Sep 14, 2021 18:33 Asia/Jakarta
  • Wisata Kuliner (2)

Budaya kuliner sebagai seperangkat tradisi makan negara mana pun merupakan kategori kompleks yang tidak terbatas pada satu piring makanan atau minuman saja. Tetapi bagian dari warisan budayanya masing-masing negara, bersama dengan sejarah, legenda, musik, prasasti, pakaian, adat dan tradisi serta keyakinan keagamaan yang dianutnya.

Iran memiliki keragaman etnis, budaya dan agama yang menyebabkan tradisi kuliner yang berwarna-warni. Selain itu, kondisi iklim dan habitat yang beragam mendukung keanekaragaman kuliner di negara ini.

Selera makanan orang Iran bervariasi dari utara ke selatan dan dari timur ke barat. Kota-kota dekat laut, misalnya, lebih akrab dengan berbagai makanan laut yang lezat. Orang-orang yang hidupnya terkait dengan peternakan atau pertanian memiliki lebih banyak variasi makanan hewani dan nabati. Kondisi lingkungan dan gaya hidup masyarakat memiliki peran penting dan berpengaruh dalam kemunculan budaya pangan di setiap daerah.

Dengan demikian, sejarah kuno, keragaman etnis dan budaya, serta keragaman iklim dan alam telah menjadikan Iran menjadi salah satu negara dengan keragaman makanan, terutama makanan lokal yang sangat tinggi.

 

Kuliner Iran memiliki 2.500 jenis makanan tradisional dan lokal. Selain berbagai hidangan, makanan, dan makanan penutup Iran, 109 minuman dapat ditemukan di meja warna-warni ini, yang menjadikan Iran salah satu yang terkaya  di dunia.

Selain variasi makanannya, cara memasak makanan Iran juga sangat berbeda. Metode memasak makanan Iran adalah gaya memasak klasik ketiga yang dikenal di dunia setelah gaya memasak makanan Cina dan Romawi.

Hari-hari ini, gaya hidup mekanis menyebabkan banyak orang menyajikan makanan siap saji dan cepat saji. Tetapi di Iran, cara memasak makanan tradisional atau memasak lambat masih memiliki tempat khusus, dan di dapur keluarga Iran, makanan Itu dimasak perlahan sehingga bumbu dalam lauk pauk tercampur dengan baik dan nasi sepenuhnya matang.

 

 

Seni kuliner di Iran memiliki sejarah panjang dan orsinil seperti permadani. Seni yang menyenangkan ini telah dipelihara selama berabad-abad di rumah-rumah penduduk pedesaan dan perkotaan hingga mencapai statusnya saat ini.

Tentu saja jenis kuliner di negara mana pun adalah tanda peradaban dan latar belakang budaya dan sejarah negara itu. Sepanjang sejarah, peradaban terbesar adalah mereka yang memiliki budaya makanan yang luas dan tepat. Mereka tidak hanya menggunakan makanan untuk memuaskan rasa lapar dan menyediakan energi, tetapi juga memiliki aspek lain.

Peradaban Iran juga merupakan salah satu peradaban kuno yang jejaknya dapat dilihat dalam sejarah dunia. Jika kita melihat lebih dekat pada meja makanan Iran, kita menemukan bahwa nilai makanan sangat tinggi di kalangan orang Iran. 

Ketika kita berbicara tentang makanan dan taplak meja Iran, kita sebenarnya berbicara tentang keragaman makanan dan seperangkat kebiasaan makanan yang telah diturunkan dari generasi ke generasi karena latar belakang sejarah, budaya, dan agama orang-orang Iran. 

Di antara kebiasaan makanan tersebut, kita dapat menyebutkan budaya duduk bersama, menghormati orang yang lebih tua, mengatur meja, memperhatikan halal dan haram makanan, dan variasi makanan yang membentuk keseimbangan. 

Kuliner saat itu adalah kebutuhan individu dan sosial. Pada dasarnya orang suka makan bersama akan merasakan kondisi yang lebih baik. Keluarga Iran berkumpul sambil makan dan duduk di meja yang sama.

Etiket lain yang terkait dengan meja Iran adalah kebiasaan keramahan. Artinya, memiliki meja dan mengundang ke meja adalah sarana untuk keramahtamahan dan hubungan sosial serta rasa hormat terhadap teman dan kerabat. Orang Iran menyelenggarakan pertemuan di berbagai kesempatan dan mengundang kerabat dan teman untuk berkumpul bersama untuk berbagi suka dan duka.

 

 

Sajian hidangan kuliner Iran memiliki warna dan aroma tersendiri saat perayaan atau upacara keagamaan. Misalnya, pada perayaan besar Iran kuno seperti perayaan Nowruz dan Yalda, disajikan hidangan khusus yang disiapkan untuk hari-hari tersebut. Misalnya buah delima dan semangka pada malam Yalda atau ikan di hari pertama Nowruz.

Selain itu, dalam upacara keagamaan seperti hari-hari berkabung di bulan Muharram dan bulan Ramadhan, makanan dan persembahan khusus disiapkan untuk hari-hari ini, yang kurang umum pada hari-hari biasa lainnya dalam setahun. Makanan seperti: halim, berbagai sup, kurma, sup kuning, halva dan lainnya.

Salah satu ritual Ramadhan dan hari berkabung di Muharram menekankan masalah aspek amal yang memainkan peran pertama di dalamnya, sehingga meja  memiliki warna dan aroma spiritual. Oleh karena itu, setiap orang bersama-sama saling membantu dan memberikan pelayanan untuk membantu orang lain. Aspek kuliner pada momentum ini bukan hanya mengenai makanan yang dimasak dalam upacara-upacara seperti ini, tetapi juga kekayaan budaya di baliknya.

 

 

Selain aspek budaya dan kebiasaan makanan, tampaknya resep makanan Iran disiapkan dengan sangat hati-hati, di mana orang dapat melihat perhatian pada aspek kesehatan makanan.

Poin-poin ini dipertimbangkan dalam kuliner Iran mengenai apa yang harus dimakan yang baik untuk kita, dan makanan apa yang harus dihindari. Atau bumbu apa yang harus kita gunakan untuk makanan apa pun yang sesuai dengan sifat tubuh kita.

Tradisi kuliner Iran juga mempertimbangkan kontribusi pengobatan tradisional. Formulasi bahan makanan antara dingin dan panas, makanan ringan dan berat, sangat ditekankan saat memasak dan menyajikannya.

Masalah lain yang dipertimbangkan dalam kuliner Iran adalah masalah makanan halal, yang telah ditekankan dalam agama Islam.

Beberapa makanan dan minuman tidak memiliki tempat dalam kuliner Iran, yang merupakan masalah budaya selama berabad-abad dan telah terbukti secara ilmiah.

Budaya yang kaya dari kuliner Iran telah menyebabkan wisatawan domestik dan asing tertarik pada keragaman dan tradisi kuliner Iran  ketika bepergian ke berbagai kota dan wilayah Iran.

Salah satu yang membedakan bangsa dan suku satu sama lain adalah jenis makanan yang dimakan orang, serta cara memasak dan memakannya.

Ketika wisatawan melakukan perjalanan ke suatu negara, salah satu manifestasi berbeda pertama yang mereka lihat adalah ritual makan dan memasak. Hal ini menyebabkan meningkatnya perhatian terhadap wisata kuliner antar negara dari hari ke hari, sehingga selain menghasilkan uang, mereka dapat memperkenalkan aspek budaya, agama, dan sejarahnya kepada masyarakat lain di dunia.(PH)