Lintasan Sejarah 17 Februari 2022
Hari ini Kamis, 17 Februari 2022 bertepatan dengan 15 Rajab 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 28 Bahman 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Wafatnya Sayidah Zainab Al-Kubra sa
1381 tahun yang lalu, tanggal 15 Rajab 62 HQ, Sayidah Zainab sa, cucu Rasulullah Saw, setelah melalui penderitaan hidup yang amat besar, meninggal dunia.
Sayidah Zainab lahir pada tahun 6 Hijriah dan dibesarkan dengan ajaran Ilahi oleh orangtuanya, yaitu Imam Ali as dan Fahimah az-Zahra, putri Rasulullah.
Pada tahun 61 Hijriah, beliau mendampingi kakaknya, Imam Husein as yang dikejar-kejar oleh pasukan Yazid bin Muawiyah. Sampai akhirnya, rombongan Imam Husain yang terdiri dari 72 orang, termasuk anak-anak dan perempuan, tiba di padang Karbala dan bertempur melawan pasukan Yazid yang berjumlah ribuan orang itu.
Setelah Imam Husain gugur syahid, Sayidah Zainab berperan sebagai penyampai pesan perjuangan abadi Imam Husein kepada umat manusia.
Perundingan Segi Tiga Iran-Irak dan Sekjen PBB di New York
33 tahun yang lalu, tanggal 26 Bahman 1367 Hs, dilakukan perundingan segi tiga antara Iran dan Irak yang dihadiri Sekjen PBB waktu itu di New York.
Perundingan ini dilakukan setelah perundingan beberapa bulan sebelumnya tidak memberikan hasil, bahkan ada kemungkinan perundingan menjadi gagal, Republik Islam Iran menunjukkan niat baiknya kepada masyarakat internasional dan PBB, khususnya Sekjen PBB waktu itu. Hal itu membuat Sekjen PBB meminta kepada Dewan Keamanan PBB agar memberikannya kewenangan yang lebih besar untuk melakukan perundingan dan permintaan itu disetujui.
Sekalipun pihak Irak tidak ingin melanjutkan perundingan dan usulan transparan Sekjen PBB, tapi ternyata perundingan berlangsung cepat dan mencapai kesepakatan yang baik.
Sebenarnya, jalan buntu dalam proses perundingan antara Iran dan Irak di bawah pengawasan Sekjen PBB dan setelah berlangsungnya gencatan senjata dari kedua negara menunjukkan Irak lamban dalam menjalankan isi Resolusi 598.
Arab Maghreb Union Disahkan
33 tahun yang lalu, tanggal 17 Februari 1989, didirikanlah Arab Maghreb Union atau Persatuan Arab-Maghreb.
Persatuan Arab-Maghreb didirikan oleh Lybia, Aljazair, Tunisia, Mauritania, dan maroko.
Tujuan didirikannya Persatuan Arab-Maghreb adalah untuk menjaga kepentingan ekonomi regional dan meningkatkan serta memperluas kerjasama perekonomian dan budaya.
Selain itu, Persatuan Arab-Maghreb juga bertujuan untuk menciptakan pasar bersama Afrika Utara dan mengurangi ketergantungan terhadapa negara-negara Barat.
Namun, perselisihan antara negara-negara anggota, seperti perselisihan antara Aljazair dan MAroko dalam masalah Sahara membuat organsiasi ini tidak mampu merealisasikan tujuan-tujuan tersebut dan oleh karena itu, kini aktivitas organsiasi ini cenderung stagnan.