Lintasan Sejarah 10 Oktober 2021
Hari ini Ahad, 10 Oktober 2021 bertepatan dengan 3 Rabiul Awal 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 18 Mehr 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Pasukan Yazid Serang Mekah dan Nistakan Masjidul Haram
1379 tahun yang lalu, tanggal 3 Rabiul Awal 64 HQ, pasukan Yazid menyerang Mekah dan menistakan Masjidul Haram.
Yazid bin Muawiyah memerintah selama tiga tahunan. Pada tahun pertama kekuasaannya, ia memerintah pasukannya membunuh cucu Rasulullah Saw, Imam Husein as di Karbala dan melakukan kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Islam.
Pada tahun kedua, ia melakukan kejahatan kedua di Madinah dan pasukannya melakukan pembantaian di sana, sehingga kota suci Madinah penuh dengan mayat umat Islam.
Di akhir kekuasaannya, Yazid bin Muawiyah dengan niat hendak menumpas gerakan Abdullah bin Zubair, ia mengirim pasukannya pada 3 Rabiul Awal 64 Hq di bawah komando Hashin bin Numair ke kota Mekah. Dalam serangan ini, mereka mengepung Masjidul Haram dan menyerang Ka'bah dengan katapel raksasa. Serangan ini terus berlanjut, sehingga Hashin dikabari bahwa Yazid telah meninggal dunia.
Jaroslav Hasek Meninggal
99 tahun yang lalu, tanggal 10 Oktober 1922, Jaroslav Hasek, seorang penulis pejuang kemerdekaan Cheko, meninggal dunia.
Dia dilahirkan di kota Praha pada tahun 1889. Pada saat itu, negaranya berada di bawah kekuasaan imperium Austria-Hongaria. Setelah menyelesaikan pendidikannya, Hasek memulai aktivitas perjuangan untuk kemerdekaan negerinya dan karena itu, dia berkali-kali dipenjarakan.
Setelah Perang Dunia Pertama berakhir dan runtuhnya imperium Austria-Hongaria pada tahun 1918, Cheko dan Slovakia merdeka dan mendirikan negara gabungan, yaitu Chekoslovakia. Sebelum masa Perang Dunia Pertama, Hasek telah menghasilkan karya sekitar 500 cerita pendek humor. Karyanya yang paling terkenal adalah "The Adventures of The Good Soldier Scheweik".
Solthan Al-Wa’izhin Wafat
50 tahun yang lalu, tanggal 18 Mehr 1350 HS, Sayid Mohammad Solthan al-Wa’izhin Shirazi meninggal dunia pada dalam usia 75 tahun di Tehran dan dikebumikan di pekuburan umum Abu Hossein.
Sayid Mohammad Shirazi anak Asyraf al-Wa’izhin yang lebih dikenal dengan Akbar Shah, lahir di Tehran kira-kira tahun 1275 HS. Ia menyelesaikan pendidikan dasar hauzah di Tehran dan di usia 12 tahun mengikuti ayahnya ke Irak. Selama dua tahun tinggal di Karbala dan menyelesaikan pendidikan menengah hauzah. Setelah itu bersama ayahnya pergi ke kota Kermanshah dan berdakwah di sana.
Sayid Mohammad untuk kedua kalinya pergi ke Irak untuk menyempurnakan pendidikan agama tingkat tingginya dan setelah itu melakukan perjalanan ke Palestina, Yordania, Mesir dan India. Ia bertemu dengan banyak agama lain seperti Yahudi, Kristen, Brahma dan juga mazhab Ahli Sunnah dan bertukar pikiran dengan mereka.
Al-Wa’izhin Shirazi melakukan dialog dengan dua ulama Ahli Sunnah di Peshawar selama 10 malam dan setiap malamnya lebih dari delapan jam melakukan dialog dengan dihadiri oleh Mahatma Ghandi. Peristiwa dialog ini dipublikasikan oleh seluruh koran India waktu itu dan isinya kemudian dibukukan dengan nama Shabha-ye Peshavar.
Selain buku itu, al-Wa’izhin Shirazi juga meninggalkan karya-karya ilmiah seperti Sad Maqaleh Solthani dar Radde Bar Yahud va Nasara dan Gorouh Rastegaran atau Firqah Najiah dalam dua jilid.