Lintasan Sejarah 11 Agustus 2021
Hari ini Rabu, 11 Agustus 2021 bertepatan dengan 2 Muharam 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 20 Mordad 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Imam Husein as Tiba di Karbala
1382 tahun yang lalu, tanggal 2 Muharam 61 HQ, Imam Husein as, cucu Rasulullah Saw bersama dengan anggota keluarga dan sahabat setia beliau, tiba di tanah Karbala.
Ketika sampai di sana beliau menanyakan nama tempat itu. Ketika mendengar bahwa nama tempat ini adalah Karbala, beliau menangis seraya berkata, "Turunlah kalian. Di sinilah darah kita akan diteteskan dan tempat kuburan kita. Di sinilah kuburan kita akan menjadi tempat ziarah. Begitulah kakekku Rasulullah menjanjikan."
Mendengar seruan ini, para sahabat beliau turun dan menurunkan seluruh barang bawaan. Pasukan Hurr bin Yazid al-Riyahi mengambil posisi di tempat berhadapan dengan rombongan Imam Husein as.
Imam Husein as mengumpulkan seluruh keluarga dan memandangi mereka. Beliau pun menangis. Setelah itu, beliau berkata, "Ilahi! Mereka telah mengusir kami dari tanah suci kakekku. Bani Umayah telah menzalimi hak kami. Ya Allah! Ambillah hak kami dari para lalim dan menangkanlah kami atas musuh-musuh kami."
Ubaidillah bin Ziyad menulis sepucuk surat kepada Imam Husein as yang berisi, "Berita ketibaanmu di Karbala telah kami terima. Yazid bin Muawiyah telah memerintahkanku supaya aku tidak tidur sebelum membunuhmu, atau engkau menerima ketentuanku dan ketentuan Yazid bin Mua'wiyah. Wassalam." Imam Husein as berkata, "Surat ini tidak perlu dijawab, karena Ubaidillah memang sudah ditentukan menerima azab Ilahi."
Setelah Imam Husein as membaca surat Ubaidillah Ibn Ziyad, beliau berkata, "Semoga tidak berjaya golongan yang telah rela membeli keridaan manusia dengan harga amarah Allah (Yaitu lebih mementingkan keridaan manusia atas amarah Allah)."
Beberapa bulan sebelumnya, Imam Husein pergi meninggalkan kota Madinah menuju Mekah dalam rangka penolakannya untuk berbaiat atau berjanji setia kepada Yazid bin Muawiyah yang mengangkat diri sebagai khalifah kaum Muslimin.
Sementara itu, ribuan surat dari warga Kufah disampaikan kepada Imam Husain untuk mengundang beliau agar datang ke kota itu untuk memimpin perjuangan melawan Khalifah Yazid yang sangat kejam. Untuk memenuhi undangan itu, Imam Husein beserta 72 orang rombongan beliau, meninggalkan kota Madinah menuju Irak. Namun, ternyata warga Kufah yang mendapat represi dari pemerintahan Yazid, berbalik menentang Imam Husein, sehingga sebelum sampai ke kota Kufah, Imam Husein sudah dicegat oleh pasukan Kufah dan digiring ke Karbala.
Chad Merdeka
61 tahun yang lalu, tanggal 11 Agustus 1960, rakyat Chad berhasil meraih kemerdekaannya dari Perancis dan hari ini dijadikan sebagai Hari Kemerdekaan Bangsa Chad.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, Perancis menyerang Chad dan dalam tiga tahun, mereka berhasil menguasai Chad dan kawasan ini menjadi jajahan Perancis.
Pada tahun 1958, Perancis memberi status otonomi kepada Chad dan dua tahun kemudian, Chad secara penuh merdeka dan memiliki pemerintahan berbentuk republik. Chad memiliki luas wialayah 1.284.000 kilometer persegi, terletak di bagian tengah Afrika, dan berbatasan dengan Lybia, Kamerun. Sudan, Afrika Tengah, Nigeria, dan Niger.
Syahid Rajai Terpilih Sebagai Perdana Menteri
41 tahun yang lalu, tanggal 20 Mordad 1359 HS, Syahid Rajai terpilih sebagai Perdana Menteri Iran.
Pasca terpilihnya Abolhassan Bani Sadr sebagai Presiden Republik Islam Iran dan kandidat yang diperkenalkannya kepada parlemen tidak lulus uji kelayakan, terjadi perselisihan antara parlemen dan Bani Sadr. Akhirnya disepakati dari lima orang anggota parlemen seorang dipilih sebagai perdana menteri. Setelah melewati pembahasan maraton dan dihapusnya dua orang dari lima orang, maka dari tiga orang yang tersisa memilih Syahid Rajai sebagai perdana menteri.
Dalam sidang parlemen, Syahid Rajai meraih 153 suara mosi kepercayaan dari anggota parlemen. Saat diambil sumpahnya, Syahid Rajai memperkenalkan dirinya dengan tiga pernyataan penting; saya pengikut Imam Khomeini, anak parlemen dan saudara presiden.
Pada awalnya Bani Sadr menolak terpilihnya Syahid Rajai, tapi ketika ia merasa tidak akan berhasil melawan parlemen, akhirnya ia menerima usulan ini. Tapi di setiap kesempatan, ia berusaha melemahkan pribadi Syahid Rajai di depan opini publik. Bani Sadr bahkan tidak segan-segan memakai ungkapan dan sebutan yang jelek dan tidak dapat diterima.
Syahid Rajai berusaha sabar menghadapi serangan dari Bani Sadr. Karena ia tahu posisi yang dipegangnya sangat penting dan di waktu-waktu yang tepat, ia menjawab pernyataan-pernyataan Bani Sadr. Sikap Bani Sadr ini akhirnya sampai pada satu titik, dimana parlemen mengimpeachmentnya dan setelah itu Imam Khomeini memberhentikannya dari jabatannya sebagai presiden Iran.