Lintasan Sejarah 24 Februari 2022
Hari ini Kamis, 24 Februari 2022 bertepatan dengan 22 Rajab 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 5 Isfand 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Sheikh Jakfar Kasyif Al-Ghita Wafat
215 tahun yang lalu, tanggal 22 Rajab 1228 HQ, Sheikh Jakfar Kasyif al-Ghita meninggal dunia di usia 74 tahun.
Sheikh Jakfar Kasyif al-Ghita lahir di kota Najaf pada 1154 Hq dan sejak kecil beliau telah mempelajari ilmu-ilmu agama.
Pada awalnya, beliau mempelajari ilmu-ilmu pengantar kepada ayahnya sendiri dan setelah itu belajar kepada guru-guru besar seperti Sheikh Muhammad Mahdi Qaunawi, Muhammad Baqir Wahid Bahbahani dan Sayid Mahdi Bahr al-Ulum.
Sheikh Jakfar Kasyif al-Ghita kemudian menyibukkan diri dengan menulis dan mengajar yang kemudian melahirkan banyak karya dan murid. Satu dari upaya beliau adalah menghadapi aliran Akhbari yang sangat mementingkan hadis dan berhasil memadamkan fitnah ini.
DK-PBB Keluarkan Resolusi 582 Soal Perang Iran-Irak
39 tahun yang lalu, tanggal 5 Isfand 1364 HS, Dewan Keamanan PBB Mengeluarkan Resolusi 582 soal perang Iran-Irak.
Dua hari pasca dikuasainya kawasan strategis al-Faw, Irak dalam sebuah operasi Val Fajr 8, Irak dan 7 negara anggota Liga Arab meminta Dewan Keamanan PBB mengadakan sidang dan akhirnya pada tanggal 5 Isfand 1364 Hs (24 Februari 1986), DK-PBB meratifikasi resolusi 582.
Dalam resolusi ini, PBB menyayangkan perang berkepanjangan dan komitmen anggota PBB untuk menyelesaikan konflik ini secara damai, sekaligus mengingatkan kedua negara untuk tidak menggunakan senjata kimian dalam perang. Begitu juga resolusi ini tidak menerima upaya menguasai sebuah kawasan dengan kekuatan. Karena hal inilah yang menjadi penyebab perang dan berlanjutnya konflik.
Resolusi ini juga menyebutkan tentang semakin meluasnya serangan militer ke daerah-daerah yang ditempati penduduk sipil, begitu juga serangan terhadap kapal-kapal yang tidak ikut dalam konflik dan kedua negara diminta untuk melakukan gencatan senjata.
Jelas bahwa ratifikasi resolusi 582 hanya akibat dari dikuasainya kawasan al-Faw dan tidak ada pembahasan mengenai sebab perang dan siapa pemicu pertama perang ini.
Menyusul diumumkannya resolusi ini, Republik Islam Iran mengumumkan bahwa bagian dari resolusi yang menghentikan perang masih ada kekuarangan dan tidak dapat diterima, apalagi diterapkan. Irak sendiri mengumumkan bahwa bila Iran menerima resolusi ini secara resmi dan tanpa syarat, maka Irak juga akan melaksanakannya. Dengan demikian, resolusi inipun bernasib sama dengan resolusi-resolusi lainnya.
Satelit NASA Gagal Mengorbit
13 tahun yang lalu, tanggal 24 Februari 2009, sebuah satelit milik Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) jatuh di Lautan Pasifik.
Satelit Orbiting Carbon Observatory (OCO) gagal memisahkan diri dari peluncur satelit, dan terjatuh di lautan dekat Benua Antartika.
OCO adalah hasil proyek selama sembilan tahun untuk memetakan kadar karbondioksida di atmosfer Bumi.
Satelit berbobot 447 kilogram ini terlalu berat untuk mencapai orbit dan meluncur bebas ke Bumi setelah diluncurkan menggunakan Roket Taurus dari Pangkalan Militer Udara Vandenberg di California, Amerika Serikat (AS).
Dalam sebuah pernyataan, NASA mengatakan, "Beberapa menit setelah terbang dari roket Taurus, manajer peluncuran menyatakan keadaan darurat setelah satelit gagal memisahkan diri.
Misi yang memakan biaya US$ 278 juta tersebut dirancang untuk menempatkan satelit OCO di orbit dengan ketinggian sekitar 650 kilometer dari atas permukaan bumi. OCO bertujuan untuk memecahkan masalah perubahan iklim dengan membantu memperkirakan dari mana asal efek rumah kaca dan seberapa besar efek rumah kaca telah mempengaruhi hutan dan lautan.
NASA mengatakan tidak ada ancaman bahaya karena jatuhnya satelit yang memuat bahan bakar hydrazine tersebut.