pakar militer Rusia di Turki. Dalam hal ini, kami melihat desakan negara lain agar tidak menggunakan (S-400) sebagai tidak dapat diterima,” tegasnya.
Sebelum ini, Wakil Menteri Luar Negeri AS, Wendy Sherman mengatakan AS telah menawarkan alternatif lain kepada Turki untuk mencabut sanksi yang dikenakan pada negara itu atas pembelian sistem rudal S-400 dari Rusia.
"Kami telah menawarkan alternatif lain ke Turki, mereka tahu persis apa yang harus dilakukan jika mereka ingin keluar dari sanksi ini," kata Sherman dalam wawancara dengan CNN Turk.
Keputusan Turki membeli sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia telah membuat marah AS dan NATO. Setelah Ankara menolak melepaskan sistem S-400, Washington pun mengeluarkan negara itu dari proyek pengembangan jet tempur generasi kelima, F-35.
Pada Desember 2021, Departemen Luar Negeri AS menjatuhkan sanksi terhadap lima pejabat Industri Pertahanan Turki, termasuk direkturnya Ismail Demir, karena memiliki hubungan dengan unit militer dan intelijen Rusia.
Washington menyatakan bahwa Ankara dikenai sanksi karena secara sengaja bekerja sama dengan perusahaan senjata Rusia, Rosoboron Export dan membeli sistem tersebut. (RM)