Nov 16, 2021 08:40 Asia/Jakarta
  • 16 November 2021
    16 November 2021

Hari ini Selasa, 16 November 2021 bertepatan dengan 10 Rabiul Tsani 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 25 Aban 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Fatimah Makshumah as Wafat

1242 tahun yang lalu, tanggal 10 Rabiul Tsani 201 HQ, Fatimah Makshumah as, putri Imam Musa bin Jakfar as, imam ketujuh kaum Muslimin, meninggal dunia di kota Qom, Iran.

Fatimah Makshumah as, putri Imam Musa bin Jakfar as

Fatimah Makshumah as dilahirkan di Madinah tahun 173 Hijriah. Fatimah Makshumah as dikenal sebagai seorang perempuan yang suci, berilmu tinggi dan hidup zuhud.

Sekitar tahun 200 Hijriah, kakak beliau, Imam Ridha as dipaksa untuk datang ke Khorasan, Iran oleh penguasa kaum Muslimin saat itu, Khalifah Makmun. Setahun kemudian, Fatimah Makshumah memutuskan untuk pergi ke Khorasan demi menjenguk kakak beliau.

Dalam perjalanan, Fatimah Makshumah singgah di kota Qom, dan setelah 17 hari berada di kota itu, beliau meninggal dunia karena sakit. Kompleks pemakaman Fatimah Makshumah as di kota Qom hingga kini ramai  dikunjungi para peziarah dari berbagai penjuru dunia. Kota tersebut juga menjadi pusat pengajaran ilmu-ilmu Islam dan pusat gerakan revolusi Islam Iran yang akhirnya menang pada tahun 1979.

Hujan Buatan (Rain Making)
 
75 tahun yanglalu, tanggal 16 November 1946 Masehi, seorang ahli meteorologi berkebangsaan Amerika, Dr. Vincent Scahaefer untuk pertama kalinya menciptakan hujan buatan.

Dr. Vincent dengan dibantu oleh seorang ahli kimia Amerika, Irving Langmuir berhasil menciptakan hujan buatan.

Proses pembuatan hujan ini dilakukan dengan menyebarkan gas karbonik (proses super cooling) di udara. Hujan buatan biasanya digunakan di daerah dengan curah hujan rendah. Meskipun hujan buatan telah ditemukan, akan tetapi belum dapat dipergunakan secara luas di daerah-daerah dengan curah hujan rendah, mengingat biaya produksinya tergolong besar.

Wafatnya Allamah Mohammad Taqi Jafari

23 tahun yang lalu, tanggal 25 Aban 1377 HS, Allamah Jafari meninggal dunia di sebuah rumah sakit London dan dimakamkan di Mashad sesuai dengan wasiatnya.

Allamah Mohammad Taqi Jafari

Allamah Mohammad Taqi Jafari lahir pada tahun 1304 HS di kota Tabriz, Iran. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, ia kemudian ke Tehran untuk melanjutkan sekolahnya. Setelah itu ia pergi ke Najaf dan tinggal di sana selama 17 tahun.

Selama belajar di Hauzah Ilmiah Najaf, Allamah Mohammad Taqi Jafari belajar kepada ahli-ahli fiqih dan filsafat terkenal seperti Sayid Abu al-Qasim Khui. Sayid Muhsin al-Hakim, Sayid Abd al-Hadi Shirazi, Sayid Mahmoud Shahroudi dan Sayid Jamal Golpaygani.

Setelah meraih derajat keilmuan dan spiritual yang tinggi, Allamah Jafari mulai mengajarkan ilmunya dan menulis buku. Pada tahun 1337 HS, Allamah Jafari kembali ke Iran. Selain mengajar di Hauzah Ilmiah Mashad dan Tehran, Allamah Jafari juga punya hubungan dengan universitas-universitas Iran. Beliau banyak diundang untuk menyampaikan orasi ilmiah dan menjelaskan masalah-masalah pelik keagamaan. Allamah Jafari juga berpartisipasi dalam kongres, seminar dan bahkan konferensi-konferensi internasional. Beliau menjalin hubungan luas dengan para ilmuan internasional baik lewat surat menyurat maupun wawancara.

Ciri khas penting Allamah Jafari adalah mampu menjembatani antara hauzah dan universitas dan juga antara ilmu klasik dan modern. Allamah Jafari sangat menyadari pentingnya kebutuhan pemikiran dan kebudayaan dunia modern. Dengan mencermati kebutuhan ini, beliau menulis karya-karyanya yang sangat bernilai.

Pengetahuannya yang luas akan fiqih, filsafat, seni dan estetika dalam Islam serta aktivitas keilmuannya selama setengah abad membuat beliau berhasil menulis lebih dari 100 jilid buku. Salah satu karya monumentalnya adalah syarah buku Nahjul Balaghah dalam 27 jilid, Kasyf al-Abyat Matsnawi Ma'nawi dalam 4 jilid, Tafsir va Naghd va Tahlil-e Matsnavi (interpretasi, kritik dan analisa Matsnawi) dalam 15 jilid dan masih banyak lagi karya-karya beliau.

Allamah Jafari juga berdiskusi dengan para ilmuan internasional seperti Sir Bernard Arthur Owen Williams, Bertrand Russell, Profesor Abdussalam, Roger Garaudy dan Profesor Rosenthal.

Allamah Mohammad Taqi Jafari punya perhatian khusus terhadap seni dan sastra dan menghapal lebih dari 100 ribu bait puisi berbahasa Persia maupun Arab. Buku, artikel dan orasi-orasi ilmiahnya di bidang estetika dan seni sampai sekarang menjadi referensi penting seni dalam pandangan filsafat Islam.