Aug 15, 2021 07:58 Asia/Jakarta
  • 15 Agustus 2021
    15 Agustus 2021

Hari ini Ahad, 15 Agustus 2021 bertepatan dengan 6 Muharam 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 24 Mordad 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Habib bin Mazahir Ajak Kabilah Bani Asad Bantu Imam Husein

1382 tahun yang lalu, tanggal 6 Muharam 61 HQ, Habib bin Mazahir mengajak kabilah Bani Asad membantu Imam Husein as.

Kuburan Habib bin Mazahir

Umar bin Saad memperoleh sebuah surat dari Ubaidullah yang isinya demikian, "Aku tidak begitu saja menyerahkan pasukan berkuda dan pasukan berjalan kepadamu. Perhatikanlah bahwa aku memberikan tugas untuk melaporkan keadaan di sini setiap hari kepadaku."

Habib bin Mazhahir pada tanggal 6 Muharram 61 HQ meminta izin kepada Imam Husein as untuk mendekati kabilah Bani Asad yang hidup di dekat daerah itu dan mengajak mereka untuk bergabung. Beliau mengizinkan. Habib kemudian mendatangi mereka dan berkata, "Ikutilah perintahku hari ini dan bergegaslah untuk membantu Husein supaya kalian berada dalam kemuliaan dunia dan akhirat."

Sejumlah sembilan puluh orang bangkit dan bergerak menuju Karbala. Akan tetapi, di pertengahan jalan mereka bertemu dengan pasukan Umar bin Saad. Karena tidak memiliki pertahanan yang kuat, akhirnya mereka terpencar dan kembali ke rumah masing-masing.

Habib mendatangi Imam Husein as dan menceritakan peristiwa ini. Beliau hanya berkata, "Laa haula wa laa quwwata illa billah."

Surat Imam Husein as dari Karbala kepada saudaranya Muhammad bin Hanafiyah dan Bani Hasyim, "Seakan dunia sama sekali tak pernah ada (dan demikian inilah dunia yang berkesudahan tanpa arti), sementara akhirat adalah senantiasa."

Allamah Mirza Naini Wafat

85 tahun yang lalu, tanggal 24 Mordad 1315 HS, Allamah Mirza Naini meninggal dunia di usia 80 tahun dan dikuburkan di komplek makam suci Imam Ali as.

Allamah Mirza Naini

Haj Mirza Muhammad Husein Naini Najafi yang lebih dikenal dengan sebutan Mirza Naini, seorang faqih, marji taklid dan sastrawan lahir di kota Nain, Iran pada 1239 HS. Di Isfahan beliau belajar ilmu-ilmu agama kepada Mirza Mohammad Baqir Najafi, Hakim Jangair Khan Qashqai dan Abul Maali Kalbasi. Setelah itu beliau pergi ke Irak. Di Samarra beliau belajar kepada Mirza Bozourg Shirazi dan Sayid Mohammad Fesharaki. Dari Samarra beliau pindah ke Karbala dan belajar kepada Sayid Ismail Sadr dan pindah lagi ke Najaf. Di kota ini, selama bertahun-tahun  beliau belajar kepada Akhond Khorasani.

Mirza Naini akhirnya menjadi guru besar di hauzah ilmiah Najaf. Mereka yang mengikuti kuliahnya seperti Ayatullah Sayid Muhsin al-Hakim, Sayid Mahmoud Huseini Shahroudi, Sayid Jamaluddin Golpaigani, Sayid Mohammad Hojjat Kouh Kamareh-i, Sayid Mohammad Hadi Milani, Sheikh Mohammat Taqi Amoli, Sayid Abul Qasim Khu'i, Allamah Thaba'thabai, Mirza Hashem Amoli dan puluhan ulama besar lainnya.

Di masa Mirza Naini, terjadi revolusi rakyat dengan dipimpin ulama di Iran untuk mencegah meluasnya penindasan dan upaya meraih kemandirian yang dikenal dengan Revolusi Konstitusi. Sekaitan dengan hal ini, Mirza Naini bersama Akhond Khorasani memainkan peran penting dalam revolusi ini. Di tengah-tengah revolusi ini, Mirza Naini menulis karya monumentalnya Tanbih al-Ummah yang membahas berbagai bentuk pemerintahan despotik dan kewajiban para ulama dalam menghadapi pemerintahan seperti ini. Buku ini meningkatkan perasaan anti-despotisme di tengah rakyat Iran dan amat berperan dalam menggalang Revolusi Konstitusional Iran pada periode Dinasti Qajar.

Ketika Inggris menjajah Irak, Mirza Naini mengharamkan rakyat memilih pemimpin kafir di negara Irak yang menyebabkan rakyat bangkit melawan penjajah. Melihat kondisi semacam ini, penjajah Irak mempersiapkan rencana untuk mengasingkan para marji Syiah seperti Mirza Naini dan Sayid Abolhossein Isfahani dan beberapa orang lainnya ke Iran. Namun tekanan rakyat dan ulama membuat pemerintah Irak mengurungkan niatnya dan raja Irak waktu itu meminta maaf dan mengembalikan ulama yang diasingkan itu ke Irak secara terhormat.

Rezim Zionis Mundur dari Jalur Gaza

16 tahun yang lalu, tanggal 15 Augustus tahun 2005, Rezim Zionis Israel terpaksa mundur dari Jalur Gaza di wilayah barat Palestina pendudukan.

Kawasan ini diduduki Israel saat pecahnya perang Arab pada tahun 1967. Israel tetap menolak meninggalkan Jalur Gaza meski telah menandatangani perjanjian damai dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pada tahun 1993 yang menuntut penyerahan wilayah tersebut kepada pemerintahan Otorita Palestina.

Akhirnya kebangkitan rakyat Palestina dan Intifada Masjid al-Aqsa yang dipusatkan di Gaza telah memaksa tentera Israel dan warga permukiman Zionis keluar dari Jalur Gaza. Meski demikian, Israel masih terus melanjutkan agresi brutal dan pembantaian sadis terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

Tags