Kemampuan Defensif, Kekuatan dan Keamanan dalam Perspektif Rahbar
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan,”Menuntut ilmu di universitas militer dan universitas milik angkatan bersenjata kita merupakan salah satu perbuatan paling mulia dan berharga.”
Setiap pemerintahan berkewajiban untuk menyiapkan keamanan bagi bangsanya dan memberi ketenangan serta kemakmuran kepada rakyatnya. Isu keamanan menurut perspektif agama sangat ditekankan dan dengan merenungkan ayat 112 Surah al-Nahl kita menyadari bahwa dalam pandangan al-Quran kebahagiaan masyarakat sangat tergantung dengan keamanan dan ketenangan mereka.
Revolusi Islam Iran sejak kemunculannya hingga pertumbuhannya memberi perhatian khusus terhadap isu keamanan dan kekuatan nasional. Selama empat dekade sejak kemenangan Revolusi hingga kini, banyak langkah yang telah diambil untuk mencapai keamanan dan kekuatan nasional. Tak hanya itu, di jalan ini, baik militer maupun pasukan relawan rakyat (Basij) telah banyak menyumbankan nyawa dan pengorbanan.
Kini angkatan bersenjata yang terdiri dari militer, Sepah Pasdaran, polisi dan Basij berada di garda terdepan dalam menciptakan keamanan nasional. Mereka juga banyak melakukan aktivitas di berbagai bidang termasuk produksi peralatan militer modern dan menunjukkan kekuatan pertahanan dan defensif Republik Islam Iran kepada dunia.
Ayatullah Khamenei dalam pertemuannya dengan taruna Universitas Imam Ali pada 12 Oktober yang digelar melalui telekonferensi menyebut keamanan memiliki nilai sangat berharga dan mendasar serta unsur vital bagi negara.
Seraya memberi dorongan dan memuji para pemuda yang tengah menimba ilmu di Universitas Imam Ali, Rahbar kepada para taruna ini mengungkapkan, “Menuntut ilmu di universitas militer dan universitas milik angkatan bersenjata kita merupakan salah satu perbuatan paling mulia dan berharga...karena dengan menuntut ilmu di universitas ini para pemuda kita menjadi pasukan bersenjata kita yang menjamin keamanan negara dan keamanan bagi sebuah negara sebuah nilai yang sangat berharga, mendasar dan unsur vital.”
“Tanpa keamanan, seluruh nilai-nilai penting negara akan terganggu; baik kesejahteraan, keadilan, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai penting lain. Oleh karena itu, menuntut ilmu di universitas ini sebuah peluang sangat penting, sebuah perbuatan yang berharga,” ungkap Rahbar saat menjelaskan urgensitas keamanan.
Selain keamanan, kekuatan nasional juga elemen vital bagi sebuah negara. Dengan keberadaan kekuatan yang membuat sebuah bangsa mampu melawan kubu arogan dan memaksanya mundur. Kekuatan, menciptakan keamanan dan pertahanan. Namun dibutuhkan elemen mendasar untuk mencapai puncak kekuatan. Sejatinya kekuatan nasional seperti permainan puzzel yang akan sempurna dengan meletakkan setiap potongan permaian.
Ayatullah Khamenei terkait kekuatan nasional menyebutkan tiga faktor penting bagi terwujudnya keamanan nasional. Ekonomi yang kuat dan stabil, kemampuan dan budaya yang kuat, dan pertahanan nasional yang solid adalah tiga faktor penting yang menjamin keamanan nasional. Ayatullah Khamenei terkait hal ini mengungkapkan, jika manajemen ekonomi, budaya dan pertahanan negara adalah manajemen kuat, aktif, tidak kenal lelah serta dibarengi dengan semangat bekerja maka negara akan maju dan sebaliknya jika hal-hal ini tidak ada, maka negara akan menghadapi kesulitan.
Ekonomi yang kuat dan stabil indikasi manajemen yang kuat dan bertanggung jawab serta faktor yang menciptakan kekuatan bagi setiap negara. Iran juga berusaha untuk mencapai ekonomi seperti ini. Ayatullah Khamenei menyebut bersandar dan fokus pada isu produksi, mencegah anjloknya nilai mata uang nasional secara beruntun dan menutup kebocoran dan pelanggaran sebagai solusi untuk memperbaiki perekonomian nasional.
Rahbar selama bertahun-tahun menekankan peningkatan produksi dan ekonomi muqawama. Rahbar menyebut pelanggaran seperti penyelundupan, impor berlebihan dan praktek korupsi sebagai kendala kemajuan ekonomi. Ayatullah Khamenei mengatakan, “Banyak pekerjaan baik yang telah dilakukan di negara ini, namun pelanggaran ini menjadi kendala...Para pejabat harus berusaha siang malam dan tak kenal lelah serta senantiasa menindaklanjuti pekerjaannya, Insyaallah akan ada perubahan.”
Namun sanksi zalim dan total kubu arogan dunia yang dipimpin Amerika Serikat juga membuat ekonomi Iran menghadapi beragam kendala.
Ayatullah Khamenei mengisyaratkan peran busuk AS di sanksi ekonomi Iran dan menekankan, “Sanksi keji Amerika ini benar-benar sebuah kejahatan...Tidak boleh dilupakan peran keji Amerika....kini kita melawan dan insyaallah represi maksimum ini akan menjadikan wajah Amerika semakin kelam.”
Di bagian lain pidatonya, Rahbar menyinggung ekspresi kepuasan Presiden AS atas gangguan ekonomi dan berbagai kejahatan lainnya terhadap bangsa Iran, dengan menambahkan bahwa sikap bangga mereka terhadap kejahatan semacam itu hanya datang dari orang-orang keji.
"Tapi lihatlah situasi Amerika Serikat sendiri saat ini dengan ribuan miliar dolar defisit anggaran serta puluhan juta kelaparan dan orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan yang menunjukkan kondisi sulit. Sementara itu, bangsa Iran akan mengatasi kesulitan dengan kekuatan iman dan tekad nasional menghadapi pejabat AS yang keji, pengkhianat dan kriminal, dengan menggunakan sanksi sebagai sarana untuk benar-benar memperkuat perekonomian nasionalnya," ujar Rahbar.
"Kebisingan yang dibuat preman global semacam Amerika tidak boleh menggangu kita untuk terus berkarya," tegas panglima besar angkatan bersenjata Iran.
Lebih lanjut Rahbar menyinggung kekuatan defensif dan pertahanan sebagai elemn kekuatan dan identitas nasional yang harus diperhatikan. Sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata, Rahbar mengingatkan bahwa semua aspek kewenangan negara dihitung secara rasional dan tidak berkhayal serta berdasarkan perasaan dan emosi. Perhitungan rasional di pidato Rahbar berarti mengamati dari waktu ke waktu ancaman militer dan kekuatan militer musuh. Artinya, jika musuh meningkatkan kekuatan militernya, kekuatan pertahanan negara juga harus meningkat, dan ini adalah rasionalitas yang sama.
Terkait hal ini Rahbar mengatakan, “Jika sebuah bangsa memiliki kekuatan pertahanan berdasarkan perhitungan seperti ini, maka saat itu para pejabat akan tenang dan juga rakyat. Mereka akan bekerja dengan tenang tanpa khawatir. Oleh karena itu, kekuatan defensif adalah seperti ini.”
Panglima Besar Angkatan Bersenjata Iran mengatakan bahwa alasan omong kosong di Amerika Serikat tentang kemampuan pertahanan, rudal, dan regional Iran adalah perhitungan akurat dan rasional Republik Islam untuk mencapai kemampuan ini.
Menurut Rahbar, "Omong besar pejabat Amerika dipicu ketakutan dan keterbelakangan mereka sendiri. Sebab, dengan agitasi yang berkembang saat ini, Iran masih bisa menjaga institusi kalkulasi rasionalnya, dan Republik Islam akan terus maju di berbagai bidang."
Terlepas dari semua tekanan dan tindakan kriminal yang diambil oleh Amerika Serikat selama masa kepresidenan Trump, rakyat Iran telah menunjukkan bahwa kebijakan domestik dan luar negeri mereka tidak dipengaruhi oleh datang dan perginya orang-orang di Gedung Putih, dan bahwa sanksi akan digunakan sebagai alat untuk benar-benar menstabilkan ekonomi.
Pada saat yang sama, perlu dicatat bahwa Republik Islam telah dan sedang berada di tengah-tengah perang politik, intelektual, perang lunak, dan mungkin konfrontasi yang keras dengan front arogan. Ini berarti bahwa musuh masih belum putus asa untuk mencoba memukul bangsa Iran dan mencoba mempertanyakan kemauan bangsa Iran melalui ancaman dan sanksi.
Mengingat semua fakta ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam, mengacu pada perubahan ancaman, mempertimbangkan berurusan dengan mereka, membutuhkan program baru dan menekankan bahwa penelitian universitas Angkatan Bersenjata Iran harus dapat mengantisipasi ancaman baru dan mengidentifikasi cara untuk menghadapinya.