Nowruz Simbol Perdamaian dan Persahabatan
Setiap hari adalah hari baru, hari untuk memulai hal dari awal, tapi hari-hari baru tersebut bukan "Nowruz" (hari baru).
Benar, Setiap hari adalah hari baru, hari untuk memulai hal dari awal, tapi hari-hari baru tersebut bukan "Nowruz" (hari baru). Nowruz adalah hari baru, di mana dengannya seluruh alam menjadi baru. Bunga-bunga dan pepohonan bermekaran dan menghijau serta tumbuh. Salju dan es mencair serta airnya mengalir ke padang rumput sehingga pohon menumbuhkan daun-daunnya serta menghasilkan buah.
Pemandangan ini membuat kita gembira dan seluruhnya adalah nikmat Tuhan yang diberikan kepada manusia. Semua manusia terlepas etnis, warna kulit dan bahasa berhak untuk menikmati anugerah ilahi ini serta menikmati keindahan alam.
Ideologi ini sepenuhnya kontradiksi dengan monipolisme dan ketamakan. Pemikiran yang didasari perdamaian dan kebebasan serta persahabatan dan kesetaraan manusia, dan Nowruz selama berabad-abad membawa pesan ini.
Nowruz mengingatkan manusia bahwa mereka harus melalui kegelapan, kedinginan dan keburukan dengan segala kesulitannya, dan berpikir akan masa depan yang cerah, hijau dan indah. Alam merupakan guru terbaik, jika manusia bersedia menggunakan telingannya untuk mendegarkan kata-katanya.
Di awal tahun baru Syamsiah, Nowruz dalam bentuk tradisi dan ritual khususnya mengulang banyak pelajaran bagi kita. Salah satu tradisi ini yang dapat diambil pelajaran berharga darinya adalah taplak Haft Sin atau Sufr-e Haft Sin. Haft dalam bahasa Persia berarti angka 7 yang dipercaya memiliki makna tersendiri. Sementara Sin, adalah salah satu huruf Persia dan Arab. Maksud haftsin, tujuh jenis makanan berawalan sin yang wajib ada dalam setiap perayaan tahun baru.. Bangsa Iran selama beradab-abad dan setiap tahun beberapa jam sebelum pergantian tahun, membeberkan taplak yang terdiri dari tujuh jenis.
Ketujuh makanan tersebut antara lain: Sabze (tunas gandum) yang melambangkan kelahiran kembali dan kesuburan; Samanou (semacam dodol dari gandum) sebagai simbol kemakmuran; Sib (apel), menandakan kesegaran dan kecantikan; Sir (bawang putih), melambangkan kesehatan dan kedamaian; Serkeh (cuka), menandakan kelestarian, karena cuka mengawetkan makanan; Somagh (sejenis bumbu dapur dan obat), melambangkan kemenangan atas pengaruh jahat; Senjed (buah pohon lotus), sebagai simbol cinta dan perlindungan.
Sabze melambangkan kesegaran, kelahiran kembali alam dan kegembiraan. Alam tanpa nyawa yang telah melewati musim dingin, kini kembali memulai hari barunya dengan tumbuhnya kecambah dan tunas pohon serta rerumputan serta tanda-tanda kehidupan mulai muncul. Sabze mewakili seluruh alam hadir di taplak Haft-Sin. Keberadaan Sabze yang terkadang dibarengi dengan bunga indah Hyacinthus mengulang pelajaran penting kepada kita. Pertama setelah kematian dan kepunahan, ada kehidupan lagi, dan kita harus memikirkan hari ketika kehidupan akan dimulai lagi sebelum kita tenggelam dalam kegelapan kematian. Pada hari itu, jika kita tidak memiliki bekal yang layak, kita akan menjadi seperti benih yang tidak berguna yang tidak dapat berkecambah dan tumbuh bahkan di musim semi dan kehilangan semua yang disebut kehidupan.
Pelajaran kedua dari Sabze adalah mari kita lupakan kegelapan dan keburukan dan pikirkan kehidupan baru yang penuh kesegaran dan kemurahan hati. Seperti alam, marilah kita melakukan semua yang kita bisa untuk memaafkan orang lain dan berbagi kegembiraan hidup kita dengan orang lain. Kedua pelajaran "Sabze" ini bukannya tidak ada hubungannya karena kedermawanan dan keberbedaan bisa menjadi bekal yang baik untuk hari di mana kita akan memulai hidup kembali.
Sib (apel) adalah simbol keselamatan dan kebugaran. Bangsa Iran dengan meletakkan nampan penuh dangan apel indah dan sehat di taplak Haft Sin, mengharapkan keselamatan bagi semua orang. Hari-hari ini, meski kita menghadapi pandemi Corona, sulit bagi semua orang untuk mencapai impian ini, namun kami tidak menyerah untuk berusaha mewujudkan impian kami dan kami tetap berharap kesehatan yang baik untuk semua. Memiliki kesehatan fisik sangat penting bagi kita semua, tetapi kita tidak boleh lupa bahwa kesehatan jiwa kita lebih penting daripada apa pun.
Corona mungkin bisa membahayakan kesehatan fisik banyak orang, tapi tidak akan pernah bisa mengancam kesehatan jiwa kita. Apa yang mengancam kesehatan jiwa kita adalah budaya palsu dan keinginan manusia yang berlebihan. Sayangnya, banyak media massa saat ini adalah pembawa pesan budaya palsu dan keinginan sesat ini. Dalam serangan media ini, kita perlu lebih memperhatikan kesehatan jiwa kita daripada sebelumnya. Memiliki literasi media dapat membantu kita mencapai tujuan ini. Menariknya, literasi media dalam bahasa Persia juga diawali dengan huruf "Sin".
Bagian lain dari taplak Haft Sin adalah Samanou. Samanou adalah makanan seperti dodol dan manisan yang dibuat dari biji gandum, dan sangat bergizi dan penuh energi. Orang Iran menganggap Samanou sebagai simbol kelimpahan makanan dan dengan meletakkannya di atas meja Haft Sin, mereka berharap semua manusia memiliki makanan yang sehat dan cukup untuk dimakan.
Mereka meminta Tuhan untuk menjadikan tahun yang akan datang sebagai tahun yang diberkati sehingga setiap orang dapat memiliki akses ke makanan sehat. Ini adalah salah satu aspirasi dunia kita saat ini. Selama bertahun-tahun, lembaga dan organisasi lokal, nasional, atau internasional telah bekerja untuk menghapus diskriminasi pangan, tetapi budaya sesat yang sama dan tuntutan yang tidak beralasan dari individu dan pemerintah yang boros telah mencegah terwujudnya aspirasi kemanusiaan ini.
Terlepas dari semua upaya, masih banyak orang di dunia yang tidak memiliki akses ke makanan yang sehat dan cukup, dan yang terburuk, kurangnya akses ini bukan karena kekurangan makanan, tetapi makan berlebihan dan ketamakan dari beberapa orang, menyebabkan makanan menumpuk di sudut dunia dan menipisnya di bagian lain dunia, dan ini adalah bentuk ketidakadilan yang nyata.
Sir (bawang putih) dan Sirke (cuka) keduanya simbol kebersihan dan menghapus kotoran. Salah satunya membersihkan kotoran batin dan yang lain membersihkan kotoran luar. Bangsa Iran meyakini bawang putih sangat bermanfaat bagi keselamatan fisik dan menyembuhkan beragam penyakit serta menggunakan cuka untuk mendisinfeksi lingkungan dan ruangan. Manfaat ini kini telah dibenarkan oleh ilmu pengetahuan baru dan bahkan di kondisi pandemi Corona, banyak dokter yang mengajurkan untuk menggunakan kedua bahan ini.
Namun kehadiran bawang putih dan cuka di atas taplak Haft Sin adalah simbol untuk menyingkirkan segala kotoran dan keburukan. Keduanya mengingatkan kita bahwa kita harus memulai tahun baru jauh dari kekacauan dan permusuhan. Untuk memulai hidup baru seperti alam, kita perlu membersihkan hati dan jiwa kita dari keburukan, kegelapan dan kekotoran. Bersama dengan alam, kita mempraktekkan kebangkitan dan memberi hati kita kesempatan lagi untuk menyegarkan, berkecambah dan menghirup atmosfer cinta dan hasrat. Simbol cinta ini dan keinginan lainnya di atas taplak Haft Sin adalah "Senjed dan Somagh". Orang Iran percaya bahwa aroma bunga senjed meningkatkan cinta hati dan membawa mereka lebih dekat dan lebih rapat seperti biji Somagh.
Jika kita melihat secara sosial semua pelajaran dari Nowruz, kita pasti dapat melihat hubungan yang lebih baik dan lebih tulus antara negara dan pemerintah, dan kita dapat mempertahankan gagasan perdamaian. Dengan pelajaran ini, kita pasti bisa membersihkan dunia kita dari keburukan kekerasan dan perang. Dunia kita akan menjadi apa yang kita pikirkan. Jika pikiran kita ingin mendominasi orang lain dan mengambil bagian dari kehidupan mereka, kita akan memiliki dunia yang penuh permusuhan dan konflik, tetapi jika kita memikirkan dunia yang penuh dengan kemurahan hati, cinta dan keadilan, tidak akan ada jejak kekerasan dan perang.
Ini semua adalah akar pemikiran dan budaya yang memberi keaslian Nowruz dan membuatny abadi selama berabad-abad di tengah masyarakat. Ketika Islam tersebut di wilayah Iran, orisinalitas dan ideologi indah ini tersimpan di Nowruz dan membuat Islam membenarkan tradisi ini, serta mengenalkan bahwa Nowruz waktu untuk berdoa dan bermunajat. Waktu untuk bertobat dari segala dosa dan kesalahan.
Menurut Rasulullah Saw, hari ketika kita tidak melakukan dosa adalah Nowruz dan dosa terbesar adalah menghilangkah hak orang lain dan ketidakadilan. Nowruz bersumber dari ideologi keadilan dan ini adalah yang menjadi landasan munculnya Islam. Oleh karena itu, bangas Iran setelah memeluk Islam, meletakkan al-Quran di taplak Haft Sin dan untuk selanjutnya kitab suci ini tidak lepas dari bagian Haft Sin.
Kita memasuki tahun baru dengan membaca kita suci Alquran dan mengawali musim semi dengannya, serta menegadahkan tangan ke atas dan berdoa kepada Tuhan mengharapkan untuk menjadikan hati kita baru dan indah seperti alam.
"Ya Allah ! Berilah kami kekuatan untuk berusaha meraih cita-cita Islam di bawah ideologi Nowruz. Hapuslah perang, kekerasan dan ketidakadilan di dunia, dan ubahlah benih-benih perdamaian menjadi pohon yang kuat. Amin Ya Rabbal Aalamain"