Di Balik Atmosfer Pemilu di Malaysia (2, Habis)
Sekitar setahun lalu, menyusul berbagai masalah di dalam pemerintah Malaysia, dan Perdana Menteri, Najib Tun Razak, serta perpecahan di dalam Partai berkuasa UMNO, khususnya mundurnya mantan perdana menteri Malaysia, Mahathir Mohamad dari partai tersebut, membuat negara ini memasuki atmosfer pemilu lebih cepat. Pemilu Malaysia dijadwalkan akan digelar pada bulan April atau Agustus. Dalam hal ini, posisi partai-partai Islam dalam pemilihan sangat penting dan signifikan.
Salah satu fitur politik terpenting di Malaysia adalah adanya banyak partai nasional dan lokal serta pelaksanaan pemilu yang didasarkan pada persaingan partai. Di Malaysia, ada sekitar 40 partai yang umumnya berpartisipasi dalam pemilu dalam bentuk koalisi. Saat ini, koalisi terkuat di Malaysia adalah United Malays National Organisation atau koalisi berkuasa yang dipimpin Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak. Ini adalah koalisi dari 13 partai besar dan kecil, dan Partai Aliansi Barisan Nasional adalah koalisi terbesar Malaysia.
Sebuah survei yang dilakukan perusahaan pemungutan suara independen Merdeka Center pada bulan Desember lalu, menunjukkan oposisi yang mendukung Mahathir tampaknya tidak mungkin menggulingkan koalisi Barisan Nasional (BN) yang berkuasa.

Survei tersebut menunjukkan bahwa meskipun Mahathir adalah bagian BN, perubahan sikap politiknya dalam setahun terakhir yang kemudian puncaknya memutuskan keluar dari BN tahun lalu, belum menjamin para konstituen BN akan memilih pria sepuh tersebut.
Partai BN kendati perolehaan suaranya pada pemilu mendatang diprediksi merosot, partai yang didirikan Mahathir tersebut dinilai masih bisa meraup dua pertiga mayoritas di parlemen, melaporkan pada hari Minggu.
Massa oposisi selama ini beberapa kali menggelar demonstrasi besar-besaran, mendesak Perdana Menteri Najib.
Korupsi yang dilakukan Najib membuat Mahathir yang merupakan PM Malaysia yang paling lama menjabat ini, keluar dari partai petahana UMNO yang dipimpin PM Najib pada Februari lalu. Mahathir kemudian membentuk partai politik baru untuk melengserkan PM Najib.
Aksi kelompok Bersih (oposisi MAMlaysia) sudah beberapa kali dilakukan. Pada tahun lalu, unjuk rasa besar-besaran untuk meminta Najib mundur juga telah dilakukan. Banyak warga etnis minoritas India dan Tionghoa ikut serta dalam aksi protes tahun lalu, yang diikuti sekitar 200 ribu orang.
Sebelum menggelar aksi, kelompok Bersih juga telah menggelar kampanye bertahap selama 6 minggu terakhir di seantero Malaysia.
Ibrahim Tuan Man, seorang pakar politik Malaysia mengatakan, "UMNO dan Aliansi Barisan Nasional yang berkuasa menaklukkan hati masyarakat dan menghindari segala bentuk teror karakter guna memperkuat posisinya dalam masyarakat."
Dalam hal ini, partai-partai Islam seperti Partai Islam Se-Malaysia (PAS) memiliki posisi yang baik dalam masyarakat. Dengan demikian, baik koalisi oposisi maupun koalisi yang berkuasa mencoba menarik dukungan PAS. Partai Islam Se-Malaysia memulai aktivitasnya pada tahun 1951, namun sejak tahun 2015, dengan kepemimpinan Abdul Hadi Awang, PAS berubah dan bahkan sempat tergelincir dan terpecah.
Tidak seperti para pemimpin PAS sebelumnya, dia meyakini kerja sama dengan partai koalisi berkuasa, dan Partai UMNO mencoba untuk membantu kemenangannya dengan meningkatkan posisi Partai Islam, guna mencegah kemenangan kelompok keturunan Cina di berbagai wilayah di Malaysia seperti Kelantan dan Trengganu. Sementara itu, kondisi partai berkuasa UMNO juga tidak begitu baik.
Sebagian analis berpendapat bahwa jika pemilihan umum diadakan pada bulan Juni, karena masalah yang muncul di dalam UMNO, maka kekalahannya di berbagai wialyah perkotaan sudah dapat dipastikan.

Nik Aziz, pemimpin spiritual PAS, yang baru-baru ini meninggal pada usia 84 tahun, sama sekali tidak mendukung kerja sama PAS dengan UMNO dan memperingatkan Abdul Hadi Awang tentang hal ini. Dia juga menyatakan selama masih dia tidak akan membiarkan kerja sama PAS dan UMNO terwujud. Ahmad Awang dan dan Mohammad Sabu, pemimpin PAS sebelumnya, juga sangat menentang kerja sama partai tersebut dengan pemerintah, sementara Abdul Hadi Awang menyetujui kerja sama erat dengan pemerintah Malaysia yang berkuasa dan Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak. Dia menganggap hal itu penting dan bermanfaat bagi kepentingan Muslim Melayu dan untuk mempercepat proses islamisasi Malaysia.
Karpal Singh, ketua Partai Tindakan Demokratik (DAP) mengatakan, "DAP senantiasa menentang pembentukan negara Islam di Malaysia dan tidak berniat bekerjasama dengan partai-partai Islam."
Namun, terciptanya perpecahan dalam tubuh PAS telah menyebabkan disintegrasi di antara anggota berpengaruh di partai tersebut seperti Muhammad Sabu, yang keluar dari PAS dan memulai aktivitasnya di Partai Amanah Negara. PAS Malaysia pada pemilu 2008, mampu menambah kursinya di parlemen dari tujuh menjadi 23 kursi dan memenangkan 21 kursi dalam pemilu 2013. Abdul Hadi Awang berharap dapat meningkatkan jumlah kursi di parlemen dengan bergabung dalam koalisi berkuasa.
Sejumlah tokoh politik di Malaysia percaya bahwa dengan memanasnya atmosfer pemilu Malaysia semakin panas, maka diprediksi akan terjadi perpecahan lebih banyak dalam partai PAS. Sebagian analis berpendapat, partai-partai besar di Malaysia menentang upaya menciptakan masyarakat Islam di Malaysia dan tidak menerima pemberlakuan sebagian undang-undang di hanya sebagian negara bagian saja."
Sementara itu, Mahathir Mohamad, ketua Partai Bumi Bersatu, berusaha untuk merangkul PAS guna memperkuat barisan oposisi melawan Partai UMNO. Mengingat bahwa dewan ulama partai PAS sebagai pilar terpenting partai ini, menghadapi masalah tersendiri untuk memutuskan apakah perubahan jalur PAS dari oposisi menuju partai yang setuju dengan pemerintah, berpotensi menimbulkan perpecahan lebih dalam di tubuh PAS.
Tokoh-tokoh seperti Mohammad Sabu yang keluar dari PAS dan bergabung dengan Partai Amanah Negarah, mencoba mengaktifkan partai yang tidak aktif yang dibentuk pada tahun 1978. Namun, mengingat fakta bahwa Partai Amanah Negara tidak dapat bersaing dengan PAS di sisi finansial, maka kecil kemungkinan kiprahnya akan signifikan pada pemilu di negara ini.

Dari sudut pandang Abdul Hadi Awang, PAS dengan kemampuan identifikasi posisi tepat di arena politik, dapat memperkuat posisinya di Malaysia. Tampaknya Abdul Hadi Awang, dengan berbekal pengalaman sekitar tujuh dekade dalam berbagai aktivitas partai ini, mengharapkan perubahan strategis dan tujuan partai oposisi dengan pemerintah untuk bekerjasama dengan partai berkuasa, guna memanfaatkan celah-celah yang tersedia di antara lapisan-lapisan internal partai UMNO yang menyebabkan keluarnya tokoh-tokoh seperti Mahathir Muhamad. Karena bukan hanya partai-partai besar Malaysia saja yang tidak memiliki kekompakan masa lalu, bahkan melalui partisipasi dengan pemerintah dan pengaruh dalam ketentuan dan perencanaan lebih baik, akan dapat membantu proses islamisasi Malaysia.
Meski PAS percaya bahwa partai rival terpentingnya adalah partai berkuasa UMNO Amnou, namun partai ini juga menganggap kelompok Cina sebagai saingan dan partai lawan utamanya, dan menolak kemenangan partai-partai dengan orientasi Cina di negara bagian dan berbagai wilayah Malaysia.
Oleh karena itu, menurut Abdul Hadi Awang, pandangan dan sikap partai berkuasa memberikan kesempatan baik bagi PAS untuk mereduksi perselisihan internal UMNO dan kekhawatirannya tentang pengaruh kelompok Cina untuk mengkonsolidasikan posisi dan kekuatannya di parlemen dan arena politik Malaysia.