Imam Khomeini; Tokoh Legendaris Dunia
(last modified Thu, 03 Jun 2021 07:11:28 GMT )
Jun 03, 2021 14:11 Asia/Jakarta
  • Imam Khomeini
    Imam Khomeini

Bulan Khordad di kalender nasional Iran mengingatkan sosok besar dan legendaris yang membebaskan rakyat musilm Iran dan membawa mereka ke puncak keagungan.

Dengan pemahaman realistis tentang hubungan kompleks manusia kontemporer, ia membahas masalah fundamental dalam hidupnya dan, dengan kepribadiannya yang agung dan bijaksana, mendobrak penghalang ketakutan dan penghancuran diri untuk membebaskan sebuah bangsa dari penindasan dan kediktatoran.

Ia seorang pemimpin, guru dan peletak sendi-sendi Revolusi Islam yang menjadi fenomena penting zaman kontemporer kita. 32 tahun sudah berlalu dari kepergian arsitek besar Revolusi Islam, Imam Khomeini. Sebagian orang menilai seiring berlalunya waktu, ingatan akan dirinya menjadi semakin pudar, tapi proses transformasi baru dunia malah membuat jalan dan metodenya semakin hidup di benak umat manusia.

Anggapan umat manusia adalah setelah melewati naik turunya abad 21, manusia akhirnya akan meraih kebahagiaan, kebebasan dan perdamaian senjati. Namun keegoisan, otoritarianisme, dan hegemoni sekelompok orang telah merenggut peluang ini dari umat manusia. Saat itulah seruan kuat dan maknawi Imam Khomeini yang diungkapkan dengan nada tenang dan rasional memainkan peran di ingatan manusia. Imam berkata, "Solusi tunggal bagi kebebasan manusia adalah mengikuti jalan para nabi ilahi, mulai dari Ibrahim, Musa, Isa hingga Muhammad Saw."

Menurut keyakinan Imam Khomeini, akar terbesar kejahatan uma manusia harus dicari di sifat tamak akan kekuasaan dan posisi, di mana sifat ini tersembunyi dengan baik di dalam diri manusia. Manusia di setiap zaman membutuhkan pemimpin yang selain bijaksana dan pintar, juga memiliki karakteristik dar kebesaran tauhid dan cinta kepada rakyat.

Sementara itu, Imam Khomeini sendiri memiliki kakarteristik seperti ini dan berhasil membangun sebuah revolusi besar di abad 20 dan menghidupkan kembali semangat menuntut hak dan nilai-nilai moral manusia dalam bentuk tertinggi di tangah masyarakat.

Visi, metode dan kehidupan Imam Khomeini unik. Dari masa mudanya dan pendidikannya, atmosfir spiritual dan intelektual Imam; Dia tidak memiliki kemiripan dengan para pemimpin politik lainnya. Dia memulai hidup sederhana dengan susah payah. Pada puncak masa mudanya, dia melewati tahapan pemurnian diri dan mencapai tingkat kebatinan dan perilaku spiritual yang tinggi. Dia menghabiskan beberapa dekade mempelajari sains, penelitian dan penulisan.

Dia menulis banyak buku dan melatih banyak siswa. Dalam pergulatan politik, Imam tidak memiliki riwayat keanggotaan atau aktivitas di partai politik manapun. Dia menyeru semua manusia melawan para pengkhianat dan penindas karena mereka adalah manusia dan memiliki sifat mencari Tuhan, mencari kebenaran dan mencari keadilan, dan menilai mereka bertanggung jawab atas nasibnya sendiri. Dia berbicara kepada bangsa-bangsa dan percaya bahwa perubahan besar di dunia tidak dapat dikalahkan jika dilakukan oleh bangsa-bangsa dan massa rakyat.

Jika mereka bangun, mereka dapat mengubah dunia dan membongkar penindasan dan ketidakadilan yang mengatur mereka. Tidak seperti kebanyakan pemimpin politik, Imam Khomeini, alih-alih memikirkan dirinya sendiri dan kepentingan pribadinya, malah memikirkan kesejahteraan rakyat dan, bila perlu, mengguncang lautan manusia.

Yang mendorong Imam Khomeini bangkit melawan situasi saat itu adalah kondisi masyarakat Iran yang minim ajaran agama. Bahkan masyarakat saat itu mengalami kerusakan serius di bidang keyakinan agama dan mazhab. Interpretasi Islam saat itu adalah agama tidak ada urusan dengan hal-hal politik, sosial dan budaya masyarakat, serta hanya mengurusi sebagian ibadah dan amalan individu.

Interpretasi seperti ini terhadap agama selalu sesuai dengan keinginan penguasa dan para diktator, serta disebarkan di tengah masyarakat melalui tangan penguasa sendiri. Menurut perspektif Imam Khomeini, masyarakat Islam setelah meninggalnya Rasulullah Saw mengalami ancaman dan kerusakan, serta masalah ini mencapai puncaknya di era terakhir. Imam berkata, "Ini sebuah rencan setan yang disusun sejak era Bani Ummayah dan Bani Abbas, serta kemudian dilanjutkan oleh setiap pemerintahan dan kini ketika jalur Timur dan Barat terbuka ke pemerintahan Islam, masalah ini mengalami puncaknya bahwa Islam hanya mengurusi urusan individu antara ia dan Tuhannya, serta politik terpisah dari Islam dan seorang muslim tidak boleh ikut campur dan para ulama juga tidak boleh terlibat politik."

Imam Khomeini memerangi anasir keterbelakangan Islam dan berkata, "Di awal Islam sejak zaman Rasulullah Saw hingga tidak ada penyelewengan, politik dan agama menjadi satu." Di bagian lain pidatonya, Imam menyebut efektivitas agama terletak pada intervensi di urusan pribadi dan sosial manusia. Imam mengingatkan, "Slogan politik terpisah dari agama merupakan propaganda penjajah yang ingin mencegah bangsa muslim terlibat dalam menentukan nasib mereka sendiri."

Pidato Imam Khomeini bersumber dari Islam murni dan bahasa fitrah manusia. Apa yang diungkapkan Imam adalah ungkapan hati yang murni dari fitrah dan mayoritas masyarakat. Alasan bahwa ucapan beliau disambut manusia adalah kata-kata beliau bukan bahasa melawan etnis, kelompok atau arus lain, tapi sebuah bahasa manusia yang mencari kesempurnaan, kebenaran dan kebahagiaan dunia, yang berusaha membentuk sebuah komunitas sehat.

Bahasa ini dijelaskan dengan sederhana, mudah dan rasional dalam bahasa orang tertindas dan menderita. Oleh karena itu, wacana ini disambut umat manusia. Jika bahasa Imam Khomeini sampai ke telinga manusia yang belum meninggalkan fitrahnya, maka secara alami ia akan menerima kata-kata Imam tersebut. Di antara wacana Imam Khomeini yang saat ini mendapat sambutan luas di dunia adalah anti ketertindasan, spirit muqawama dan resistensi di hadapan kubu arogan dunia, semangat berusaha dan mencapai kemajuan, menghormati kehormatan manusia, menghormati bangsa lain dan menjaga hak.

Imam Khomeini, dalam rangka mendirikan pemerintahan agama dan mengembalikan agama ke panggung politik dan pemerintahan, menciptakan keyakinan bahwa aturan Islam memiliki nilai intrinsik dan praktis di segala waktu dan tempat, karena undang-undang ini diatur sesuai dengan fitrah dan hakikat manusia. Dan hal-hal fitrah di waktu dan berbagai tempat tidak bisa diubah. Seperti cinta ibu kepada anaknya mengalir dalam semua periode sejarah, maka hukum Islam, yang telah ditetapkan menurut kodrat dan fitrah manusia, selalu langgeng dan dapat ditegakkan.

Imam Khomeini, sebagai pemikir kebangkitan umat Islam, adalah seorang tokoh spiritual. Sebagai seorang ahli hukum Islam, seorang mistikus yang mencari Tuhan, dan seorang pemimpin yang berani dan bijaksana, dia berangkat untuk mereformasi dasar-dasar masyarakat Iran dan, dengan kemenangan revolusi, meletakkan dasar bagi sebuah sistem yang dipengaruhi oleh ajaran Islam. Sistem yang memperkenalkan standar baru dan membentuk budaya asli berdasarkan martabat manusia. Sistem ini, yang dikenal sebagai Republik Islam Iran, dikenal oleh banyak negara saat ini dan menarik bagi mereka.

Dia adalah seorang pemikir yang, dengan pandangan jauh ke depan, mengajukan teori tentang martabat Muslim dan pemberdayaan kaum tertindas di dunia. Mengikuti Imam Khomeini dan pedomannya dalam perang melawan arogansi global membuka cakrawala cerah di jalan menuju pembebasan dari penindas dan hegemoni. Akhir jalan ini ditentukanTuhan dengan munculnya juru penyelamat umat manusia, Imam Mahdi as dan penyelamatan dunia dari kezaliman dan penindasan serta penyebaran keadilan.

Imam Khomeini berkata tentang akhir kemenangan ini: "Tuhan telah berjanji bahwa kaum tertindas dengan rahmat-Nya akan mengalahkan orang yang sombong dan penindas dan menjadikan mereka sebagai imam dan pemimpin. Janji Tuhan sudah dekat. Saya berharap kita akan menyaksikan janji ini dan kaum tertindas mengalahkan kaum arogan."

Saat ini, setelah 32 tahun, posisi pemerintahan Islam yang didirikan oleh Imam Khomeini telah menjadi begitu mapan sehingga kita tidak perlu lagi membuktikan dengan berbagai argumen bahwa Revolusi Islam bukan kebangkitan spontan untuk menggulingkan sebuah rezim. Saat ini di literatur politik dunia dan lebih obyektif darinya, dalam pertemuan ilmiah para pemikir dan politisi dan bahkan pada tingkat negosiasi formal dan pembicaraan para negarawan besar dunia, ada pembicaraan tentang tantangan yang telah diciptakan Revolusi Islam di bidang konstelasi politik dan budaya.

Kebangkitan identitas agama, posisi penting umat Islam dalam persamaan internasional, dan munculnya tanda-tanda kebangkitan bangsa Islam adalah refleksi praktis Revolusi yang pengaruhnya terlihat jelas dalam masyarakat Islam dan dunia kontemporer. Imam Khomeini sosok legendaris yang selalu hidup di mana meneruskan jalan beliau akan memberi kehidupan merdeka, bebas dan tuntutan akan hak kepada manusia.

Mari kita selalu mengingat dan jalan Imam Khomeini yang menurut Rahbar Ayatullah Khamenei  adalah sebuah hakikat yang kekal dan kami mengungkapkan belasungkawa kepada seluruh umat Muslim di peringatan haul manusia besar ini.